Enemy to Love [end]

607 33 0
                                    

_hanya.penumpang©_
...

« Enemy to Love »

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

« Enemy to Love »

...

Sekarang masih jam 7.15 wib. Namun, Bisma sudah datang lebih awal ke kampus dan suasana kampus juga masih sepi.

"Apa gua kepagian ya, masih sepi gini kampus. Mending gua ke cafe dulu lah, siapa tau ada bang Ryan" ujarnya dengan mulai melangkah pergi.

Disaat bersamaan dengan perginya Bisma, tak lama Jevan dan tiga buntutnya datang karena mereka ingin mengecek tugas makalah mereka yang akan dikumpulkan siang nanti, meski masih banyak waktu.

Tapi Jevan ingin mengecek dan merevisi kembali jika ada yang masih salah, takutnya makalah yang ia kerjakan dari pagi ke pagi lagi hanya akan sia-sia saja dan membuang-buang tenaganya saja.

"Jev, kenapa engga nanti aja. Ini masih terlalu pagi!" Sewot Chandra.

"Kalo nanti-nanti, tugas makalah lo engga bakal kelar-kelar Chan. Ini nih yang suka nunda-nunda pekerjaan, sifat males lo masih dibawa aja sampe sekarang sih chan. inget, lo sekarang udah jadi mahasiswa bukan lagi siswa kelas 10 yang harus diomelin sama guru baru dikerjain " omel Jevan, ia pusing dengan sifat malasnya Chandra.

"Iya-iyaa, tapi gua mau sarapan dulu. Belom diisi nih perut, kan gua engga bisa konsen kalo perut belom ke isi" jawabnya dengan melangkah ke cafe.

Jevan sudah jengah dan hanya bisa menghembus nafas panjang untuk sifat temannya yang satu ini.

--o0O0o--

Sekarang mereka sudah di cafe dan tak sengaja Haikal melihat sesosok pemuda yang ia kenal, lalu ia menoel-noel siku Jevan.

Jevan yang merasa terusik oleh Haikal karena ia sedang membalas pesan dari seseorang diseberang sana, tak lama ia menoleh ke Haikal.

"Napa siih! Kenapa?" Tanya Jevan sedikit kesal.

"Tuh, liat kesono. Ada siapa disitu??" Ucapnya sambil menunjuk ke seseorang yang sedang duduk membelakangi mereka.

"Siapa sih? Yang mana?" Sahut Jevan, karena ia tak tahu siapa yang Haikal tunjuk.

"Astaghfirullah!! Itu yang pake jaket jeans, masa kaga kenal sih lo Jev!" Greget Haikal.

"Oh!"

Haikal tak percaya dengan Jevan, ia hanya ber-oh- ria tanpa ekspresi apapun itu. Jelas-jelas yang duduk disana itu adalah Bisma, Haikal sudah mengenal sosok Bisma seperti apa.

Haikal bingung dengan Jevan kenapa hanya mengeluarkan ekspresi biasa saja.

"Hahh!! Oh doang, gitu ekspresi lo. Itu Bisma, Jevandra!!" Pekiknya sedikit, membuat yang lain menoleh ke mereka berdua termasuk Bisma sendiri.

HAREM • All X Jeno✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang