R Y S H A K A [ENDING]

14. Arden or Ryshaka?

Hallo, guys!!

Lama ya gue gak muncul. Semoga gue gak kehilangan kalian.

Tetep stay, yaa!

Gue sayang kalian!

Love you all!💗

— R Y S H A K A —

Bell tanda istirahat telah berbunyi. Shaka duduk di salah satu bangku di kantin dengan kedua sahabatnya— walaupun dirinya dan Mike saling perang dingin.

"Ka," Panggil Mike mengalihkan perhatian Shaka dari batagor di piring yang tengah ia aduk.

Shaka meliriknya malas. "Apa?" Tanyanya jutek.

"Bidadari lo tuh," Ucapnya sambil melihat kearah pintu kantin. Di sana terlihat Leysa tengah celingukan mencari bangku kosong.

Shaka menatap Mike sekilas. "Gue benci ngakuin ini, tapi, thanks."

Laki-laki itu berdiri sambil menepuk pundak Andra yang ada di dekatnya. "Makan. Belom gue sentuh."

Mata laki-laki itu berbinar. "Makasih, Ka!"

"Tapi bayar sendiri." Wajak Andra langsung masam. Shaka tertawa lalu berteriak ketika ia sudah melangkah mendekati Leysa. "Becanda. Udah gue bayar kok!"

Shaka dengan langkah lebar yang sama seperti senyumannya segera menghampiri Leysa.

"Ley!" Panggilnya di depan gadis itu.

Leysa hanya sanggup tersenyum canggung ketika banyak pasang mata yang menatap kearahnya.

"Ayok ikut gue."

Tanpa menunggu persetujuan dari Leysa, laki-laki itu langsung menarik tangan gadis itu dan membawanya ke mejanya tadi.

"Tadi pagi belum sarapan, 'kan? Gue pesenin."

"Ehh, gak usah, Ka!" Teriakan Leysa tak di indahkan oleh Shaka. Laki-laki itu tetap berjalan menuju stand makanan yang ada.

"Gimana hubungan Lo sama Shaka?" Celetuk Mike membuat Andra dan Leysa menatap kearah laki-laki tersebut.

"Baik." Jawab Leysa cepat dengan nada riang.

"Lo pacarnya Arden kan? Kenapa masih deketin Shaka? Kurang?"

Mulut Leysa terbungkam mendengar pertanyaan pedes yang keluar dari mulut Andra.

"Kurang lah, Ndra. Kurang kaya kali." Sahut Mike jutek sambil memakan baksonya.

Leysa terdiam. Ia menunduk dalam. Hatinya terasa tersentil mendengar hinaan tersebut.

Ting!!

Dua buah keramik terdengar berdeting dengan suara meja ketika di letakkan dengan lumayan kasar di meja.

Mata Leysa membulat. Ia melihat mangkuk berisi mie ayam dengan sepiring nasi goreng di depan dirinya.