17. Hugs From Shaka

235 20 1
                                    

— R Y S H A K A —

Shaka masih memeluk tubuh Leysa. Gadis itu masih saja menangis hingga suaranya hampir menghilang. Api amarah berkobar di dalam hatinya melihat orang yang ia cintai itu menangis hingga sesenggukan hampir tidak dapat bernafas.

Emosi yang menyala di dalam hatinya itu ia tahan sebaik-baiknya kepada orang yang sudah membuat Leysa seperti demikian.

Arden.

Laki-laki itu harus mendapatkan balasannya karena sudah membuat gadisnya ini menangis histeris hingga ada bagian tubuhnya yang terluka.

"Ley, udah. Gak ada gunanya lo tangisin orang kayak dia." Ucap Shaka pelan tersirat penuh ketegasan. "Mendingan sekarang kita obatin dulu luka lo."

Leysa melepaskan pelukannya. Ia menahan isakkannya sedangkan Shaka mulai mengobati dahi gadis itu yang sudah tidak mengeluarkan darah lagi.

Beberapa menit kemudian, Shaka selesai dengan kegiatannya. Ia kembali melihat Leysa yang menangis secara diam-diam.

"Ley, udah." Laki-laki itu menatap sang gadis sedikit tajam. "Lo gak pantes tangisin dia. Dia itu siapa sih, Ley? Dia belum tentu jodoh lo juga. Kalo emang hubungan kalian harus selesai saat ini, ya udah. Lo gak pantes tangisin dia."

"Ta-tapi gak se-gam-pang ituu– hiks!" Leysa kembali menangis. "A-aku cuma pu-nya dia di-sini..."

Shaka menghela nafasnya kasar. Ia menangkup wajah Leysa dengan kedua tangan. Ia menatap gadis itu dalam.

"Ley, buka mata lo. Gue disini. Gue selalu disini buat lo. Jangan pernah lagi lo ngarepin cowok bajingan kayak dia. Gue disini, Ley."

Leysa menatap Shaka dalam masih dengan isak tangisnya. Lalu, secara tiba-tiba ia langsung memeluk tubuh laki-laki itu dengan erat dan kembali menangis di pelukan Shaka.

"Maka-sihh... Hiks! hiks!"

Shaka mengangguk pelan dan perlahan membalas pelukan tersebut. Mengusap punggung Leysa secara perlahan untuk menenangkan gadis tersebut.

Tanpa Leysa ketahui, diam-diam Shaka tersenyum kemenangan. Tatapannya berubah menjadi tajam penuh arti.

Satu persatu tahap telah ia lewati untuk mendapatkan gadis idamannya, dan sekarang kurang sedikit lagi, Leysa akan menjadi miliknya.

— R Y S H A K A —

Arden duduk di tepi kasur busa yang akan ia gunakan alas untuk tidur. Kedua matanya memerah efek menangis terlalu lama tadi.

Laki-laki itu mendongak, menatap sebuah pigura foto yang terpajang pada dinding berwarna hitam tersebut.

Foto sebuah keluarga kecil yang terlihat harmonis dengan Nelo di tengahnya.

Arden tersenyum kecil. Andai saja ia mempunyai foto seperti itu di rumah, pasti akan ia bawanya kemana-mana.

Laki-laki itu menghela nafasnya. Rasa senang lebih mendominasi di dalam hatinya. Masih tak terpikirkan olehnya bahwa ia bisa di terima dengan sebaik itu di keluarga ini.

Mengalihkan perhatiannya, Arden melirik Nelo yang telah tertidur pulas di ranjang atas. Mukanya yang sudah baby face semakin terlihat imut ketika tidur.

R Y S H A K A [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang