CHAPTER 11

83.3K 7.8K 35
                                    


semoga suka ya guys.

HAPPY READING

Vreya dan Nata berjalan dengan langkah santai menuju parkiran "Vrey, lo belum ngasih tau gue tentang hubungan lo sama Cowok yang lo panggil Abang waktu itu" celetuk Nata angkat bicara

"Iya, lupa gue" jawab Vreya cengengesan

"Yeee, lo ya, belum tua udah pikun" sinis Nata, tanganya terangkat menjitak kepala Cewek itu.

Pletak!!

"Anjirr, sakit asu, jitakan lo kagak main main" Vreya meringgis, Tangannya mengusap usap tempat jiatakan maut Nata tadi

"gue kesel sama lo, makannya gue lampiasin aja"

Vreya tersenyum manis, tanpa aba aba cewek itu membalas jitakan Nata, namun sayang Cewek dengan surai sebahu itu mempunyai refleks yang bagus "nggak kena, wlekk" ejeknya pada Vreya

"Awas lo, anak dugong" keduanya saling mengejar di sepanjang perjalan menuju parkiran

Nata yang melihat mobil jemputan nya sudah menunggu pun langsung masuk "jalan pak!" perintahnya

Cewek itu membuka kaca mobilnya "DADAH EYAAA GUE DULUAN, WLEKK" dengan wajah tengil ia mengejek Vreya yang masih mengatur nafasnya, dapat Nata lihat wajah Vreya yang kesal, membuatnya tertawa terbahak bahak "anjirrr, ngakak banget gue, muka nya kek orang lagi nahan boker, hahahahaha"

"Hu...sialan tu anak dugong awas aja lo besok, abis sama gue" Vreya berkacak pinggang melihat mobil Nata yang mulai menjauh

"Bang ion mana lagi, ntar kalo gue nggak pamit bisa bisa kena ceramah panjang kali lebar" matanya menatap sekeliling, tapi belum juga menemukan sosok kakak tercintanya itu

"Gue kan pengen ngikutin my ayang, tadi gue liat dia udah keluar gerbang, bisa bisa ntar ketinggalan jejak gue" tangannya meronggoh saku rok, mengambil benda pipih itu, lalu membuka room chat "Abang Vreya😈"

Abang Vreya😈

Anda :
Bang, gue pamit mau main ke rumah temen, lo pulang duluan aja, okey, Abangnya Vreya💕, nggak usah khawatir gue bisa jaga diri!

Setelah mengirim pesan itu, Vreya langsung menuju mobilnya, melajukan mobil jenis Lamborghini Aventador itu mengikuti jejak Vano tadi "nah kan ketemu, untung belum jauh" ucapnya tersenyum senang ketika melihat Vano yang berjalan menyusuri trotoar

Tin!
Tin!

Bunyi klakson itu membuat Vano berhenti, kepalanya menoleh, menatap seorang gadis cantik yang keluar dari pintu kemudi, cewek gila batinya. Jika Vreya mendengar batinan Vano bisa di pastikan cewek itu akan dengan tegas mengatakan jika ia memang gila, dan itu semua karena seorang Kiovano.

"Ekhemm" Vreya berdehem, mendengar itu Vano mengangkat sebelah alisnya

"Ehehehe, mau pulang kan?, yoklah bareng gue, gue anter dengan selamat sampai tujuan" ujarnya cengengesan

"Nggak!" jawab Vano, kakinya ingin kembali melangkah, namun terhenti, ketika Vreya memegang ujung tangan hoodienya

"Ayolahhh,  yayaya, lagian tujuan kita sama, dari pada lo buang buang tenaga, naik bis?, bis nya kan udah lewat" ucap Vreya dengan nada memohon, bodo amat anjirr, kalo gue nggak SKSD gimana lagi cara gue ngedeketin dia, sementara ni cowok mana mau ngedeketin gue duluan.batinnya

Vano tak menjawab, namun ia melangkah memasuki mobil Vreya dan langsung duduk anteng disana. Vreya yang melihat itu tentu saja senang, walaupun Vano masih berbicara ketus, setidaknya cowok itu tidak mengabaikannya.

Tanpa menunggu lama, Vreya juga memasuki mobilnya, lalu menjalankan mobil itu dengan kecepatan sedang "rumah lo di mana?" tanya Vreya

"Lo bilang tadi satu arah?" bukannya menjawab, Vano malah balik bertanya dengan suara ketus, cowok itu membuang pandangannya kesamping

"Hehehe, satu arah kan?, sama sama belok kanan dari sekolah"

"Ck" decak Vano "lo ikutin aja jalan ini!, ntar gue bilang belok kemana"

"Oke oke" jawab Vreya

Di dalam mobil itu hanya diisi oleh celotehan dari Vreya, walaupun Vano tak menjawab sama sekali. Tapi Vreya dapat melihat, jika cowok itu diam-diam mendengarkan ceritanya dengan serius.
.

.

.

Keduanya sampai di sebuah rumah kos kosan sederhana, Vano turun terlebih dahulu lalu diikuti oleh Vreya, cewek cantik itu mengernyit "lo tinggal di sini?" tanyanya, melihat pekarangan rumah itu, kecil, namun asri membuat suasana nya nampak segar

"Hmm"

Mendengar deheman Vano, keningnya tambah mengeryit, bukannya di novel Vano masih tinggal di belakang mansion besar Aditama sampai ia masuk penjara, namun apa ini?. Cowok itu malah tinggal disebuah kos kosan, apakah alur Novel sudah berubah?, sepertinya Vreya tidak harus selalu berpatokan pada alur novel itu, jika alur tempat tinggal Vano saja sudah berubah, ada kemungkinan alur yang lain juga berubah.

Vreya ingin menanyakan sejak kapan Vano tinggal di kos kosan ini, namun, langsung ia urungkan ketika tidak melihat keberadaan Vano, Vreya menatap sekeliling nya namun nihil, sosok Vano sudah menghilang dari pandangnnya. Cewek cantik itu mendengus, bilang makasih dulu kek, tawarin masuk dulu kek, tawarin minum dulu kek. ini malah langsung nyelonong masuk aja, untung sayang batinnya mencibir

Vreya berbalik lalu melangkah kembali memasuki mobilnya, Cewek itu melihat rumah yang di tempati Vano sekilas, lalu beranjak pergi.

Ketika mobil Vreya menjauh, pintu kayu dengan warna coklat itu terbuka, menampakkan sosok Vano yang melihat tempat Vreya tadi berdiri dengan pandangan datar.

...

Vreya memasuki rumahnya dengan langkah riang, mengingat ia yang satu atap mobil dengan Vano tadi membuat cewek itu mesem mesem sendiri.

Ketika sampai di ruang keluarga, cewek itu tersentak kaget, melihat Lavender dan juga seorang wanita paruh baya, Vreya yakin itu Liliana, ibu Lavender yang duduk di sofa. Matanya beralih menatap ke arah sofa singel, di sana, Vreya melihat Daddy-nya, di sofa samping kanan sang Daddy terdapat Raja, yang juga duduk di sana.

Ini baru beberapa hari Vreya memasuki sekolah tahun ajaran baru, tapi apa ini?, Lavender dan ibunya sudah berada dirumahnya. Ternyata alur novel itu benar benar berubah. Senyum miring terukir di bibir mungil itu, jika begitu, bukan kah Lavender dan ibunya akan menjadi pembantu disini, semoga saja alur itu tak berubah.

mengingat hal itu berbagai rencana licik terpasang di otak cantik nya. Ah Vreya tak sabar bermain bersama dua benalu itu. Lihatlah wajah Lavender yang antusias menatap sekeliling nya, itu benar benar membuat Vreya muak. Kek orang kampung baru masuk kota, norak!. Gue juga dari keluarga sederhana, bahkan jauh dari kata itu. Tapi gue nggak senorak itu.

Tak!
Tak!
Tak!

Keempat orang yang mendengar langkah kaki itu pun menoleh, bisa mereka lihat, sosok Vreya yang berjalan dengan langkah tegas dan juga anggun menuju mereka.

Dagunya terangkat tinggi, bibirnya mengulas senyum tipis. Selamat datang para Babu, Batinnya.

"Prin---..."

"VREYAAA"

√√√



TBC

seperti biasa guys jangan lupa vote and komen👻

salam cantik, ANA

DIA, ANTAGONIS! (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang