Part 8

15 2 11
                                    

"egg..sstt kepalaku..."

"Aku di mana? Rumah siapa ini? Emm seperti bau darah. APA, DARAH!? "

Yah dia Frozia, entah di mana dirinya terdampar saat ini. Rumah kumuh yang hanya berlapiskan dedaunan dan ranting-ranting pohon. Mata menatap seluruh bagian rumah itu atau mungkin bisa di bilang gubuk.

Set.. sreettt..set.. sreettt..

"Suara apa itu? Siapa di sana? Keluar..a aku tidak takut dengan mu. Hei keluar"serunya sedikit berteriak.

Tuk..tuk.. sreettt.. sreettt

Suara yang semakin kuat dan terdengar jelas menuju ke arahnya. Kain yang menutupi pintu masuk itu bergerak terbuka, Frozia bersiap menyerang dengan berbekal kayu di tangannya.

"Aaaaaaaa..."

Bruk...

Brak..

Mata Frozia membulat sempurna, rumah yang ia tempati berlubang besar, ia sudah menghancurkan dinding rumah kayu ini. Ia kembali terkejut, manusia pendek memakai topi dan baju yang aneh dan lihat tangannya memegang sebuah pisau dapur yang amat besar.

Ia kembali waspada kala manusia di hadapannya menyerang nya tiba-tiba.

"Siapa kau?! Dan di mana ini?! JAWAB?! "

Pria itu maju selangkah mendekati nya.

"Heiiii diam. Jangan bergerak. A.. aku punya senja. Jika kau berani maju...a aku akan membunuhmu" ancamannya, tangannya bergetar memegang vas bunga.

Selangkah lagi pria itu maju.

"Aaahh...berhenti, berhenti di situ. Letakan pisau itu, CEPAT..."

Pria kecil itu menggeleng keras, ia adalah seorang kurcaci dari ras biru.

"Lebih baik kau letakan benda itu orang asing"ujar kurcaci itu berbalik badan.

"Heiiii..kau yang orang asing. Kau yang menculik ku. Kau pasti penculik anak anak bukan!. Ku peringatkan padamu, aku bukan anak anak lagi. Umur ku sudah 19 tahun, dan aku sudah dewasa sekarang"ujarnya, tanpa sadar ia membuka identitas dirinya secara tak langsung.

"Aku tidak bertanya umur mu. Minumlah air itu, lalu kembalinya ke kamar mu, aku  masih punya kerjaan lain"sahut kurcaci, ia pergi, tapi ia masih bisa mendengar suara gadis itu.

"Tidak, aku tidak mau. Kau, kau pasti menaruh racun di dalam air itu. "Balasnya kekeh.

Kurcaci itu menggeleng, tak mengerti jalan pikir manusia itu.

"Kau terlihat pintar, tapi itu hanya di luar nya saja. "Balasnya tajam.

"APA?! "

"Stt..suaramu bising sekali. Aku jadi ragu dengan tubuh mu yang kecil ini, tapi punya suara keras seperti mu"

"Hei, aku tidak kecil" sahutnya marah.

Tunggu, sepertinya ada yang berbeda dari. Tubuhnya menjadi kecil.

"T tidak, tubuh besar ku. Ke kenapa aku jadi pendek seperti ini?! T tidak, ini pasti mimpi. Momy...huaaaa..."

"Dasar orang aneh"kurcaci itu pergi meninggalkan Frozia yang menangis meraung.

Beberapa jam berlalu, Frozia sudah ikhlas dengan tubuh nya yang mengecil seketika. Ia keluar mencari kurcaci itu.

Hutan yang lebat menyapu penglihatannya, keindahan hutan ini sangat berbeda dari hutan hutan lainya. Lihat lah daun berwarna warni sangat indah di pandang mata. Udaranya pun sejuk, tinggi pohon di sini juga berbeda, sangat tinggi mungkin akan mencapai tingginya gedung-gedung kota.

Ah, mengingat kota. Ia menjadi teringat dengan Momy dan Dady nya.

"Apa yang kau lakukan orang aneh? "

"Berhenti memanggilku orang aneh pendek, aku punya nama. Namaku Frozia"balasnya melotot.

"Oh. Ku kira kau tidak punya nama. Kenalkan aku Old, dari ras kurcaci biru"ucapnya.

Frozia meneliti pakai Old dengan seksama. Apa benar ini adalah seorang kurcaci, tapi kenapa tampan.

"Sudah selesai? CK, kau ini berbeda sekali dengan kurcaci, seperti manusia saja"

Deg

Tubuhnya menegang, rupanya kurcaci itu menganggapnya seorang kurcaci yang sama dengannya.

"Ya, yah aku kan hanya bercanda saja hehehe.."ucapnya  pelan mencoba mencairkan suasana.

"Sekarang kau harus membantuku Frozia, ini karena ulah mu yang seenaknya merusak rumahku"

"Heh, itu juga salahmu. Siapa suruh kau yang mengangetkan Ku. A aku kan terkejut karena mu"ucapnya membalas diri.

"Yaya..kau menang. Ambilkan ranting ranting itu"

Dengan sedikit kesal ia berjalan sambil menghentakkan kakinya, mengangkat ranting kecil dan memberikan pada Old.

Saat ini, Old dan juga Frozia tengah menikmati malam yang dingin, di temani bulan yang berbeda dari tempat tinggalnya.
Ketika selesai, Frozia bertanya kepada Old tentang dunia ini,  Old menjawab bahwa sekarang mereka ada di Vaganza.

Mendengar itu ia mengerti ia sudah masuk ke dalam dunia itu, dan ia akan semakin dekat dengan tujuan awalnya.

"Lalu mengapa kau sendiri di rumah ini? Di mana keluarga mu? "Tanyanya.

"Raja OL menahan mereka. "

"Kenapa bisa?"

"Cerita nya panjang Frozia "

"Pendek kan "sahutnya cepat. Matanya menatap mata Old dengan penuh harap, Old yang di tatap hanya menghembuskan nafas lemah, Ia pun mengangguk.

"Mereka di tangkap oleh raja OL, sang kegelapan. Sebelum kejadian itu, aku dan keluargaku hidup rukun dan harmonis bersama. Ayah dan ibuku adalah pelayan ratu terdahulu dan Ayah adalah Mentri kerajaan. Sedang Aku dan adik-adikku berjualan di desa. Hingga hari itu tiba, semua berubah dan itu seperti mimpi buruk untuk ku. Kedua orang tuaku tewas saat menyelamatkan ratu dari sang kegelapan. Ratu yang saat itu tengah kritis, harus melawan sang kegelapan seorang diri. Pemberontak masuk ke desa dan seketika desa menjadi lautan darah saat itu. Aku dan adik-adikku berlari menuju hutan kematian tapi tak di sangka prajurit bayangan menemukan keberadaan kami. Aku mencoba melawan mereka dan menghentikan mereka yang ingin membawa adik adikku. Salah satu dari mereka mendorongku ke jurang dan itu adalah terakhir kalinya aku melihat mereka"

"Dan sampai saat ini aku masih terjebak di dalam hutan ini"ucap Old.

Frozia memandang seduh, ia prihatin dengan kondisi keluarga Old. Pikirannya melayang ke raja OL tersebut.

Ia mengambil kesimpulan bahwa OL itu akan menjadi lawannya. Dan ia harus mencari teman untuk bisa membantunya menjalankan tugasnya.

"Old, aku bisa membantumu menyelamatkan adik adikmu, tapi kau harus membantuku"

"Kau bukan tandingan dia, Frozia. Dia itu jahat, dan kekuatannya sangat besar. "

"Hahahah.. kau belum tau, aku ini adalah pahlawan kalian. Jadi, kau hari ini aku akan mengangkat mu menjadi pengawal pribadiku. "

"Tapi, aku masih ragu. Aku takut sebelum kau bertemu dengannya duluan, kau sudah mati ketakutan " jawab Old santai. Raut wajah Frozia memerah, lihatlah kurcaci di hadapannya yang Songgon ini.

"Lihat saja, kalau aku bisa membuat kita keluar dari hutan ini, kau akan menjadi pengawal pribadiku. Apa kau setuju"

"Baiklah baik, tapi jika kau tidak berhasil. Kau harus jadi istriku, setuju"

Frozia menimbang nimbang, sepertinya tak ada ruginya juga jika ia menikah dengan kurcaci tampan ini. Selebihnya memperbaiki keturunan nya hahaha.

"Oke, setuju"

Old dan Frozia bersalaman. Frozia yakin, ia akan membuat Old kurcaci songgong ini bertekuk lutut di hadapannya.

"Setelah kau jadi istriku, akan ku buat kau menderita...hahaha" ucap batin Old

"CK..dasar kurcaci tua. Awas saja kau" ucap. Atin Frozia tersenyum smir.



Bersambung....

The Ice Magic Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang