28. Tempat Curhat Terbaik

169 16 1
                                    


HARAM HUKUMNYA MEMBACA TANPA VOTE!!



R Y S H A K A




Seorang remaja mengerjapkan matanya perlahan. Samar-samar cahaya lampu dari celah pintunya masuk membentuk sebuah sinar lumayan terang.

Sambil menahan sakit, ia mendudukkan tubuhnya. Laki-laki itu meringis merasakan badannya yang terasa sangat nyeri bercampur perih.

Sepasang matanya melirik ke arah jam dinding yang terpasang di kamarnya yang telah menunjukkan pukul setengah dua dini hari.

Sambil berpegangan pada meja belajar di dekat ranjangnya, ia membawa tubuhnya menuju kamar mandi yang terdapat di dalam kamarnya.

Setelah sepuluh menit berdiam diri, ia memutuskan untuk mandi saja. Toh badannya juga sudah lengket dengan keringat bercampur dengan beberapa luka yang mengeluarkan sedikit darah.

Laki-laki itu menggerakkan giginya menahan rasa perih yang teramat pedih dari wajah hingga ujung kakinya.

Selesainya mandi, ia menyalakan air keran dan mulai melakukan wudhu. Mulai dari wajah, hingga sela-sela ujung kaki pun ia basahi dengan telaten.

Laki-laki itu keluar dari kamar mandi dengan handuk putih yang melilit pinggangnya. Ia mengambil baju koko dengan sarung tidak lupa dengan peci hitam yang ia letakkan di atas meja belajarnya.

Dengan pasti, ia menggelar sajadah menghadap ke arah kiblat.

"Ushallii sunnata-t-tahajjudi rak'ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta'alla. Allahu akbar."

Dengan khusyuk ia menunaikan shalat tahajjud yang sudah lumayan lama ia tinggalkan.

"As-salāmu ʿalaikum wa-raḥmatu-llah," Salam laki-laki itu menutup shalatnya sambil menoleh ke kanan, lalu mengucapkan kalimat yang sama saat menoleh ke kiri.

Ia mengucapkan istighfar berulangkali sambil menyilangkan kakinya. Matanya menatap ke arah kiblat dengan sorot mata penuh arti.

Perlahan ia mengadahkan kedua tangannya. Malam ini ia berserah diri kepada sang pencipta dengan sepasrah-pasrahnya.

"Ya Allah, Ya Tuhan-ku. Maaf sudah lama jauh dari-Mu. Ya Allah, ampunilah dosa kedua orang tua hamba, lapangkanlah kuburnya, terangilah jalannya, tempatkan mereka disisi-Mu dengan baik. Hamba mohon..."

"...Ya Allah, saat ini hamba hanya punya engkau yang bisa hamba jadikan tempat berkeluh kesah. Jujur, tubuh hamba sakit menerima semua cobaan ini. Rumah yang hamba jadikan tempat istirahat ini pun juga rumah haram. Paman, keluarga satu-satunya yang hamba punya juga dengan tega selalu memukili hamba."

"...Ya Allah, bukan maksud hamba tidak tau bersyukur. Hamba selalu bersyukur ketika masih bisa diizinkan bernafas. Tapi jujur, hari ini hamba lelah. Hamba kehilangan seseorang yang ternyata sangat berarti untuk hamba. Untuk kesekian kalinya hamba kehilangan kembali sesosok manusia berhati malaikat yang engkau turunkan kepada hamba."

"Walaupun berat, hamba tetap mengikhlaskannya. Dia berhak bahagia bersama orang lain dan bukan hamba tentunya."

"...Ya Allah, biarkan saya meminta satu hal di sepertiga malam ini. Hamba sangat ingin dikunjungi Bunda dan Ayah dalam mimpi. Sebentar saja, Ya Allah. Hamba hanya ingin dikuatkan bahu ini, ingin tau rasanya dipeluk mereka, diberikan semangat. Hamba tau, mereka juga mendengar doa hamba. Tapi hanya atas seizin-Mu lah semuanya terjadi. Hanya sekali, Ya Allah. Hamba sangat ingin melihat kedua orang tua yang tidak pernah hamba lihat. Izinkan hamba melihatnya walaupun hanya sekedar lewat mimpi."

R Y S H A K A [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang