CHAPTER 18

69.7K 7.5K 188
                                    


HAPPY READING

"Vrey!" mendengar itu, Vreya menghentikan langkahnya, cewek cantik itu menoleh, mendapati lavender yang menunduk sembari memilin jarinya "Apa?" tanyanya dengan nada lembut di paksakan

"A-aku berangkat bareng k-kamu ya?"

"Kenapa nggak naik bus?"

Lavender menggeleng "aku pengen berangkat bareng k-kamu, b-boleh ya?"

Definisi orang nggak sadar diri gini ni, anak babu mau berangkat bareng majikan, mana enteng banget lagi ngomongnya. batin Vreya mencibir

"Aduhhh gimana ya Lav, bukan gue nggak mau berangkat bareng lo, mobil gue itu cuma punya dua kursi, terus ntar gue mau jemput my ayang. Gimana dong?" ujar Vreya dengan nada penuh sesal tak lupa mata cewek itu sedikit berkaca kaca.

Melihat mata Vreya yang berkaca kaca, membuat Lavender menggeleng panik "nggak papa Vrey, lain kali aja aku berangkat bareng kamu, kamu jemput pacar kamu aja, biar aku naik bus"

Anjayy pacar, amiinn hihihi

"Beneran nih?" tanya Vreya yang masih tetap mempertahankan aktingnya

Lavender mengangguk "iya beneran"

"Ya udah, gue berangkat duluan ya, lo juga berangkat, ntar telat" balas Vreya dengan senyum manis, enak aja naik mobil gue, ntar kekumanan benalunya nempel lagi

Vreya mulai melangkah memasuki mobilnya, senyum manis dan wajah yang penuh sesal tadi tergantikan dengan raut dingin tanpa ekspresi.

Sungguh hari ini benar benar buruk bagi Vreya, pagi pagi di bangunkan Liliana yang memasuki kamarnya, heyy, bahkan Daddy nya saja harus izin dulu sebelum memasuki kamarnya, ini?, seorang pembantu memasuki kamarnya dengan alasan membangunkan ia yang masih tidur. Vreya terkekeh kecil "berlagak menjadi seorang ibu yang baik ternyata. Benar benar tidak tau diri"

Mobil mewah itu mulai berjalan menyusuri jalan raya, tujuan Vreya sekarang adalah rumah Vano.

.

.

.

Sampai di depan rumah Vano, kening Vreya mengernyit, cewek itu melihat dua buah mobil berwarna hitam terparkir di sana.

Merasakan perasaan tak enak, dengan tergesa gesa cewek cantik itu turun dari mobilnya dan segera masuk kerumah itu, namun nihil, tak ada tanda tanda keberadaan Vano, yang Vreya dapati hanya rumah kosong dengan keadaan yang berantakan.

Bughh!!

Bughh!!

Bughh!!

Mendengar suara seperti orang berkelahi itu, dengan langkah seribu Vreya menuju halaman belakang rumah Vano.

Ketika sampai di sana, mata cewek itu membelalak, ia melihat Vano yang sedang menghajar lima orang berpakaian serba hitam. Mata Vreya melihat seorang pria paruh baya yang memakai pakaian mewah, Vreya yakin, itu bos dari orang orang berpakaian hitam itu.

Dengan senyum miring, cewek cantik itu mengambil tongkat base ball yang tergeletak tak jauh darinya, untungnya, pria paruh baya itu menyampinginya, entah pria itu tuli atau memang tidak merasakan datangnya Vreya. Dengan langkah pelan cewek itu menuju belakang pria itu, sekuat tenaga tongkat base ball itu ia ayunkan dan...

Bughh!!

Dengan sekali pukulan, pria itu jatuh tak sadarkan diri. Keenam orang yang sedang fokus berkelahi tadi menghentikan kegiatan mereka.

DIA, ANTAGONIS! (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang