CHAPTER 26

70.2K 7.9K 722
                                    

selamat dtng kawan, bgi pmbca baru🌚

HAPPY READING

"B-bu kita mau tinggal dimana?" tanya Lavender binggung

Liliana tak menjawab, wanita paruh baya itu sibuk menyumpah serapahi Arham. Harga dirinya tercoreng karena diusir secara tidak terhormat.

"Kita juga belum di kasih gaji selama kerja disana Bu, gimana cara kita dapetin tempat tinggal"

"Terus kit--..."

"Diam Lavender!, kamu semakin menambah kepala ibu pusing!" sentak Liliana, Lavender menunduk "i-iya bu" aku kira aku bakal hidup enak, aku kira Tuan Arham Ayah aku.  Beruntung banget Vreya. Batinnya miris

"Ck, Arham sialan, awas saja" ucap Liliana menggertakkan giginya kesal. Sedari tadi,  mereka menjadi pusat perhatian, karena Liliana yang terus mendumel, ditambah tadi ia berbicara lumayan keras kepada Lavender. Namun, Liliana dan Lavender sama sama tidak menyadarinya.

"Ayo, kita cari kontrakan yang dekat dengan sekolah kamu. Ibu masih punya sedikit tabungan" ujar Liliana berlalu pergi terlebih dahulu, meninggalkan Lavender yang tertinggal dibelakang.

...

"Nata pulang!"

Nata berhenti, matanya melihat empat orang yang duduk di sofa "loh loh, ada om, Bang Raja?"

Mata Nata melihat sekeliling "Vreya mana?" tanya nya

"Di bawa sama anak curut!" ketus Arham

"Anak curut?" beo Nata

"Sudah sudah!, Nata, ganti baju kamu!"

"Iya ma" Nata beranjak, cewek dengan rambut sebahu itu melangkah menuju kamarnya. Sampai di lantai dua Nata melihat kamar Vreya.

Tok!!

Tok!!

Tok!!

"Vreya yuhuuu"

"Vreyaa"

"Vreyy"

Nata berdecak, tanpa aba aba cewek itu membuka pintu kamar Vreya.

Ceklek!!

"Vre--..." ucapan Nata terhenti, cewek itu menutup mulutnya "OMG, keknya sobat gue udah taken nih" gumamnya

Nata melihat Vreya yang tertidur dalam dekapan Vano, jiwa jomblo Nata meronta ronta "aishhh,  piks besok gue cari cowok"

Cewek itu menutup pintu kamar Vreya dengan pelan "besok gue kudu minta PJ sekalian" kikiknya geli "pantes tadi om Arham muka nya suram, kek nggak di kasih jatah selama sebulan. Eh, tapi kan emang Om Arham udah nggak dapet jatah lagi"

"Astagfirullah,  pikiran gue makin kesini makin kesana" Nata melihat sekelilingnya, ia berdeham, lalu berjalan menuju kamarnya dengan langkah anggun.
.
.
.

Sementara di lantai bawah, Nita yang tidak tahan dengan aura suram yang di keluarkan Arham dan Raja berdehem "ekhemm, kalian kan baru pulang, terus tadi langsung kesini. Jadi, kalian nginep aja sekalian kita reuni" ujar Nita, matanya menatap Arham "mau ya Ham?"

Arham mengangguk setuju, tidak ia biarkan anak curut itu memonopoli putrinya terus menerus, begitu juga dengan Raja.

Melihat itu Nita tersenyum manis "ya udah, kalian bersih bersih sekalian istirahat di kamar tamu, aku mau masak dulu" Nita beranjak menuju dapur

Arham juga beranjak pergi, begitupun dengan Raja. Kedua Ayah dan Anak itu berfikir bagaimana cara memonopoli Vreya kembali.
.
.
.

Malam tiba, Vano terbangun lebih dulu. Cowok tampan itu melihat Vreya yang masih tertidur nyaman dalam dekapannya, ia terkekeh geli.

DIA, ANTAGONIS! (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang