Seven

94 4 0
                                    

Terkadang yang terlihat indah dan harmonis belum tentu seperti itu kenyataannya. ~ Natalie Wijaya.

***

(Natalie Wijaya)

Perkenalkan namaku Natalie Wijaya dan aku merupakan tetangga terdekat Shely dan Zidan, kami sudah bertetangga selama 8 tahun sejak pertama kali pasangan suami istri yang terlihat harmonis itu pindah kesini. Aku tinggal disini bersama suamiku yang bernama Robby Wijaya yang berprofesi sebagai dokter umum dan kami sudah 12 tahun menikah serta dikaruniai satu orang putra yang sangat berbakti dan cerdas bernama Farrel Mahesa Wijaya yang kini sudah berusia 10 tahun dan duduk di bangku SD kelas 5, sejak berita hilangnya Sakura Yamoto viral di televisi dan sosial media karena profesi Sakura sebagai penulis novel best seller sehingga namanya cukup di kenal masyarakat luas karena salah satu novel karya Sakura yang bergenre thriller-psikologis pernah di film kan juga posisinya sebagai selingkuhan dari Zidan Qaisar yang notabene merupakan suami dari seorang pengacara terkenal pun membuatku bertanya-tanya siapa pelaku penculikan Sakura. Rasa penasaranku yang tinggi pun membuatku ingin masuk lebih dalam kedalam permasalahan rumah tangga Shely dan Zidan walaupun aku tahu resiko apa yang akan aku hadapi jika terlalu ikut campur permasalahan orang lain, namun aku juga tidak bisa tinggal diam melihat kejadian ini.

Sudah sejak kejadian itu viral aku menjadi lebih dekat dengan Shely karena jujur sebagai sesama wanita aku merasa kasihan padanya karena mempunyai suami yang tidak setia serta terjebak dalam toxic relationship, aku sering main kerumahnya untuk sekedar menenangkan perasaannya yang kutahu pasti tengah kacau balau atau bahkan aku sering mengantar makanan ke rumahnya sekalian mengobrol bersama wanita itu. Aku tahu Shely merupakan wanita karier yang selalu sibuk bekerja serta jarang berada dirumah pada siang hari namun aku akan mengunjunginya pada malam hari untuk sekedar menemaninya mengobrol, mungkin Shely akan risih karena kedatanganku yang begitu sering namun tujuanku hanya ingin membantunya dan menghiburnya saja tanpa ada maksud lain.

Robby sudah sering memperingatkanku untuk menjaga jarak dari Shely namun aku tak menghiraukan perkataan Robby karena menurutku Robby tak mengerti apa yang Shely rasakan saat ini, sekali lagi aku hanyalah ingin menjadi tetangga yang baik yang bisa membantu sesama tetangga yang sedang mengalami musibah. Malam ini setelah selesai makan malam sekeluarga bersama Robby dan Farrel aku pun memutuskan kembali berkunjung kerumah Shely yang terletak persis di samping rumahku, Robby yang sudah mengetahui kemana tujuanku pergi pun menghalangi langkahku hingga membuatku kesal dan pertengkaran pun tak dapat di hindarkan.

"Kamu mau kemana malam-malam begini?" Robby berkata dengan nada marah

"Ke rumah Shely" Aku menjawab tanpa sedikitpun menatap wajah Robby

"Buat apa? Ini sudah malam dan kamu ingin bertamu kerumah orang malam-malam begini, apa kamu sudah gila?" Robby berkata kesal padaku

"Sebagai tetangga yang baik sudah menjadi tugasku untuk membantu dan menghibur tetangga yang sedang mengalami musibah, jadi tolong berhenti menghalangi langkah kakiku!!" Aku spontan membentak Robby

"Natalie Wijaya!!" Robby meneriakkan nama lengkapku yang menunjukan bahwa lelaki itu sudah marah besar padaku saat aku sudah berlari keluar rumah menjauhinya, aku tak peduli walaupun Robby akan mengunciku dari dalam dan tak mengizinkanku masuk

Aku sudah sampai di depan gerbang rumah Shely yang terlihat mewah dan megah ini, aku pun segera menekan bel rumah dan keluarlah asisten rumah tangga Shely dengan ekspresi yang sulit untukku jelaskan.

Aku tahu mungkin saja asisten rumah tangga Shely merasa risih dengan kedatanganku yang sudah sering ini lalu juga menganggapku hanya kepo kepada kasus yang tengah viral, padahal sebenarnya tujuanku kesini untuk mengantar makanan serta mengobrol sedikit dengan Shely tanpa ada maksud dan tujuan lainnya.

"Shely, kamu lagi apa?" Aku berhambur memeluk Shely yang terlihat lelah itu

"Lagi istirahat aja nih" Shely menjawab singkat sambil tersenyum yang kesannya seperti senyuman yang dipaksakan

"Oh ya aku bawain kamu Tori No Teba barangkali kamu suka masakanku, aku baru mencoba belajar memasak Japanese food" Aku menyodorkan Tori No Teba yang berada di dalam kotak bekal kepada Shely yang diterimanya dengan senyuman, tadinya kupikir dia akan marah mengingat aku memberinya makanan Jepang yang mungkin saja akan mengingatkannya kepada kasus yang tengah viral ini

"Thanks ya, Nat" Shely tersenyum ramah, senyum khasnya yang selalu dia tunjukkan kepada semua orang

"You're welcome, kalau butuh sesuatu kamu bisa hubungi aku, kamu sudah menyimpan nomor telponku kan?" Aku berkata sambil tersenyum ramah

"Iya sudah kok" Shely mengangguk

"Anggap saja aku sahabatmu yang bisa kapan saja kamu ceritakan keluh kesahmu, aku siap membantu dan mendengarkan kapan pun kamu membutuhkan bantuanku" Aku berkata dengan nada tulus berharap Shely tak menilaiku buruk karena sering main kerumahnya disaat keadaan sedang tidak kondusif seperti sekarang

"Okay, Nat, thank you atas kebaikanmu yang selama ini kamu tunjukkan padaku, aku begitu bersyukur mempunyai tetangga yang baik seperti kamu dan Robby, sekali lagi aku ucapkan terima kasih banyak ya" Shely tersenyum

"Okay, kalau begitu aku pulang dulu ya" Aku akhirnya pamit pulang setelah kurasa sudah tak ada lagi yang perlu dibahas disini

"Ya, be careful, Nat" Shely mengantarku sampai pintu rumah

Di kamarku yang gelap dan dingin ini membuatku tak bisa memejamkan mata padahal aku sudah lelah setelah seharian beraktifitas, disampingku ada Robby yang sudah mendengkur keras yang semakin membuatku tak bisa tidur karena terganggu suara dengkurannya. Karena tak bisa tidur aku pun memutuskan untuk keluar kamar dan duduk di sofa ruang tamu sambil memainkan ponselku, aku semakin penasaran dengan kasus hilangnya Sakura dan siapa pelakunya.

Menurutku tak akan ada api jika tak ada asap begitupun yang kini Sakura alami akibat ulahnya merusak rumah tangga orang lain, entah mengapa aku merasa ada yang janggal dari kasus penculikan ini karena menurutku pelakunya tak jauh dari orang terdekat korban entah itu pacar korban sendiri ataupun teman korban yang tak menyukai keberadaan korban.

Sebagai mantan wartawan jiwa penasaranku kian meningkat setiap harinya dan aku merasa aku harus ikut campur dalam kasus ini, aku yang akan mencaritahu siapa pelaku penculikan Sakura lalu setelah dapat aku akan serahkan ke polisi untuk di hukum yang setimpal dengan perbuatannya.

"Seorang penulis novel best seller hilang diculik seseorang" Aku mencoba menganalisa lagi kejadian yang terjadi

"Menurutku pelakunya masih ada disekitar sini atau bahkan pelakunya adalah orang yang tak pernah kuduga selama ini" Aku berkata lagi

"Sejak kasus penculikan itu viral membuatmu begadang setiap malamnya, Natalie" Aku kaget saat melihat Robby yang sudah berdiri di hadapanku sambil berkata kesal

"Aku tak bisa tidur setelah mendengar suara dengkuranmu itu" Aku memutar bola mata merasa kesal dengan suamiku

"Baiklah kalau begitu aku akan tidur disofa ruang tamu dan kamu tidur di kamar sendirian!" Robby seakan tak terima dengan kritikanku barusan tentang dengkurannya yang begitu menggangguku

"Baiklah!!" Aku yang tak kalah kesal padanya pun pergi ke kamar meninggalkannya sendirian di ruang tamu

Aku merasa Robby seperti selalu menghalangiku untuk mencaritahu siapa pelaku penculik Sakura atau bahkan jangan-jangan Robby sendiri pelakunya, aku pun segera menepis pemikiran itu karena tak mungkin suamiku nekad berbuat jahat seperti itu.

My Perfect Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang