CHAPTER 12

82.5K 8K 49
                                    

HAPPY READING

"VREYAAA"

anjing, Lavender asuu

Mendengar teriakan membahana Lavender, ingin sekali rasanya Vreya menyobek mulut itu, namun ia harus menahannya. Vreya tetap mempertahankan senyum anggunnya, memperlihatkan jika seorang benalu tak bisa disandingkan dengan seorang ratu.

Vreya duduk di samping Raja, cewek cantik itu menatap Lavender yang menciut setelah ditatap tajam oleh Arham dan juga Raja. Salah siapa yang tiba tiba berteriak, seakan akan ini adalah rumahnya sendiri.

Vreya menoleh menatap Arham, meminta penjelasan lewat tatapan matanya. Arham yang mengerti isyarat putrinya itu pun berdehem.

"ekhemm, jadi gini, Raja, Vreya, tadi waktu Daddy pulang, mobil yang Daddy kendarai tidak sengaja menyerempet Liliana, ibu Lavender. Jadi Daddy tolong, kebetulan ibunya ini baru saja dipecat dari pekerjaanya, dan Daddy berencana mempekerjakan mereka di sini sebagai Art. Kalian setuju kan?" jelas Arham lembut kepada kedua anaknya "dan juga kebetulan Bik Asih cuti bukan?" tanya Arham. Kedua kakak beradik itu mengangguk meng-iyakan

Vreya menatap Daddy-nya itu "Vreya setuju setuju aja sih Dad" ujarnya "kalo Abang?" tanyanya pada Raja

"Abang juga, kalo kamu setuju, Abang juga setuju" jawab Raja sembari mencubit pelan pipi Vreya

Arham mengangguk "Ya sudah, kedua anak saya setuju, kalian boleh mulai bekerja hari ini, kamar kalian ada dibelakang" ucapnya

"Baik tuan, terimakasih" kata Liliana sembari menunduk sopan

"Ya udah Dad, aku mau ke atas dulu, udah gerah" pamit Vreya

Arham mengangguk "Raja juga" ujar Raja, kemudian berjalan menyusul adiknya

Arham menatap Liliana dan juga Lavender bergantian "kalian silahkan istirahat dan bersih bersih!" pungkasnya, lalu kemudian bangkit dan berlalu dari sana menuju ruang kerjanya

"Ayo sayang" ucapan Liliana menyadarkan Lavender yang sedari tadi terus menatap sekelilingnya dengan binar kagum "iya bu" jawab Lavender

...

Brukk!

Vreya mengehempaskan tubuhnya di atas kasur "Liliana dan Lavender, selamat datang di neraka kalian" seringai licik terukir di bibirnya

"Ehe, gue nggak sabar buat main main, pasti seru" ujarnya riang

tiba tiba, Cewek cantik itu memegang dadanya yang terasa sesak "gue yakin, ada alur tersembunyi didalam novel itu, tiap kali gue ngeliat dua benalu itu terutama Liliana, dada gue sesek, perasaan gue campur aduk" tangannya terangkat, manik hitam kecoklatan itu menatap kedua telapak tangannya "apa ingatan yang nggak lo kasih ke gue, Vreya" lirihnya

"Pusing juga kepala gue mikirin teka teki ni novel, alurnya aja udah banyak berubah. Semoga aja rambut cantik gue nggak rontok gara gara kebanyakan mikir" kekehnya geli

"Gerah ah, mending gue mandi dulu" Vreya segera bangkit dari tidurannya, kakinya melangkah menuju kamar mandi guna membersihkan dirinya yang terasa lengket

.

.

.

Vreya duduk di atas kasur, cewek itu memakai baju tidur dengan motif keroppi, matanya tak pernah lepas dari benda pipih di tangannya itu "aishhh sayang banget, tadi, gue nggak minta no nya my ayang, huhuhu" ujarnya dengan nada lebay

"Besok harus dapat no-nya lah, tapi caranya gimana ya, masa tiba tiba gue bilang 'minta no lo', aishh masa gitu" ucapnya cemberut, tangannya mengetuk ngetuk dagu, berfikir keras bagaimana meminta nomor ponsel Vano

Tok!
Tok!
Tok!

Ketukan di pintu menyadarkan Vreya, cewek cantik itu bangkit lalu membuka pintu kamarnya

"aishh, siapa sih ganggu aja"

Ceklek!

Dan....terlihat lah Lavender yang menatap Vreya dengan senyum manis "anjir eneg gue" gumamnya, yang hanya bisa didengar oleh Vreya sendiri

"Apa?" tanya Vreya dengan nada malas

"e-em, disuruh turun, makan Vre-ah Nona" jawab Lavender dengan kepala menunduk, hampir saja ia memanggil majikannya ini tanpa embel embel 'Non'

"Hmm, bentar lagi gue turun, udah sana, hus hus" ucap Vreya, sembari mengusir Lavender. Jika lama lama melihat wajah Lavender bisa bisa nanti Vreya kelepasan mencakar wajah terkesan lembut itu

"Kalau begitu saya permisi dulu Nona" pamit Lavender, lalu beranjak pergi dari hadapan Vreya

Brak!!

"ngerusak mood gue aja" gumam Vreya dengan wajah datar

.

.

.

Kini keluarga dengan marga Alenza itu tengah mengadakan makan malam, suasana yang hening membuat Arham mengernyit bingung, tumben kedua anaknya ini tidak berbicara seperti biasanya "kok diam?, tumben?" tanya Arham menatap kedua anaknya secara bergantian

Vreya mengambil gelas disampingnya lalu meneguk airnya "lagi nggak mood aja Dad" matanya kemudian beralih menatap Raja "kalo Bang Ian, biasa dia kan ngikutin Vrey"

Arham mengangguk "diam kalian bukan karena ada masalah?" matanya memicing menatap Vreya

"Nggak Dad, beneran yang dibilang sama Vrey" ujar Raja angkat suara

"Oke, tapi kalo ada masalah cerita ke Daddy ya!"

"Iya Dad" jawab Vreya dan Raja serempak

Dimana Lavender dan ibunya?, tentu saja mereka makan di dapur, seorang babu harus tau dimana tempatnya bukan?.

...

Sementara itu di sebuah gang sepi, terdapat dua orang cowok yang menatap tajam satu sama lain

Bugh!!

Bugh!!

Dua pukulan melayang pada pipi cowok berjaket denim "gue bilang nggak, ya nggak!" ucap cowok yang selalu setia memakai hoodie berwarna hitam

"Lo ngerti bahasa manusia bukan?, kalo lo nggak ngerti, berarti lo binatang!" marahnya dengan tangan yang menggenggam kerah jaket cowok itu

Cowok berjaket denim itu melepaskan paksa genggaman cowok berhoodie hitam itu, ia terkekeh sembari mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan darah "gue cuman mau lo nggak luntang lantung aja, kalo suatu saat terbongkar di awak media kalo lo salah satu bagian dari kami, bisa bisa nanti lo malu maluin keluarga, disorot kamera dalam keadaan memprihatinkan" ejeknya

"gue nggak peduli, itu keluarga lo, bukan keluarga gue!" ujarnya geram dengan nada penuh tekanan

"Berarti, Nenek nggak lo anggap juga?" tanya cowok berjaket denim itu

Cowok berhoodie hitam itu menggeram "pengecualian buat malaikat gue!" tekannya dengan mata menatap cowok itu tajam

"Gue peringatin buat lo!, jangan pernah sok merasa kasihan ke gue, jika lo sendiri yang menjadi alasan gue menderita didunia ini!" desisnya, lalu beranjak pergi, meninggalkan cowok berjaket denim itu yang menatapnya sendu.

nanti lo pasti ketemu sama seseorang yang bersedia meluk luka - luka lo, nerima masa lalu lo, memaafkan kesalahan lo, nggak peduli sebanyak apapun lo ngerasa kurang, dia bakal tetap ngeliat lo sebagai sosok yang paling sempurna, yang paling baik buatnya. Gue harap sosok itu segera datang, biar lo nggak ngerasa sendiri di dunia yang kejam ini. Maaf karna dulu gue pernah menjadi salah satu orang yang ngebenci lo tanpa alasan, maaf karna dulu gue pernah menjadi salah satu orang yang selalu ngabaiin lo dan maaf, karna dulu gue pernah ngira lo selalu bahagia dibanding gue.

√√√

TBC

Keknya besok gw nggak bisa up deh, mo ikut lomba 17-an
Lomba lari🌚
Lari dari kenyataan maksudnya(:

Jangan lupa vote and komennya oke kawan,
yang udah baca and vote serta komen, makasih kawan. sayang kalian banyak" pokonya dah🌚

DIA, ANTAGONIS! (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang