Sudut pandang (name)
Kurang lebih sudah sebulan aku menjadi buronan Luffy. Lebih tepatnya seperti gelandang yang tidak punya rumah.
Aku bahkan tidak mengambil raport hasil belajarku.Aku hanya berkomunikasi beberapa kali dengan Vivi lewat Den Den Mushi, hanya untuk mengabari bahwa aku baik baik saja.
Rasanya rindu, dengan kedua temanku yang sudah ku anggap sebagai keluarga.
Malam ini, dibawah cahaya rembulan malam aku menatap air danau yang sama bercahayanya. Aku melihat pantulan diriku di dalam air. Mukaku tampak kelelahan, kantung mataku menghitam karena setiap malam tidurku tidak tenang, terlebih ketika poster buronan ku dipampang dimana mana. Orang orang berlomba menangkap ku untuk mendapatkan hadiah.
Manusia sialan mana yang berani membuka penyamaran ku? Akan ku bunuh dia.
Vivi dan Coby terkejut melihat posterku. Tapi mereka tidak menjauhiku. Hanya aku yang menjauhi mereka. Aku takut mereka terseret karena aku yang seorang kriminal.
Aku benar benar merasa sendiri. Tidak tau siapa dan dimana ayah dan ibuku. Atau dimana keluargaku. Kak doffy? Dia seolah olah hilang ditelan bumi.
Aku bergantung pada diriku sendiri saat ini. Aku seperti sudah tidak ada tujuan.
Aku membaringkan tubuhku diatas rumput basah didekat danau itu. Merasakan angin malam yang menusuk kulitku.
"Besok, aku akan pergi ke dermaga. Aku akan tiba pukul 5 sore disana dan akan pergi ke little garden." Monolog ku.
Aku meraih ponsel ku, jam digital itu menunjukkan tepat pukul tiga dini hari.
Sejenak aku terbuai oleh suasana malam itu. Sejuk, dingin, dan sunyi.
.
.
.
.
.
.Aku terbangun dua jam kemudian, Pukul lima dini hari. Aku mencuci muka ku dengan air danau yang dingin.
"Yah seperti biasa, numpang mandi di toilet umum." Ucapku pada diri sendiri.
Aku memasuki mobil dan membawa peralatan mandi dan baju ganti untuk mandi. Beruntung di dekat danau ada toilet umum.
setengah jam kemudian aku keluar toilet dengan senyuman, rasanya segar sekali.
Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, aku bergegas pergi menuju dermaga. Melewati pepohonan dan hutan hutan, sungai, pesawahan dan desa desa kecil disana. Akhirnya aku sampai di dermaga lebih lambat dari yang aku duga. Jam setengah enam aku sampai di dermaga. Aku akan menaiki kapal laut yang bisa menampung mobil didalamnya.
Kapal itu akan tiba pada pukul enam sore. Aku masih memiliki waktu setengah jam untuk itu. Aku memutuskan untuk memarkir mobilku sejenak dipinggir dermaga, tepat dimana banyak mobil juga terparkir rapi.
Disana kulihat ada acara opening sebuah restoran dan festival yang sangat meriah. Banyak orang orang mengenakan topeng dan pakaian yang indah.
Aku memutuskan untuk menikmati malam ini. Tapi... aku tidak memiliki sebuah gaun indah. Namun aku memiliki sebuah gaun pesta berwarna hitam sebawah lutut juga sepatu yang kubawa saat kabur. Cukup untuk membuatku tampak salah satu dari mereka yang datang ke acara.
Aku memakai gaun itu didalam mobil, dan memutuskan membeli sebuah topeng yang serasi dengan warna gaunku.
Aku keluar dari mobil mengenakan gaun ku. Memutuskan membeli beberapa makanan dan mengikuti acara di festival itu.
Rasanya senang, untuk sementara aku bisa melupakan beban yang telah ku lalui selama sebulan ini sendirian. Sebagai seorang perempuan, aku sangat rapuh. Namun aku tidak boleh menyerah begitu saja. Toh, aku berhasil melaluinya dengan hidup hidup walau aga stres.
KAMU SEDANG MEMBACA
berteman dengan iblis
Fantasyone piece x reader Bagaimana jika kamu berada di dalam dunia one piece dan ikut menjadi bagian kru dari mereka? tapi... mereka semua adalah iblis berhati dingin. Mereka tanpa ragu membunuh orang yang menghalangi jalan mereka. apalagi setelah beber...