Malam kembali datang, Frozia duduk termenung di jendela kamarnya, memandangi gelapnya malam. Angin malam menerpa wajahnya, kedua kakinya yang ia lekukkan menyilang dan kedua tangannya ia silangkan ke depan. Rambut hitam nan panjang itu bergerak mengikuti gerakan angin menerpa rambutnya. Suara jangkrik menyahut berirama di malam yang sunyi, besok hari yang ia nanti.
Tangannya menengadah mengeluarkan cahaya biru, matanya kembali berwarna biru yang nampak cantik di gelap malam. Wajah putihnya sangat serasi dengan lensa matanya.
" Saat hari itu tiba, bawalah kotak ke rumah waktu mu. Buka kunci dan temukan kebenarannya" gumamnya.
"Hari itu? Apa maksudnya! "
Frozia mencerna setiap kata yang ada di surat tersebut. Ada banyak teka teki di setiap katanya. Dirinya sedikit tertantang memecahkan misteri ini, tapi di lain sisi ia juga takut akan sesuatu yang besar. Dapatkah ia bisa berhasil, itu yang terbayang di benaknya.
Matanya menangkap sebuah kalender di meja hiasnya. Tunggu, sepertinya ia mengerti arti kalimat itu.
"Hari itu!, Ini semacam sesuatu yang selalu aku tunggu tunggu. Benar, hari kelahiran ku "
"Besok hari ulang tahunku, dan itu hari itu. Jadi hari yang di maksud adalah hari ulang tahun ku. Tapi, apa hubungannya?" Ia kembali membaca kalimat selanjutnya dengan teliti.
"Bawalah kotak ke rumah waktu mu."
"Kotak! Tapi aku tidak punya kotak. "Gumamnya, ia kembali berfikir. Frozia memikirkan kotak yang selalu ia simpan di dalam lemari, apa kah kotak itu yang di maksud.
Ia pun mengambil kotak yang ada di dalam lemarinya. Berdebu, sudah lama sekali ia tidak membersihkan nya.
"Hadiah, hadiah ini di kirim setiap ulang tahunku, besar kemungkinannya ini kotak yang di maksud. Yah, pasti tidak salah lagi. Lalu rumah waktu ku? Tunggu, bukanya momy punya tokoh jam. "
"Hoaammm..."
Frozia tertidur setelah memikirkan jawab dari Kalimat yang membuat kepikiran.
Teng .. teng... Teng ...
Waktu tengah malam tiba, bunyi detak jam memenuhi seisi rumah. Di lantai bawa sepasang suami istri tengah menyiapkan kejutan untuk putrinya. Willson memegang balon dan juga sebuah benda yang sedikit panjang sedangkan Felisha memegang sebuah kue bertuliskan happy birthday.
Keduanya naik tanpa meninggalkan bunyi sedikit pun. Tiba di depan pintu kamar, Felisha langsung membakar lilin berbentuk sembilan belas.
Mereka masuk dengan hati hati.Priiitttttttt......
"HAPPY BIRTHDAY SAYANG....."teriakkan keduanya mengejutkan Frozia, lantas ia pun bangun dan betapa terkejutnya ia melihat Momy dan Dady nya berdiri dengan topi kerucut bergambar Minions.
Air matanya mengalir, ia tak menyangka kedua orang tuanya memberikan hadiah seperti ini. Jujur, ini adalah kali pertama ia melihat keduanya merayakan dengan cara seperti ini. Dan ini membuatnya sangat bahagia.
"Heppy birthday To you.. happy birthday to you.. happy birthday... happy birthday.. happy birthday to you"
Nyanyian keduanya dengan semangat.
" Selamat ulang tahun Putri Momy yang cantik, jadi anak yang selalu momy sayang dan jadi anak yang membanggakan...muach" ujar Felisha memeluk Frozia yang sudah di banjiri air mata.
"Ter terima kasih mom hiks...aku sayang Momy hiks..."balasnya.
"Hanya momy aja? Dady gimana? "Sahut Willson dengan wajah merajuk.
Frozia melepaskan pelukan dan beralih menuju Willson yang langsung saja memeluknya.
"Dady bangga sama kamu sayang. Semoga kau selalu di berkati. Bahagia terus putri Dady. "ucap Willson memeluk erat tubuh Frozia.
"Aku sayang sama Dady. Terima kasih sudah jadi Dady yang terbaik untuk Frozia, aku janji akan jadi anak..."
"Kau tak perlu berubah sayang, cukup jadi dirimu sendiri itu sudah sangat membantu kami" potong Willson.
"Jadilah dirimu sendiri, apa pun yang di katakan mereka pada dirimu. Terima lah, semua orang punya pendapat mereka sendiri dalam menilai seseorang. Jadi, anggaplah bahwa itu sebuah pendorong untuk kau berubah menjadi lebih baik. "Sambung Willson.
"Yah dad. Aku sayang sama Dady"
"Dady juga sayang sama kamu sayang. "
"Sekarang tiup dulu lilinnya..ayo"sahut Felisha.
Frozia mengangguk, dengan merapat kan doa ia pun meniup lilin tersebut.
"Aku berharap, kebahagiaan ini akan terus berlanjut. Terima kasih kepada kalian selalu mendukung Zia. Aku janji akan menjadi yang terbaik, selalu bahagia mom, dad"
"Potong kue nya.. potong kuenya sekarang juga... sekarang juga.. sekarang juga..sayang potong kuenya "
Suapan pertama ia berikan kepada Willson lalu Felisha. Mereka berpelukan hangat dengan senyum merekah di wajah ketiganya.
Pagi hari tiba, kesibukan Frozia hanya membuat geleng-geleng kepala, sekarang dirinya sibuk mencari sesuatu di dalam kado hadiah yang begitu banyaknya.
Setelah lama mencari akhirnya ia mendapatkan nya. Tanpa menunggu lama ia membuka isi kado itu dengan tergesa-gesa.
Di dalam kado hanya terdapat sebuah tas kecil berwarna coklat muda. Tak ada surat seperti biasanya. Ia tak ambil pusing, tangannya masuk ke dalam kantung kecil itu tapi tidak ada sesuatu di dalamnya.
Frozia meletakkan kantung tersebut ke dalam kotaknya. Di dalam kotak itu terlihat sudah sangat penuh untuk menaruh barang-barang nya.
Frozia turun sambil membawa kotak dengan memeluknya. Ia tak menemukan siapapun di rumah karena semuanya sudah pergi bekerja. Frozia masuk ke dalam mobil miliknya dan menuju ke suatu tempat.
Mobil berhenti di tokoh jam. Felisha menatap mobil anaknya yang berhenti di depan.
" Kenapa kau terburu-buru sayang?" Tanya Felisha.
"Hanya ingin bertemu Momy hehehh...aku sangat rindu mom"
"Yasudah, kau tidak sibuk bukan. " Frozia mengangguk.
"Pergilah ke ruangan bawa, ambillah alat pembersih yah. Momy tidak bisa meninggalkan ini. Kau mau kan sayang?"
"Baik mom"patuhnya. Frozia masuk sambil membawa kotaknya.
Debu dan sarang laba-laba menyambutnya. Ini sangat kotor, pikirnya.
Mencoba menyalakan lampu dan tampaklah ruangan yang sangat penuh dengan barang-barang. Ini adalah gudang bawa.
Cit..Cit...
Tubuhnya menegang, suara tikus berhamburan di ruangan dan muncullah seekor tikus besar. Kaget, Frozia berlari sambil membawa kotak tersebut masuk ke dalam sebuah ruangan yang gelap.
Pengap nan gelap, itu yang ia rasakan saat masuk ke dalam ruangan kecil itu. Tak ada satu pun benda yang berada di dalam ruangan tersebut, semuanya kosong.
Tring....
Sebuah cahaya dari jauh muncul begitu saja, kakinya mulai melangkah menuju cahaya itu. Di depan nya kini terdapat pintu yang sangat cantik, corak yang berada di setiap bagian pintu itu terlihat indah di padukan dengan warna putih dan warna biru. Tangannya menggapai pintu tersebut, dingin dan hangat yang ia rasakan.
Tiba tiba ia teringat teka teki yang sudah terjawab sebagian. Sekarang pikirannya mulai menyusun kata demi kata dari jawab yang telah ia dapat.
"Sekarang kuncinya. Emm di mana yah. Ah di kotak. Untung saja aku selalu membawamu..heheheh"
Kunci yang ia dapatkan dari pemberian neneknya waktu itu.
Ceklek...
Suara pintu terbuka. Sebuah cahaya membuat matanya menjadi silau, ia pun menutupi matanya dengan kedua telapak tangannya
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice Magic
FantasyFrozia adalah keturunan dari ratu ice yang berada di dunia yang berbeda dengan dunianya. Dengan kekuatan yang telah hadir sejak ia kecil dirinya mendapat kan sebuah misi dari sang ratu untuk menaklukkan dunia vaganza. Bak cerita dongeng, Frozia kin...