CHAPTER 3

117K 10.6K 81
                                    

Selamat datang guys jangan lupa tinggalin jejak:)


HAPPY READING

"Eunghh." Vreya menggeliat pelan, matanya menatap ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh malam.

"Gila, gue tidur lama amat, udah kek simulasi mati aja." ujarnya tak percaya

Perlahan gadis cantik itu beranjak menuju kamar mandi, mencuci muka dan mengosok gigi. Vreya tidak akan mandi jika bukan waktunya berangkat ke sekolah. Entah mengapa gadis itu benar-benar malas melakukan ritual yang namanya mandi.

"Daddy pasti udah pulang, bakso, I'm coming!" Senyum sumringah tercetak di bibir mungil nya

"Daddyyy!" Arham menoleh dan mendapati putri semata wayangnya yang berjalan setengah berlari menghampirinya, senyum manis ia berikan kepada sang putri

"Sini." ujarnya

"Dad, bakso aku mana?" Pertanyaan itu yang pertama kali keluar dari bibir ranumnya

"Ada sama Bi Asih, lagi dipanasin" Vreya mengangguk pelan, tangannya bergerak menganti channel TV dengan channel kartun kesukaannya, kartun bocah kembar berkepala botak.

Tak lama, Bi Asih datang sambil membawa satu mangkuk bakso beserta jus stroberi dan air putih dingin ditangannya "Ini Non."

"Iya Bi, makasih ya" balas Vreya dengan senyum manis.

"Iya Non, kalau begitu Bibi balik ke belakang dulu ya, mari Non, Tuan" Vreya hanya mengangguk begitu juga dengan Arham.

"Makan gih, nanti keburu dingin lagi" ucap Arham.

"Iya Dad, Daddy mau?" tawar Vreya

"Nggak usah, kamu aja yang makan, Daddy udah makan malam tadi." Vreya mengangguk dan mulai menyuapkan bakso itu ke dalam mulutnya.

Cita rasa bakso dengan kuah pedas memasuki indera pengecapnya, rasa ini, Vreya sangat menyukainya. Bisa dibilang Vreya itu maniak bakso.

Setelah memakan habis baksonya, Vreya menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa, cewek itu benar-benar kenyang.

"Dad"

Arham yang sibuk dengan laptopnya menoleh. "Ya? Kenapa sayang?" balasnya

"Aku mau keluar beli es krim, stok dikulkas udah habis soalnya, boleh ya Dad?" tukas Vreya dengan nada memohon di akhir

Arham mengangguk, tangannya terangkat mengelus lembut surai putrinya "Iya, tapi hati-hati, kalo ada apa-apa di jalan cepat hubungi Daddy"

"Iya Dad, lagian supermarketnya nggak jauh dari rumah" balas Vreya

Arham terkekeh "Tetap saja, kamu harus hati-hati princess"

"Oke Dad, aku pergi dulu" pamit nya, lalu bangkit menuju kamar untuk mengganti baju. Gadis itu memakai hoodie navy berukuran oversize, lalu kembali turun.

"Daddy, aku pergi dulu, daaah!"

Arham hanya menggeleng pelan melihat tingkah putri kecilnya itu "Aura, putri kita sudah tumbuh menjadi gadis cantik sama sepertimu" lirihnya.
.
.
.

DIA, ANTAGONIS! (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang