[Completed]✔️✔️
Kisah Lee Jeno dengan lika-liku kehidupannya yang dipenuhi oleh kebahagiaan, keceriaan bersama, duka dan kesedihan yang ia rasakan selama ia masih berjalan di atas tanah dan di bawah langit bumi yang berputar.
!!Oneshoot/two/three...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
« Baby Samoyed »
...
Pagi-pagi sekali si putih ini sudah bangun. Dan ia pergi ke walk-inclosetmilik Jaemin untuk berubah menjadi manusia seutuhnya.
Poof!!
Ia langsung membuka lemari pakaian milik Jaemin untuk mencari baju yang pas untuk dipakai, namun. Nihil tidak ada baju yang kecil disana terlalu banyak baju yang lumayan besar, jika ia memakai itu maka ia tenggelam oleh baju Jaemin yang lumayan besar.
Terpaksa ia harus pakai baju yang kebesaran itu. Lalu ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai dengan membersihkan diri Jeno keluar dari kamar mandi dengan memakai baju oversize putih milik jaemin dipadu dengan celana pendek yang Jeno ambil dari majikan yang sebelumnya.
Ia pun turun ke bawah sudah disuguhi pemandangan yang membuat ia berkacak pinggang dengan menggeleng-gelengkan kepala.
Bagaimana tidak, kondisi di ruang tengah sekarang lebih kacau dari waktu ia lihat semalam.
"Ini. Habis terkena puting beliung kah? Kenapa makin kacau saja ini apartemen. Ck, dasar tuan pemalas!" Umpatnya, lalu ia pergi ke dapur untuk mencari peralatan pembersih rumah.
"Astaga, dimana ia meletakkan barang-barang itu. Apakah ia tak pernah bersih-bersih rumah kah? Astaga, kenapa diriku sangat sial sekali. Sekalinya mendapatkan tuan lagi, kenapa malah jadi pembantu dadakan sih! Haahh.. semangat Jeno!! Kau pasti bisa, kau kuat. Kau anak biskuat! Eh- ini apa?" Monolognya dengan mengambil sebuah bingkai foto.
"Kenapa dia mirip denganku? Eh- tidak-tidak, maksud ku dia sedikit berbeda dengan ku... Tapi. Ya sudahlah, mari kita bersih-bersih rumah kapal pecah ini. Semangat Jeno!" Dengan menyemangati dirinya.
-
-o0O0o--
Kita beralih ke Jaemin yang masih bergelut dengan selimutnya, tak lama ia mencium bau wangi makanan dari bawah.
Namun, ia teringat bahwa yang mengetahui apartemennya hanya dirinya dan teman-temannya saja jika orang tuanya. Ah, ia terlalu malas untuk membahas tentang itu.
