09. aku (3)

33 6 0
                                    

sudut pandang (name)

Hari sudah menunjukkan pukul 10 pagi, aku terlibat kejar kejaran dengan warga karena aku yang ada di dalam reruntuhan bangunan tua itu disangka dalang dari pencurian yang belakangan marak terjadi.

aku telah sampai di kota kedua, namun aku tidak buru buru melanjutkan perjalanan.

Aku memutuskan untuk mengisi bensin ke pom bensin terdekat.

"Isi bensin mobilnya sampai penuh." Ucapku pada pak petugas.

"Dan berikan aku bensin tambahan kesini."

Aku menaruh dua buah jerigen berukuran sedang di dekat kaki ku.

"Maaf dik, itu tidak bisa." Ucapnya.

"Aku sedang dalam perjalanan pak, aku terlalu malas untuk turun dan mengisi bensin lagi."

Ucapku sambil mengeluarkan uang dari saku celanaku.

"Aku akan membayar lebih." Aku menyodorkan uang, dan diterima dengan senang hati oleh pak petugas.

"Baiklah, dasar anak zaman sekarang." Gumam bapak itu.

Setelah mengisi bensin dan membawa jerigen berisi bensin kedalam bagasi, aku kembali duduk di kursi kemudi.

Melihat kearah buku yang ada di sampingku, aku lalu mengambilnya.

"Haah, aku lupa mengembalikan buku ini ke tempatnya."

Aku benar benar lupa, tapi tidak mungkin aku kembali. Bagaimanapun, tujuanku masih jauh.

Aku memutuskan untuk membaca buku bersampul cantik itu. Buah yang tergambar di sampulnya seperti buah negeri dongeng.

Aku melihat beberapa nama buah yang dikatakan sebagai "buah iblis" dibuku itu.

"Mera Mera no mi bertipe Logia"

"Gomu Gomu no mi"

"Hito hito no mi"

"Jenis jeruk macam apa itu?"

Aku sama sekali tidak paham dengan buku ini. Terlebih buku ini bukanlah buku yang dicetak, melainkan ditulis tangan dan gambar buahnya dibuat secara manual. Terlihat dari adanya bekas hapusan disana. dan aku memilih menutup dan menyimpan buku itu.

Perhatianku teralihkan ketika sebuah benda didalam karung bergetar dan mengeluarkan suara dibelakang tanganku.

Aku mengambilnya, sebuah handy talky yang ku rampok dari bawahan Luffy sepertinya mendapatkan sebuah panggilan.

Aku memencet sebuah tombol, dan menunggu seseorang berbicara.

"Halo, kamakiri? Hah, syukurlah jika kau selamat. Aku berusaha berbicara denganmu lewat handy talky tadi, tapi tidak ada jawaban. Jadi aku menghubungimu lewat handy talky cadangan mu." Ucap seorang perempuan itu.

"Kenapa kau belum pulang ke mansion kamakiri? Kemarin kudengar dari Sabo kamu pergi ke klinik. Kenapa sekarang kamu malah menjauh dari arah mansion? Kamu pergi kemana?"

"Kulihat titik lokasimu berada diluar kota, apa yang kamu lakukan kamakiri? Kita harus kembali ke skypea hari ini. Aisa dan shandian menunggu kita disana." Sambungnya.

Aku masih mencerna ucapannya. Kenapa dia bisa mengetahui titik lokasiku? Apakah ada semacam pelacak?

"Laki, kau berbicara dengan siapa?" Seseorang berbicara disana.

"Wyper? Kamakiri?" Seseorang yang disebut sebagai Laki itu kaget.

"Hei, kau..."

Tanpa pikir panjang aku langsung membuang handy talky ke selokan diluar mobil. Sial! Disana ada alat pelacak rupanya.

berteman dengan iblis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang