Part 14

8 2 1
                                    

"kau sangat cantik, Zia. Mau kah kau menikah dengan ku?"ucap pria bermata merah tersebut sambil memegang satu buket bunga mawar merah di kedua tangan.

"Ak aku mau..."senyum pria itu terbit mendengar ucapan sang gadis.

"Secepatnya, aku akan mengumumkan hubungan kita dan akan menggelar acara pernikahan. "

"Apa itu tidak terlalu cepat, liver? Bagaimana dengan bangsamu? Aku takut mereka akan menentang dirimu? "Seru wanita itu.

"Fokuslah dengan kerajaan mu, Zia. Kau tak perlu khawatir, biar aku yang mengurus mereka. "

"Kau yakin? "Pria itu mengangguk.

"Aku menyayangimu liver"ucap wanita itu dengan tulus.

"Aku tahu itu"balas pria tersebut sambil memeluk tubuh wanitanya.

"Hah..haa...."

"Mimpi itu lagi? "Oliver atau raja OL terbangun dengan keringat dingin di sekujur tubuh.

Beberapa hari terakhir ia sering bermimpi aneh, dan hanya menampilkan kedua manusia yang berbeda jenis.

"Sebenarnya dia, siapa? Zia? sudahlah, mungkin hanya bunga mimpi. " pemuda itu beranjak turun mengenakan jubah besar kebanggannya lalu melangkah keluar dari ruangan. 

malam tiba, semua barang yang akan mereka gunakan untuk pergi besok subuh telah siap.  Frozia yang tak bisa tidur memutuskan untuk pergi sekedar mencari angin. dinginnya udara menusuk menembus jubah berbulu miliknya, udara sangat dingin saat malam hari jadi dia membawa secangkir kopi hangat untuk menghangatkan tubuh. untung saja Old dan Paman Beruang sudah tidur jadi ia bisa dengan bebas keluar. 

" jika dilihat sepertinya ini masih jam 10 tapi, penduduk di sini masih aktif berakhtivitas. ugh udaranya sangat dingin, untungnya aku membawamu."ucapnya menatap segelas kopi di kedua tangannya. 

"aroma apa ini? sangat wangi, aku jadi lapar dibuatnya. "

"sepertinya dari kedai makan itu? mencicipi satu potong mungkin tidak masalah. nanti kalau pulang aku bisa membawa sedikit dari kedai itu untuk mereka. "gumamnya. 

Frozia masuk ke dalam sebuah kedai makanan. seluruh matanya menelisir seluruh ruangan, cukup banyak pembeli rupanya dan semua orang di tempat ini sangat jauh dari perkiraannya. makhluk mitologis yang hanya menjadi mitos di dunianya semuanya berkumpul dan bahkan berinteraksi satu sama lain. 

Untuk menghilangkan kegugupannya ia hanya bisa menunduk sambil menunggu antrian di depan. Beberapa saat menunggu akhirnya giliran dirinya.

"Apa menu spesia kedai ini,Nyonya?"

"kau pendatang baru, Nona? Aku tak pernah melihatmu. Kau terlihat pucat? Apa kau baik baik saja? " tanya penjaga kedai tersebut dengan beruntun

"tidak...tidak, saya baik baik saja. Ka-kalau begitu tolong antarkan makanan ke meja ujung sana, permisi" ucapnya lalu menuju meja yang tadi ia tunjuk. Untung saja masih ada meja kosong.

"aneh, kenapa dia seperti ketakutan? Sudahlah, untuk apa aku pikirkan. Yah, kau mau pesan apa Tuan?" gumam pelayan tersebut sambil sesekali melihat kearah Frozia.

"Emmm.. rupanya wangi yang ku cium tadi dari roti ini. Pantas saja wangi rasanya saja sangat senikmat ini. Aku baru sadar ada berbagai rasa di dalam roti ini. Isi rotinya empuk, ini sangat cocok untuk selera ku. Ah, sepertinya ini akan menjadi makanan favorit ku. "Celoteh nya sembari memasukkan potongan demi potongan roti ke dalam mulutnya.

Pelanggan semakin berkurang, hanya beberapa meja saja yang masih berpenghuni. Meja yang ia duduki bersampingan dengan jendela luar. Udara yang dingin membuat dirinya betah duduk sambil memakan makanan nya.

The Ice Magic Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang