CHAPTER 27

67.1K 7.2K 268
                                    

Selamat datang bagi pembaca baruuuuu🌚


"Kali ini, gue bakal bertahan. Demi lo, cuma demi lo...."
~Kiovano Marvenza

HAPPY READING

Perang dingin terjadi di meja makan itu,  Arham dan Raja menatap nyalang ke arah Vano yang sibuk merapikan rambut Vreya, sementara yang menjadi objek rebutan sibuk dengan makanannya tanpa memperdulikan sekitar. Melihat itu, Nita, Zergan, serta Nata hanya bisa menghela nafas lelah.

"Sampai kapan, kalian nggak mau makan apa?" tanya Nita sinis menatap ayah dan anak itu bergantian.

Arham mendengus, lalu dengan ogah ogahan ia mulai memakan makanannya, begitupun dengan Raja. Tapi, mata keduanya tak pernah lepas dari Vano dan Vreya.
.
.
.

Kini mereka duduk di ruang keluarga, dengan Vreya yang berada di tengah tengah antara Arham dan Vano. Raja yang berada di samping Arham, Nita dan Nata duduk berdua, sementara Zergan duduk di sofa singel.

"Anak curut, kamu tidak ingin pulang?" tanya Arham sinis menatap Vano

Vreya mendongak "Dad!" tegur nya

"Benar kan?, dia ngikutin kamu terus princess" cerocos Arham "nggak ada kerjaan?"

Vano menatap Vreya lembut"benar, aku pulang ya. Besok sekolah, ada tugas yang harus aku kerjakan"

Vreya menggeleng, cewek itu tidak setuju "ini udah malam Ano!"

"Justru udah malam princess, dia harus pulang." Raja angkat suara, senyum manis ia berikan pada Vreya.

Sedangkan ketiga orang yang duduk didepan mereka hanya melihat saja, layaknya menonton drama live.

"Ma, camilan Nata jangan diambil semua" Nata merebut bungkus camilan di tangan Nita.

"Bagi bagi, durhaka kamu pelit sama orang tua" tangan Nita kembali merebut camilan itu.

Nata melotot tak terima "Ma!, Mama udah abis tiga bungkus loh"

"Kamu beli lagi aja, uang Papa masih banyak" Ujar Nita dengan mata fokus mentap drama live di depannya.

Nata cemberut, dengan ogah ogahan cewek berambut sebahu itu meminum sodannya.

Zergan, pria paruh baya itu tersenyum miris, sepertinya hanya ia yang waras disini. Salah apa ia mempunyai keluarga dengan kalakuan aneh seperti mereka, tangan Zergan terangkat menyentuh pelipisnya yang terasa nyut nyutan.

Kembali lagi pada perdebatan keempat orang itu, setelah berbagai bujuk rayu dari Arham, akhirnya Vreya membiarkan Vano pulang.

Cewek cantik itu memeluk erat Vano "kalo udah nyampe jangan lupa kabarin ya!" bisik nya. Vano mengangguk, tangannya mengusap pelan rambut Vreya.

Arham mendengus melihat itu, jika Aura masih ada, sudah dipastikan ia akan lebih romantis dari pada mereka berdua.

Sialan, jiwa jomblo gue meronta ronta. Batin Nata dan Raja bersamaan.

Vano bangkit, cowok itu berpamitan kepada tuan rumah, lalu mengecup sekilas kening Vreya sebelum berlalu pergi, hal itu membuat Arham meradang.

"Anak curut, nggak usah kembali lagi kamu!" geramnya.

Vano tak menjawab, cowok itu terus berjalan tanpa memperdulikan Arham yang terus menyumpah serapahi dirinya.

"Dad, Daddy kek anak kecil tauk." Vreya cemberut "tauk ah, aku ngambek sama Daddy. Sama Abang juga." tukasnya

DIA, ANTAGONIS! (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang