part 5

22 6 2
                                    

Di tempat berbeda yang dipenuhi berbagai aura gelap dan makhluk yang berbagai jenis serta rupa. Berkumpul di sebuah menara yang nampak tidak terurus, retakan pada dinding sangat mencolok untuk di pandang. Akar akar pohon merambat ke segala sisi, para makhluk yang haus akan darah berlutut di hadapan pemimpin mereka.

Di depan sana dengan jubah kebesarannya, mahkota serta tak lupa tudung yang menutupi wajahnya serta aura gelap mengelilingi tubuhnya. Yah, dia sang kegelapan atau biasa di panggil OL, Heolstor. Raja dari segala rasa kegelapan, raja dari suruh makhluk dan raja dari dunia vaganza.

" OL"

"OL"

"OL"

"OL"

"OL"

Seruan panggilan menggema di seluruh menara, para makhluk itu terus berteriak memanggil nama sang pemimpi yang duduk tenang di singgasana. Sebuah lekukan di sudut bibirnya membentuk senyum tipis kala mendengar alunan suara yang memanggil namanya. Burung gagak terbang berhamburan menuju tempat perkumpulan.

Burung gagak semakin mendekat dan seketika berubah menjadi seorang kurcaci dengan topi kerucut besar, sambil membawa tongkat dan buku di tangan kirinya dengan langkah menuju sang Ol. Kakinya berhenti sejenak, aroma lain dari mereka masuk ke dalam hidung panjangnya, telinga panjang nya bergerak mendengar detak jantung milik seseorang yang bergerak sangat cepat.

Ia melanjutkan perjalanannya sampai dirinya tiba di hadapan sang pemimpi, OL. 

"Hormat Tuan"sapa kurcaci.

"Apa yang terjadi Blitz? "Suara renda nan tajam menusuk pendengaran kurcaci yang bernama Blitz.

" Kedatangan ham.."

"Langsung saja"potong OL. Blitz mengangguk lalu membuka buku yang tadi ia bawa.

"Buku ramalan telah berjalan, dia cahaya keabadian sudah menunjukan dirinya. Beberapa hari lagi dia akan masuk. Ramalan seribu tahun lalu akan terjadi, dunia ini akan di ambil alih oleh dia.
Pertarungan yang sangat besar kembali terjadi, kegelapan akan musnah dan jiwa yang abadi akan kekal selamanya. "Jelas Blitz. Mulutnya membaca sebuah mantra dan muncullah gambaran di buku ramalan. Kata demi kata tersusun hingga menyatu dalam sebuah kalimat.

Genggaman OL mengeras, telapak tangan nya mengeluarkan asap hitam yang pekat, mata merahnya berubah menjadi hitam, jubah yang ia pakai seperti terbakar oleh api kegelapan. Aura yang keluar dari tubuhnya menggoyangkan jiwa makhluk yang merinding ketakutan.

Duarr...

Ledakan besar menghantam langit dan berubah menjadi sekumpulan kelelawar hitam bermata merah darah, taring yang tajam dan tubuh besar memenuhi langit.

"Temukan dia. Hidup atau mati ke hadapan ku, mengerti"pinta OL.

Seluruh kelelawar pergi menjalankan tugas dari raja mereka.

Melihat kemarahan OL, Blitz kembali bersuara dan itu mengalihkan tatapan OL.

"Tuan, seorang penyusup masuk ke dalam sangkar mu"ucap nya. Ia menunjuk tepat di sekumpulan makhluk tersebut.

OL tersenyum smir, rupanya ada yang mencoba bermain-main dengan dirinya.

Tubuh yang tinggi tegap berjalan dengan mempesona sambil membawa gelas minuman di tangan kirinya. Aura pemimpin nya sangat lekat, pasukannya menunduk tanda hormat padanya.

Ia terkekeh pelan, seperti nya selama ini ia berbalik hati sampai ada seorang penyusup yang masuk sendiri ke wilayah kekuasaan nya.

"Siapa aku? " Teriaknya.

"OL"

"OL"

"OL"

"Yah, aku adalah OL. Raja dari segala raja di dunia"ucapnya.

"Kalian tahu, apa yang terjadi pada penghianat?"

"Mati" seruan semuanya.

"Yah, benar. MATI." Matanya menangkap sosok yang bergetar dengan deru nafas yang sangat cepat.

Pendengaran yang tajam dan mata yang seperti elang mampu membunuh lawan hanya dengan tatapannya.

"Hari ini, aku OL akan menghukum mereka yang berkhianat"ucapnya.

Deg

Kecepatan detak jantung mendengar kata demi kata dari seseorang di depan sana.

Seorang kurcaci kecil menyamar menjadi monster kutub, yah dia memakai ramuan perubah dan berhasil masuk ke dalam sekumpulan para pemberontak. Jantung nya berdebar sangat kencang saat pertama kalinya ia melihat secara langsung pemimpin kegelapan. Ia dapat merasakan aura negatif dari nya.

Nafasnya berhenti sejenak, ia berfikir bahwa sekarang dia sudah ketahuan. Saat langkah kakinya berbalik tubuhnya menegang sempurna, semua mata menuju padanya dan dapat ia rasakan tatapan OL menuju dirinya.

"Setelah berkhianat kau ingin lari, tangkap dia" pinta OL.

Prajurit bayangan terbang ke arah nya dapat ia lihat senyum tipis yang amat menyeramkan itu.

Kurcaci itu hanya bisa meneguk ludah kasar, ia pasrah jika ia harus mati saat ini juga.

Prajurit bayangan tiba di hadapannya salah satu dari prajurit itu memegang tangannya . Ia terkejut dan berakhir berteriak histeris.

Aaaaaaaaa....

Bukk..

Seseorang memukul bahunya, ia membuka mata. Tak ada yang terjadi padanya dan kemana para prajurit itu pergi.

"Apa yang kau lakukan ha?!" Tanya makhluk berkaki kambing dengan tanduk panjang di hadapannya.

"Tidak, hanya..."

Bless....

Suara pedang memotong dengan tajamnya, ia terkejut. Rupanya bukan dia tapi orang yang ada di sebelahnya.

Kurcaci itu melanjutkan jalannya dengan mengendap-endap dari barisannya. Saat melihatnya sudah tidak ada di dalam barisan OL mengangguk, makhluk berkepala kerbau dengan mata besarnya dan senjata besar nan tajam itu mulai menjauh dari gerombolan nya mengikuti sasaran.

OL hanya menggertak dengan membunuh, dan berhasil. Ia membuatnya selamat tapi itu tidak akan lama.

Sekarang di dalam hutan yang lebat terjadi aksi kerja kejaran yang di lakukan oleh makhluk berkepala kerbau dan seorang kurcaci kecil. Dengan cepat kurcaci itu sampai di sebuah tebing yang curam, ia berhenti tepat di pinggir jurang yang datarnya tak terlihat sedikit pun.

"Tuan ku sudah berbelas kasih atas nyawamu. Sekarang sudah waktunya kau ku bunuh ..argh... "

"Kalian yang bodoh. Dia akan membunuh kalian semua, sebaiknya kali..."balas kurcaci sambil berjalan mundur.

"DIAM KAU. Kau dan ratu mu itu tidak ada apa-apa nya dengan tuan ku. "Teriaknya murka.

"Jendral, kau akan menyesalinya. Lihat apa yang akan terjadi sebentar lagi. Kau dan mereka masih punya satu kesempatan lagi, sebelum semuanya kembali "mata kurcaci itu menatap mata sang kerbau, ia melihat asap gelap yang menyala di mata sang jendral.

Ia telah di kendalikan oleh sihir gelap, karena hatinya yang iri terhadap saudara nya yang berstatus tinggi darinya.

"Kau sudah di kendalikan jendral. Kembalilah bersama kami. Aku pastikan kau tidak aka.."

"Aku tidak Sudi kembali, lebih baik kau MATI.."

Akibat menghindari palu besar tanpa sadar kakinya terpeleset dan berakhir tubuhnya jatuh ke dalam dasar jurang yang dalam.

"Dia akan kembali, menghancurkan kalian...khiaaaaaaaaa......"

Tubuh kurcaci tak terlihat lagi, sang kerbau tertawa jahat melihat teman kecilnya mati sia sia sebelum ia membunuhnya.

Ia pun kembali, melaporkan tugas yang telah ia selesaikan. Di perjalanan hatinya sedikit ragu dengan apa yang telah ia perbuat. Tapi itu seakan angin lalu buatnya karena seketika tubuhnya mengeluarkan asap hitam dan itu menambah aura gelap dalam dirinya.



Bersambung...

 



The Ice Magic Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang