Part 17

0 0 0
                                    

Kurcaci biru, mereka memiliki tubuh yang sedikit lebih tinggi dari pada kurcaci merah. Pakaian  yang mereka kenakan mempunyai ciri khas yang unik, terdapat lonceng di ujung topi kerucut, dan baju yang berwarna biru. Kurcaci biru menetap di satu tempat saja berbeda dengan kurcaci merah yang sering berpindah-pindah.

Mereka adalah pengrajin serbuk biru yang memiliki kekuatan yang dapat menerbangkan siapa saja yang terkena serbuk biru tersebut. Seperti serbuk peri. Tetapi, di sini beda nya serbuk dapat menyembuhkan dan menumbuhkan tanaman.

Di wilayah kurcaci biru di kelilingi hutan salju yang semuanya berwarna putih. Mereka hidup di daerah yang dingin sebab itulah mereka menetap di satu tempat saja.

"Selamat datang tamu terhormat. "Sapa kepala suku

Ke empat nya masuk ke dalam sebuah gua yang cukup besar. Frozia terdiam menggenggam salju putih dan tanpa ia sadari rambut hitam miliknya berubah menjadi putih dengan mata biru serta aura tubuhnya.

Tak ada seorang pun yang menyadari perubahan nya sebab wajah dan seluruh tubuh di tutupi jubah besar yang hampir menyembunyikan dirinya.

"Selamat datang di dunia vaganza, Zia. Sang penguasa baru"

"Cahaya gelap menyelimuti aksara, bumi bergetar suara bergemuruh kekuatan Dewi telah bangkit, hilangkan kegelapan sebelum mentari datang"

" Kembalikan kebahagiaan dan kesejahteraan dunia ini, wahai sang penguasa baru. Aku titip kan pada mu dunia ini, Frozia. "

Suara tersebut menghilang dan Frozia kembali ke dunia nyata.

"Ada apa dengan mu, Frozia? Kau baik baik saja? " Tanya old memapah tubuh gadis itu yang seketika lemas.

"Aku tak apa. Terima kasih"ucapnya pelan. Keduanya masuk dan berkumpul bersama yang lainnya.

"Ada apa dengan Frozia, old? "Tanya paman beruang membantu memegang Frozia dan mendudukkannya di samping nya.

"Aku baik, paman. Hanya sedikit pusing saja"

"Minumlah ini nona, tubuh anda akan membaik jika meminum ramuan ini" sahut kepala suku sembari memberikan cawan. Frozia meminum ramuan tersebut, tiba2 cahaya terang memenuhi tubuh nya hingga menyilaukan mata semua orang.

Tubuh yang semulanya kecil berubah seketika menjadi tubuh manusia asli nya. Wajah cantik, kulit putih, rambut hitam, mata biru, ia kembali ke penampilan awalnya.

Semua yang berada di situ terkejut dengan wajah tercengang. Kecantikan yang belum pernah mereka lihat di dunia ini. Ah, mereka lupa bahwa gadis cantik ini seperti ratu terdahulu.

Kepala suku bergerak dan langsung menunduk hormat di ikuti kurcaci biru lainnya.

"HORMAT KAMI PADA SANG BINTANG"

Old tertegun di tempat begitu pun paman beruang dan Vivi.

Mata Vivi yang tadi nya datar kini berubah menjadi tersenyum manis.

"Hahh aku kembali"gumamnya. Merasakan tubuhnya yang ringan bak seperti kapas.

"Eh, mengapa kalian bersujud? Bangunlah paman. Aku aku Frozia, jangan takut" ucap nya memegang punggung kepala suku untuk segera bangkit.

"Kaulah orang itu nona. Akhirnya, penantian kami tidak sia sia. Zerun, ambilkan bola cahaya. "Kurcaci bernama zerun berlari masuk dan keluar dengan sebuah bola yang transparan.

Sang kepala suku menggenggam bola tersebut lalu mulutnya membaca mantra, tak lama bola tersebut berwarna biru bercampur kuning emas. Sebuah gambaran tentang seorang gadis yang melawan raja kegelapan dan akhirnya membawa kemenangan.

Tapi, ada yang aneh dari gambaran tersebut, sebuah slide yang berwarna abu dan tak kasat mata. Frozia merasakan debaran kencang saat sebuah kilasan seorang pria terlihat berdiri tegak dari balik punggungnya.

'ada apa dengan ku? ' pikir nya

"Nona, ini adalah gambaran kedepannya. Masa depan kami ada pada mu. Kami sudah menunggu mu berabad abad lamanya. Dan, hari ini penantian kami terbayar kan, kami suku kurcaci merah  akan berbakti seumur hidup dan mati kami pada mu nona dan nyawa serta raga kami berikan untuk negeri ini" ucap sang kepala suku, lalu menunduk hormat diikuti seluruh kurcaci merah.

Frozia mengulurkan tangannya menyentuh pundak sang kepala suku. Kepala suku tertegun merasakan aura gadis di hadapannya, warna mata berubah menjadi biru cerah, aura pemimpin seketika menguak ke seluruh tempat, rambut yang tadi nya hitam berubah menjadi seputih salju, sebuah tanda terukir di jidat Frozia melambangkan kristal salju.

Aura yang ia keluarkan seketika membungkus semua yang ada di dalam gua tersebut, bahkan old yang biasanya bercanda kini terdiam dan menunduk hormat.

"Aku telah melihat kesungguhan dan kemuliaan di hatimu. Aku memberi mu berkat dan akan selamanya menjadi pemimpin di wilayah kurcaci merah"

"Aku ratu kalian menerima kebaktian mu padaku dan untuk negeriku"

"Terima kasih ratu ku" seru sang kepala suku menunduk hormat tak berani menatap secara langsung.

"Paman beruang dan old ke marilahpaman dan old maju dan bersujud hormat pada sang ratu.

"Aku memberikan tanggung jawab ini pada kalian berdua, jaga dan lindungan lah calon penerus ku selama perjalanan nya. Dia yang akan Mengantikan peran ku. Dialah sang terpilih. "

"Jangan menentang sebuah perasaan jika tak ingin kehancuran, itu adalah pesan untuk mu old"

"Baik ratu, akan ku ingat"balas old.

"Hamba siap menerima tugas dari ratuku" ucap paman beruang dan old secara bersamaan.

Tak berselang lama cahaya terang itu kembali meredup dan tubuh Frozia seketika luruh jatuh ke tanah jika saja old tidak menangkap nya lebih cepat.
Dan untung saja penampilan nya pun berubah menjadi kurcaci semula.

Di alam mimpi, Frozia menatap luruh sebuah genggaman erat di tangannya. Seorang pemuda membawa nya berlari di antara bunga tulip yang bermekaran.
Angin sepoi menerbangkan anak rambut nya hingga sedikit menghalangi penglihatannya.

Tubuh tegak pria itu berlari membelakangi nya. Cahaya menyilaukan saat ia ingin melihat wajah pria itu tapi sayang sebuah tangan menutupi kedua matanya.

"Aku merindukan mu, Zia. Aku ada di dekat mu tapi aku tak bisa menggapai mu"

"Siapa kau? Aku tidak mengenal mu. Lepaskan tangan mu dari mataku sekarang, atau aku akan memukul mu" ucap Frozia, ia ingin menggunakan kekuatan tapi entah mengapa ia seperti tidak merasa kekuatan di tubuhnya sama sekali.

"Kau tak bisa menggunakan kekuatan mu itu sayang. Ini adalah dunia ku, dan hanya aku yang bisa menyentuh mu" sebelah tangan pemuda itu menarik pinggang Frozia untuk menjadi lebih dekat padanya.

"Memang nya kau siapa? Dan di mana aku? " Tanyanya.

"Aku adalah pemujamu ratuku, aku adalah milik mu dan begitu pun kau adalah milikku" balasnya sambil mengeratkan pelukannya.

"Aku bukan milik siapa pun, aku adalah aku. Aku tidak mengenal mu jadi jangan sok kenal yh"

"Hahaha kau sangat lucu sayang. Bagaimana aku bisa melepaskan mu, kalau kau selucu ini. Aku semakin tidak rela jika kau pergi dari sini. "

"Lepaskan tangan mu dari mataku bodoh. Kau tuli yah" habis sudah kesabaran Frozia yang hanya sebatas tisu toilet itu.

"Baiklah baiklah. Aku akan melepaskan nya tapi aku ingin hadiah ku"

" Hadiah apa yang..."

Cup

Frozia terdiam membeku. Pipinya tak suci lagiii...

"Aku sudah mendapatkan nya, jadi bersenang senang lah sayang, suatu hari nanti aku akan menjemputmu, pulang"

Setelah itu sebuah cahaya menyilaukan menusuk penglihatan hingga semuanya menjadi gelap.



The Ice Magic Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang