04. vivi dalam bahaya

50 8 0
                                    

(name) berjalan mengantar Vivi ke kelasnya. Namun, sebelum sampai di kelas, Vivi menginterogasi (name).

"Dengar, aku bahkan tidak mengenalmu, kamu berbicara seolah kamu tau segalanya. Apa maumu?" Ucapnya penuh tuntutan.

"Vivi, gank mugiwara itu berbahaya. Apa kamu tidak takut?" Ucap (name) setengah berbisik.

"Aku tidak! Aku sangat khawatir dengan Boa... Boa bodoh! seharusnya jika Luffy tidak menyukainya dia harus bisa menerimanya, bukan mengejarnya bahkan sampai terobsesi dengan Luffy." Vivi berbicara lirih, dia marah, sedih, dan kesal.

"Aku tidak ingin kamu kenapa napa Vi." Jawab (name) lagi.

"Aku sedikit takut... aku pernah melihat Luffy marah, dan itu menyeramkan." Kata Vivi lagi.

Gawat, Luffy pasti sangat marah setelah Vivi menamparnya. Ia pasti merencanakan sesuatu.

"Dengar Vivi, apakah kamu mau bermain denganku? Kita menonton bioskop hari ini." (Name) menawarkan diri.

"Tapi bioskop tidak mengizinkan ke bioskop membawa bebek..." jawabnya.

"Tidak apa, kamu bisa menceritakan film yang kamu lihat pada bebekmu." (Name) menjawab.

"Omong omong, siapa namamu?"

"(Name)"

"Baiklah (name), sepulang sekolah aku akan pergi ke bioskop denganmu. Aku akan meminta supirku Pell mengantar kita." Ucap Vivi.

"Baiklah, tapi ini sangat rahasia, jadi kamu tidak boleh memberitahu orang lain tentang ini." Ucap (name) lagi.

"Dan ini nomor telepon ku, beritahu aku jika nanti kamu sudah keluar kelas." (Name) menyodorkan secarik kertas bertuliskan nomor telepon nya.

"Oke, aku akan ke kelas. Ingat janji kita ya!" (Name) pergi sembari tersenyum. Dan Vivi melambaikan tangan padanya.

Disepanjang jalan, ia berharap rencananya berhasil untuk menjauhkan Vivi beberapa waktu dari gank mugiwara. Lalu ia memberi pesan pada kakaknya untuk tidak menjemputnya hari ini.

Ah, (name) tidak mau melihat untuk yang kedua kalinya seorang perempuan menjadi sandera dan berakhir tragis di tangan sekelompok kriminal rahasia, walaupun latar belakangnya sama kelamnya dengan itu.

Ia mengepalkan tangannya menjadi satu, berdoa dan terus berharap agar membawa Vivi ke bioskop bisa menyelamatkan nyawa Vivi walaupun hanya untuk hari itu.


























Bel pulang sekolah berbunyi, tepat menunjukkan jam 3 sore. (name) melangkahkan kakinya untuk keluar kelas. Ia memandangi layar ponselnya, berharap Vivi mengabarinya waktu itu.

Sebuah pesan masuk dari nomor tidak dikenal.

+XX XXXXXXX

Halo (name), ini aku Vivi. Aku akan pergi ke bioskop, tapi aku akan pulang dulu ke rumah. Aku dan Robin ingin meminjam beberapa buku di perpustakaan, dan setelah itu baru akan pergi denganmu. tunggu saja aku di depan sekolah, itu tidak akan lama.

(Name) membaca pesannya, ia harus cepat cepat menghentikan Vivi yang akan pergi bersama Robin. Siapa tau ini adalah jebakan? Bukan ingin berprasangka, tapi kru mugiwara itu sangat licik, mereka selalu mempunyai taktik dan rencana.

Tapi masalahnya... dimana rumah Vivi?

(Name) berpikir keras. Ia bingung harus bagaimana. Namun sepertinya alam sedang berpihak padanya. Ia melihat pak Cobra, seorang guru yang merupakan ayah dari Vivi keluar dari ruang guru. Lalu (name) menghampirinya.

berteman dengan iblis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang