13. mati

34 6 0
                                    

"halo halo, saya ketua dari tim golden tiger."

"ya, lanjutan."

"Target terlihat jatuh dari jalan curam  bersama mobilnya ke jurang sekitar tiga menit yang lalu tuan."

"bawa segera target ke mansion, hidup ataupun mati."

















Kediaman Mugiwara, pukul 05.00 dini hari.

Seorang pria bertopi tinggi, membawa seorang perempuan muda berusia 17 tahunan di pundaknya seperti karung. Perempuan itu nampak telah kehilangan banyak darah, dan didapati beberapa luka di sekujur tubuhnya.

"Dia diambang kematian, namun masih cukup sadar." Ucap pria tersebut.

"Obati dulu atau langsung kita interogasi?" Lanjutnya.

"Langsung ikat dia dan kita interogasi." Ucap seorang pria bersurai hitam. Manik kelamnya menatap perempuan itu dalam.

"Baiklah, jangan terlalu serius seperti itu Luffy, kau nampak menyeramkan." Ucap pria bertopi tinggi itu diiringi suara tertawaan yang ringan di akhir kalimatnya.

"Tsk. Ayolah Sabo, jangan terus menggodaku seperti itu. Ini serius." Ucap Luffy kesal pada kakak angkatnya, Sabo.

Sabo tertawa kecil.
"Baiklah baiklah, cepat interogasi dia sebelum dia benar benar mati."
Ucapnya sambil melenggang pergi dari hadapan Luffy.





















"(name), bangun kau."

"hei, apakah dia masih hidup? dia seperti telah kehilangan banyak darah."

"Kuharap iya, dia masih harus membayar utang kakaknya pada Luffy."

"Bangun kau (name)!"

(Name) perlahan lahan membuka matanya, sambil mencoba mengumpulkan kesadarannya sepenuhnya.

Sebuah tangan mencengkram dagu (name) dengan kuat, yang membuatnya mau tak mau harus mendongak ke atas.

"Donquixote (name). Apakah itu namamu?" Ucap Luffy yang duduk diatas kursinya yang lebih cocok jika disebut dengan singgasana.

"ya."

"Apakah kamu tau kesalahanmu ?"

"Tidak, aku tidak membuat kesalahan." jawab (name) dengan sorot mata yang tenang, terlihat seperti sedang menantang si lawan bicara.

"DIAM!" Luffy melepaskan cengkraman dari dagu (name) kasar, yang membuatnya hilang keseimbangan dan tersungkur ke lantai dengan wajah yang mendarat terlebih dahulu. 

Nampak (name) yang tersungkur menggeliat dan menolehkan wajahnya ke samping. Dia menyunggingkan sebuah senyuman.

"Apa ini yang kau lakukan pada Boa, Luffy?" Tanya nya diakhiri dengan sebuah suara tertawaan.

Luffy yang mendengarnya sontak tersulut emosi dan mencengkeram baju (name) dari depan.

"Kau… tikus tempo hari kan?" Tanya nya dengan tatapan mata tajam.

"Lalu?" Raut wajah (name) terlihat tenang. Dia terlihat memberikan sebuah senyuman sarkas pada Luffy.

"Sialan." Luffy melepaskan cengkraman pada baju (name), yang lalu membuatnya duduk bersimpuh di lantai, dengan tangan yang diikat ke belakang.

"Ckck, lady oh lady… aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi dengan kondisimu yang seperti ini…" Ucap Sanji mendekati (name).

"Mata panda, wajah pucat, dan tubuh berlumuran darah." Lanjutnya seraya mengusap darah yang keluar dari pelipis mu.

Manik mata (Name) bertemu dengan milik Sanji. Bagi (name), tatapan mata Sanji sulit diartikan. Itu terlihat seperti kekhawatiran, namun juga terlihat seperti cemoohan halus lewat tatapan mata.

Setelah mengatakan itu, Sanji lantas pergi dari hadapan (name).

"Karena kakakmu, kami harus menanggung banyak kerugian. Setelah membawa uang bisnis kami, dia lalu kabur. Meninggalkan rumah yang belum dibayar sepenuhnya. Tapi ada yang menarik dalam kontrak rumah ini Luffy." Ucap Sabo, yang lalu mengeluarkan secarik kertas kontak disana.

"Katakan."

"Dia menjadikan adiknya sebagai jaminan pada perusahaan."

"Dengan kata lain, dia menjual mu."

berteman dengan iblis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang