CHAPTER 5

104K 10.3K 177
                                    

Semoga suka
Jangan lupa tinggalin jejak:)

HAPPY READING

Tok
Tok
Tok
Tok

"ABANGGG! BANGUNNN! UDAH MALAM LAGI INI ASTAGHFIRULLAH, BANG LO TIDUR APA SIMULASI MATI? GUE YANG TIDUR JAM SATU LEWAT AJA NGGAK KESIANGAN SAMPE SEGININYA." Dalam satu tarikan napas, Vreya meneriakkan kata-kata itu, sedari tadi ia bolak-balik membangunkan kakaknya itu, namun sang empu tak pernah menjawab ataupun keluar dari balik pintu.

Sudah jam dua belas siang dan Raja belum juga bangun dari tidurnya. "BANG, SEKALI LAGI GUE PANGGIL LO NGGAK JAWAB DAN NGGAK BUKAIN PINTUNYA, GUE BAKAR KAMAR LO!"

"ABANGGGG!!"

"WOYYY, BANG IONNN!!"

"ASTAGFIRULLAH, BANGGGG KEEEE BANGUNNN!"

"AB—"

Ceklek!

"Apa Dek?" Suara serak khas orang bangun tidur itu memasuki indera pendengaran Vreya, matanya melotot menatap penampakkan kakaknya yang baru saja bangun tidur itu.

"APA LO BILANG? GUE UDAH TEREAK-TEREAK DARI TADI BOLAK-BALIK LANTAI BAWAH KE LANTAI TIGA BUAT BANGUNIN LO DAN LO DENGAN SANTAINYA BILANG 'APA'!?'"

Raja menutup telinganya yang berdengung mendengar teriakan membahana itu. "Nggak usah teriak Dek, ntar tenggorokan lo sama gendang telinga Abang yang jadi korbannya," ucap Raja sembari menyumbat kuping menggunakan telunjuknya.

"BODO AMAT!"

"Emang udah jam berapa sih?" tanya Raja

"Jam dua belas siang, Abang keboo! Lo tidur apa simulasi mati hah?" sinis Vreya

Mendengar itu Raja meringis, ia terlena dengan keempukan dan kenyamanan kasur itu, sehingga tak menyadari jika matahari sudah naik.

"Maafin Abang ya?" Tangan Raja terangkat guna menggenggam tangan Vreya. "Abang kecapekan, maaf ya."

Vreya menghembuskan napas berat, tangannya melepaskan tangan Raja. "Iya, gue maafin, tapi jangan diulang lagi ya! Lebih baik bangun dulu, baru lanjut tidur!"

"Iya, Abang janji."

"Ya udah, gue ke bawah dulu." Tangannya menyerahkan paperbag yang sedari tadi tergeletak di sampingnya. "Nih, pakaian lo, ntar kalo abis mandi turun, makan, abis itu kita ke mall beli barang-barang keperluan lo, okay!"

Raja mengangguk mengerti. "Ya udah, Abang mandi dulu" ucapnya lalu mulai beranjak membersihkan diri.
.
.
.
.
Tak
Tak
Tak

Mendengar suara langkah kaki itu, Vreya menoleh, di sana ia mendapati kakaknya yang sudah rapi dengan pakaian casualnya.

"Abang makan gih, abis itu kita pergi," ujarnya.

"Lo nggak makan Dek?" tanya Raja

"Gue udah makan tadi" jawab Vreya.

Raja menganggukkan kepalanya, kakinya melangkah menuju dapur yang langsung disuguhkan pemandangan berbagai macam makanan di atas meja. Melihat itu mata Raja memanas, jika dulu ia harus selalu berhemat, sekarang makanan apapun mampu ia miliki.

DIA, ANTAGONIS! (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang