CHAPTER 40

48.9K 5.5K 169
                                    

Slmt dtng bgi pmbca baruu🌚





HAPPY READING

Vano pulang setelah mengantar Vreya, senyum manis tak pernah lepas dari bibirnya. Membayangkan betapa menggemaskan gadisnya itu.

Sampai di dekat apartemen nya, Vano melihat Hana. Ibu kandung nya, apa gerangan wanita itu sampai mendatangi apartemennya. Firasat Vano tak enak. Cowok tampan itu mempercepat langkah kakinya.

"Kenapa?" suara serak Vano mengalihkan perhatian Hana dan Juga daniel. Mata Vano menatap tajam Hana

"apa gerangan Nyonya Aditama sampai mendatangi tempat tinggal saya?"

"Hanya ingin membawa putra saya kembali" jawab Hana datar "seseorang telah mempengaruhinya, sehingga dia berani melawan kedua orang tuanya" mata Hana menatap Vano tak kalah tajam nya.

Sakit, hati Vano berdenyut nyeri. Apa tidak ada rasa sayang sedikit pun dari wanita itu untuk dirinya, apa memang ini sifatnya.

Vano ingin memberikan seluruh rasa benci untuk Hana, namun sebenci-benci nya ia, rasa sayang itu masih ada walau sedikit.

Karena bagaimana pun, wanita di hadapannya inilah yang telah mengandung dan melahirkan nya.

Mata Vano menatap Daniel yang menggeleng "silahkan anda bawa kembali putra anda, itupun jika ia mau" ketus Vano lalu melangkah masuk melewati Hana begitu saja.

"Tunggu!"

Suara Hana membuat langkah Vano terhenti "apa?"jawab nya tanpa menoleh.

"Serahkan surat surat kafe dan juga resto itu!" tekan Hana dengan nada memerintah.

"Ma!" Daniel menatap Hana tajam, apa apaan ini. Namun Hana tak memperdulikan tatapan tajam Daniel.

Vano yang mendengar itu membalikkan tubuhnya, matanya menatap Hana sayu. Membuat wanita paruh baya itu tersentak.

"Hahaha" tawa miris keluar dari bibir cowok tampan itu

"pengen banget ya, sama surat surat itu. Dulu aja, waktu kafe sama tu resto masih kecil kalian berikan ke saya. Tapi, setelah kafe dan resto itu berkembang pesat, kalian malah menginginkannya kembali"

"KALIAN PUNYA HATI NGGAK SIH!" bentak Vano. Namun sepertinya cowok itu lupa akan satu hal, jika mereka memang tidak mempunyai hati.

"KIOVANO MARVENZA" bentak Hana balik "DASAR ANAK SIALAN, KAMU TIDAK PERNAH DI AJARKAN SOPAN SANTUN HA!"

"MAMA APA APAAN SIH, MAMA NANYA KEK GITU. MAMA NGGAK NYADAR APA?, MAMA ITU ORANG TUA VANO, DAN MAMA MASIH NANYAIN SOPAN SANTUN VANO. AKU YAKIN MAMA TAU JAWABANNYA" bentak Daniel balik, dadanya kembang kempis menahan amarah.

Hana terdiam, ia shock, karena baru kali ini Daniel membentak dirinya "kamu udah mulai berani bentak mama, ingat Daniel, kamu tidak akan pernah bisa hidup di dunia ini tanpa Mama" ujarnya dengan mata menatap Daniel tajam.

"Jika bukan karena saya..." tangan Hana menunjuk Daniel "kamu tidak akan pernah bisa sampai sebesar ini sekarang"

"Dan aku nggak pernah minta buat di rawat sama Mama, dari pada seperti ini. Bahkan lebih baik aku dirawat dan tinggal sama Vano sedari kecil" balas Daniel dengan gigi gemerlatuk.

"Jika tujuan anda ke sini hanya ingin  membuat keributan. Lebih baik anda enyah dari sini, Nyonya Aditama" ucap Vano.

"Dan satu lagi, sudah saya bilang. Sampai saya mati pun, kafe dan resto itu tidak akan pernah saya kembalikan" lanjutnya, kemudian melangkah menuju kamarnya.

DIA, ANTAGONIS! (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang