[Completed]✔️✔️
Kisah Lee Jeno dengan lika-liku kehidupannya yang dipenuhi oleh kebahagiaan, keceriaan bersama, duka dan kesedihan yang ia rasakan selama ia masih berjalan di atas tanah dan di bawah langit bumi yang berputar.
!!Oneshoot/two/three...
"Benarkah!? Semuanya akan baik-baik saja, kalau jika ayah tidak pernah menganggap Jeno sebagai anaknya sendiri, menyiksanya dengan tak manusiawi. Begitukah, memperlakukan Jeno yang benar-benar daging darah mu sendiri pak tuaa!!"
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
« Dear My Twin's »
...
Sekarang kehidupan kakak adik ini sederhana dengan makan dari hasil gaji sang kakak yang terbilang sangat kecil dan hanya cukup untuk makan sekali saja.
Eric sekarang juga sudah tak melanjutkan pendidikannya lagi dan fokus untuk mencari penghasilan untuk dirinya dan adiknya yang sekarang mulai sakit, Eric bingung mencari pekerjaan yang cukup untuk membeli obat.
Pergi ke rumah sakit saja dari bantuan teman-teman yang masih peduli padanya. Tapi ia anak yang tak ingin dikasihani oleh orang sekitarnya. Ia pun tekad ingin mengembalikan biaya rumah sakit kala itu pada Juyeon sang teman dekatnya.
"Ka- Kaka!"
"Adik, kamu ingin apa nanti kakak belikan?"
Jeno menggelengkan kepalanya lemah yang berbaring di lantai yang beralas kasur tipis dengan selimut yang tak setebal di rumahnya dulu.
Ingin rasanya Eric menangis melihat keadaan mereka sekarang tapi ia akan menahan kesedihannya di belakang Jeno.
"Lalu? Kau ingin apa Jenonie?"
"Bu- bubu! Ade ka- kangen bu- bubu!"
Entah kenapa perasaan Eric sekarang bercampur adu dengan ucapan barusan dari mulut Jeno.
Ada rasa gejolak yang membuat hatinya tak karuan, ingin rasanya mengadu pada Tuhan mengapa ia diberikan cobaan hidup seperti ini dan ingin juga marah pada-Nya mengapa ia memberikan penyakit yang begitu berat pada adik kecilnya ini yang tak mempunyai dosa apapun.
"Nanti Minggu kita jenguk bubu mau kan?" Ujarnya membuat anak itu berhenti memanggil sang ibunda yang ia juga sangat amat rindu pada malaikatnya itu.
"Ma- mauu! Janji ya ba- bakal bawa no- Nono ke bubu" mengangkat tangannya yang lemah ke udara.
