17. berlabuh

18 5 0
                                    

Hari menjelang pagi, dan SHP memutuskan untuk berlabuh sejenak di pulau tak berpenghuni, untuk mencari sumber makanan.

"Hoi." Zoro mengetuk papan kayu di pinggir kepala (name) dengan pegangan pedangnya.

"Anak ini... hei, bangun kau bocah." Zoro semakin keras mengetuk kan pegangan pedangnya ke papan kayu yang (name) jadikan sebagai sandaran untuk tidur semalaman.

"Semuanya telah pergi untuk mencari persediaan makanan. Buatlah dirimu berguna, bersihkan kapal ini, dan cari lah buah buahan, siapkan hidangan sebelum kami kembali."

Kemudian, Zoro turun dari kapal, pergi menyusul teman temannya.

(Name) menurutinya, kemudian dia membersihkan kapal Thousand Sunny secara keseluruhan. Itu membuat tangannya kram, ditambah lagi perban di tangannya menjadi basah.

Setelahnya, ia beristirahat sejenak. Dan kemudian pergi ke ruangan Chopper untuk mengambil perban, dan mengganti perban yang membalut tangannya sendiri.

(Name) kemudian turun dari kapal. Hanya untuk sekedar mencari buah buahan segar, agar nanti saat semua orang datang, ia bisa menyiapkannya sebagai hidangan.

Ia menyusuri pulau tak berpenghuni itu. Dimatanya, itu terlihat seperti hutan belantara.

"Sedikit berbeda dari Little Garden." (Name) melihat ke segala arah. Namun ia tidak menemukan satupun pohon berbuah yang dia kenali. Seperti apel, jeruk, dan sejenisnya.

Ketika masuk lebih dalam, ia melihat buah buahan yang beraneka ragam tumbuh dalam satu pohon.

Aneh, seharusnya hanya ada satu jenis buah yang tumbuh dalam satu pohon. Kecuali hasil kawin silang atau cangkokan.

(Name) kemudian mendekati pohon itu, memetik buah tersebut hingga habis.

Seperti sihir, pohon itu menghilang setelah (name) memetik semua buahnya. Dan lagi, buah itu hampir semuanya berubah menjadi buah apel. Kecuali tiga buah lainnya.

(Name), mengira bahwa buah tersebut adalah buah endemik di pulau itu. Maka dari itu, dia tidak curiga.

Setelah (name) mengumpulkan beberapa jenis buah, ia cepat cepat pergi ke kapal, dan memasuki dapur untuk mencuci buah dan menghidangkannya.

Namun, tiga buah apel memiliki warna yang aneh. Satunya berwarna ungu seperti buah anggur, satunya lagi berwarna merah muda, ujungnya runcing seperti bunga. Dan yang satunya lagi, berwarna biru.

(Name) seperti pernah melihat dua buah apel berbeda genetik yang berwarna ungu dan merah muda itu. Tapi, dia tidak pernah melihat yang berwarna biru.

Lalu (name) memutuskan untuk membuat jus dengan jeruk dan pisang yang didapatkannya. Dan menghidangkan potongan apel sebagai camilan.

"Aku pernah melihat apel ungu dan merah muda ini di sebuah buku. Jadi tidak masalah jika aku menghidangkannya. Tapi yang biru... aku tidak yakin. Apa aku saja yang memakannya, ya?"

(Name) menatap buah apel berwarna biru itu. Jika itu beracun dan (name) menghidangkannya, kemudian seseorang sakit karenanya, maka (name) lah yang harus bertanggung jawab.

(Name) memakannya dengan sebuah gigitan besar. Sial, rasanya tidak enak, pahit. Rasanya ia ingin memuntahkannya. Namun, sebuah suara mengejutkannya, dan mau tak mau, dia harus menelannya.

"Hooii, mana hidangannya." Zoro berteriak diatas geladak kapal.

"Ha... aku lapar. Sanji, buatkan aku makanan." Ucap Luffy sembari mengelus perutnya.

Sanji, kemudian pergi ke dapur. Melihat (name) yang sibuk menyiapkan camilan, ia kemudian membantunya.

"Biar ku bawakan."

berteman dengan iblis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang