Apakah kamu tahu aku melakukan ini demi kamu, Zidan. ~ Shely Elizabeth Qaisar.
***
(Dari buku diary Shely Elizabeth Qaisar)
Hari ini aku telah mempersiapkan semuanya dengan seteliti mungkin tanpa ada yang terlupakan satu hal pun, aku bersama Doni yang kini tengah bersiap menunggu umpan kami datang. Aku akan menceritakan kronologi kejadian yang sesungguhnya agar cerita ini menjadi jelas, pada sore ini aku yang telah janjian bertemu dengan Sakura pun sudah bersiap di TKP untuk menunggu Sakura datang. Aku yang telah menyamar sebagai Fanny yang merupakan sahabat baik Zidan pun sempat dicurigai oleh Sakura yang tak yakin bahwa aku benar-benar sahabat baik Zidan, namun aku ini adalah seorang pengacara dan kalian tahu bukan kebanyakan pengacara pasti pandai berbicara meyakinkan sehingga Sakura pun mulai percaya jika aku benar-benar Fanny dan dia pun masuk kedalam jebakan maut yang aku buat.
Sakura menelponku untuk memberitahu bahwa posisinya sudah dekat dengan lokasi tempat kami bertemu, aku pun mulai bersiap-siap memakai masker serta memakai wig agar dia tak curiga aku adalah Shely yang merupakan istri sah pacarnya. Aku juga menyuruh Doni untuk bersembunyi sampai aku memberi dia aba-aba untuk keluar dari tempat persembunyiannya, beberapa menit kemudian Sakura tiba disini dan dia pun segera memarkirkan mobil Jeep Rubicon warna Putih miliknya dengan susah payah di garasi karena tempat ini lumayan sempit untuk parkir mobil Rubicon yang notabene berbodi besar.
"This is your house?" Sakura yang baru turun dari mobil Rubicon nya pun berjalan mendekatiku dengan langkah angkuh khas wanita sosialita kelas atas sambil bertanya dengan nada seolah menghina Doni, ya memang TKP yang aku pakai untuk mengeksekusi Sakura adalah rumah Doni yang berukuran tidak terlalu besar tidak seperti rumahku yang berukuran sangat besar dan juga mewah
"Ya, this is my house, sorry ya kalau rumahku tidak sebesar dan semewah apartemen mu dan rumah pacarmu" Aku masih berusaha menahan rasa kesalku melihat kesombongan gadis blasteran Indonesia-Jepang yang kini duduk dihadapanku dengan kedua kaki yang di letakkan di atas meja yang memberi kesan betapa sombongnya dia
"Sorry ya kakiku pegal setelah menempuh perjalanan jauh" Sakura seolah tahu aku tengah menperhatikan cara duduknya sehingga dia segera meminta maaf padaku yang aku tahu merupakan permintaan maaf palsu
"Oh no problem, senyamanmu saja anggap saja ini rumahmu sendiri" Aku tersenyum dibalik maskerku, senyum seorang psikopat
"Oh iya, aku juga pernah ke daerah Bogor berdua dengan Zidan, kami menginap di villa daerah Puncak" Sakura secara tidak langsung membuka aib nya sendiri di depanku yang membuatku sedikit kaget mendengar ceritanya barusan
"Oh ya? Wah pasti seru tuh, kalian benar benar couple goals banget sih, kisah cinta kalian bak dongeng yang wajib di filmkan sih" Aku pura-pura memuji betapa indahnya kisah cinta Sakura dan Zidan hingga membuat Sakura tersenyum bangga padaku, dia kelihatan bangga menjadi pelakor
"Iya seperti novel ke lima ku yang juga sudah pernah di filmkan bahkan sempat viral waktu itu filmnya dan yang menonton tembus sampai 4 juta viewers, aku benar-benar tak menyangka novel ku bisa sampai ke bioskop dan di tonton jutaan orang, this is like a dream for me" Sakura bercerita dengan mata berkaca-kaca, dia terharu melihat dirinya sukses di negara orang
"Aku pernah menonton film itu di bioskop beberapa bulan lalu bersama suamiku, aku bahkan sudah tahu jika film itu di adaptasi dari novel karyamu namun aku tetap saja menontonnya" Aku berkata dengan suara bergetar menahan tangis jika mengingat kejadian itu yang mana saat itu Zidan merasa bangga ketika novel karya selingkuhannya di angkat menjadi sebuah film layar lebar
"Wait a minute, tadi katamu kamu menonton bioskop bersama suamimu?? Apakah kamu sudah menikah??" Sakura bertanya penasaran atau mungkin lebih tepatnya dia sudah mulai curiga padaku
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Wife
Mystery / ThrillerZidan Qaisar : Siang itu aku mendapati kenyataan bahwa beberapa polisi mendatangi rumahku untuk menangkapku setelah bukti sidik jari yang menempel di pisau yang tertancap di perut Sakura Yamoto merupakan sidik jari milikku. Kaget, sedih, marah, aku...