Ketika kamu terjebak kedalam permainanmu sendiri dan yang bisa kamu lakukan hanyalah melarikan diri maka kamu adalah bagian dari orang orang pengecut. ~ Zidan Qaisar.
***
(Zidan Qaisar)
Setelah putusan hakim yang menyatakan bahwa aku tidak bersalah atas kasus pembunuhan yang menewaskan Sakura Yamoto aku pun dinyatakan bebas dari jeratan hukum pidana berdasarkan bukti-bukti baru yang mengarah kepada Shely Elizabeth Qaisar yang merupakan istriku sendiri yang kini menjadi DPO (Daftar Pencarian Orang) sebagai pelaku utama pembunuh Sakura juga dari kesaksian Doni Zulfikar yang merupakan mantan pacar Shely semasa SMA dulu yang menyatakan bahwa dia bekerja sama dengan Shely dalam merancang skenario pembunuhan ini lalu menjadikanku sebagai tersangka, jujur sebenarnya aku sangat ingin menghajar Doni habis-habisan namun aku urungkan setelah dia meminta maaf kepada keluarga Almarhumah Sakura dan berkata jujur dihadapan polisi dan juga hakim, Doni bahkan tak mau menyewa pengacara untuk membantunya meringankan hukuman, dia sudah siap menerima hukuman yang pantas dengan apa yang telah dia dan Shely lakukan selama ini.
Kimmy yang menjadi pengacaraku yang juga telah lelah membantuku selama kasus hukum ini berlangsung terlihat lega saat hakim menyatakan aku tak bersalah dan bebas, dengan menangnya pihakku juga akan membuat namanya naik karena dianggap sebagai pengacara yang hebat dalam menangani kasus kriminal yang penuh drama ini.
Bagiku Kimmy merupakan pengacara yang hebat dari caranya menangani kasus ini yang mana tidak semua pengacara mau membantuku mengingat posisiku sebagai suami dari Shely Elizabeth Qaisar yang merupakan seorang pengacara terkenal juga kasus ini yang telah melibatkan banyak pihak, tetapi Kimmy dengan keyakinan yang dia punya pun bersedia menjadi pengacaraku yang akan mendampingiku hingga kasus hukum ini selesai karena baginya aku bukanlah pelaku sesungguhnya dan dia juga begitu mempercayai semua ceritaku dari awal hingga akhir bukan karena dia telah dibayar untuk menjadi pengacaraku namun karena hatinya berkata jika aku bukanlah pihak yang bersalah.
Aku sudah kembali kerumahku yang selama 8 tahun ini aku tempati bersama Shely dan entah mengapa aku selalu teringat sosok Shely yang entah saat ini berada dimana, dia masih saja berusaha melarikan diri bahkan disaat semua pihak sudah menyatakan bahwa dia bersalah namun usahanya untuk melarikan diri masih dia lakukan. Aku tak menyangka akhir dari perselingkuhanku dengan Sakura akan se-tragis ini, aku juga tak menyangka jika istri yang selama ini aku nikahi ternyata merupakan seorang wanita psikopat yang bersembunyi dibalik wajah cantiknya dan sifat lemah lembutnya serta kepatuhannya kepadaku yang merupakan suaminya sendiri.
Meskipun Shely sudah dicap sebagai pembunuh dan pembohong setelah dia membuat skenario untuk membohongi publik namun image aku sebagai suami yang toxic dan tukang selingkuh tak bisa lepas begitu saja dari publik, bahkan ada beberapa orang yang memang sudah sangat mempercayai Shely sebagai wanita baik-baik pun menganggap bahwa akulah yang membuat skenario menjijikan ini lalu mengorbankan Shely dan kariernya yang sudah dia bangun dengan susah payah selama 8 tahun yang artinya jika Shely dihukum mati nanti maka pihak yang harus bertanggung jawab adalah aku.
Jujur saja aku tak ingin disalahkan atas kasus ini karena aku sama sekali tak terlibat dalam kasus pembunuhan ini namun disatu sisi jika sampai Shely dihukum mati maka aku tetap akan dicap sebagai suami yang buruk dimata publik, aku bingung harus melakukan apa jika Shely benar-benar mati akibat gagal menjadikanku tersangka.
Aku masih berusaha menghubungi ponsel Shely namun nomornya tidak aktif, bahkan aku sampai mengirimkan pesan suara jika nanti Shely mengaktifkan ponselnya dia akan mendengar pesan suara dariku namun sepertinya percuma karena Shely pasti tak akan pernah mengaktifkan ponselnya lagi setelah semua yang terjadi.
Malam ini saat tengah bersantai di sofa ruang tamu aku mendengar bel rumahku berbunyi 3 kali dan aku pun langsung membukakan pintu untuk tamu yang berkunjung ke rumahku, ternyata yang berkunjung adalah Gilbert yang merupakan polisi yang menangani kasus ini. Aku tak mengerti mengapa Gilbert berkunjung kerumahku padahal jelas-jelas hakim sudah menyatakan aku tak bersalah dan bebas dari hukum pidana, mungkin dia ingin menyampaikan informasi penting mengenai keberadaan Shely yang hingga kini masih misterius.
"Ada apa, Pak Gilbert?" Aku bertanya dengan sopan setelah mempersilahkannya untuk duduk di sofa ruang tamuku
"Ada seseorang yang melaporkan penemuan surat misterius yang sepertinya salah alamat" Gilbert menunjukan surat itu kepadaku
"Surat apa ini, pak?" Aku bertanya bingung
"Surat ini ditulis oleh seseorang yang sepertinya ada hubungannya dengan istrimu, dia menuliskan bahwa kondisi istrimu saat ini tengah hamil muda dari bukti sampel urine yang juga dia kirim dan sudah kami lakukan pemeriksaan di laboratorium yang menyatakan bahwa istrimu positif hamil" Pernyataan Gilbert barusan sontak membuatku membulatkan mata tak percaya, bagaimana bisa Shely hamil sedangkan kami sudah pisah ranjang sejak lama, apa jangan-jangan Shely hamil anak Doni mengingat selama aku di tahan oleh polisi Shely pasti sudah tidur dengan mantannya yang masih bucin itu.
"Tidak mungkin Shely hamil anakku, kami sudah pisah ranjang sejak lama bahkan kami saling menjaga privasi masing-masing jadi tidak mungkin dia hamil anakku, mungkin saja dia hamil anaknya Doni" Aku menggeleng tidak percaya, sebenarnya rencana apalagi yang sedang Shely rancang untuk menjatuhkanku
"Dari hasil laboratorium menyatakan bahwa istrimu positif hamil, kamu tidak bisa menyangkal hal itu lagi karena pada kenyataannya memang istrimu saat melarikan diri tengah hamil muda" Gilbert seperti memojokkanku yang membuatku geram padanya
"Ini sudah malam sebaiknya Pak Gilbert segera pulang dan istirahat karena saya sedang tidak ingin diganggu saat ini, silahkan pergi, Pak" Aku bangkit lalu membukakan pintu agar Gilbert segera pergi dari rumahku
"Baiklah, selamat malam, Pak Zidan" Gilbert pamit pulang padaku yang tak kujawab sama sekali
Aku kembali duduk disofa ruang tamu sambil menahan amarahku yang hampir memuncak, bagaimana mungkin Shely bisa hamil disaat keadaan sedang tidak kondusif seperti ini dan juga tidak mungkin dia hamil anakku mengingat kami sudah tidak pernah berhubungan badan lagi sejak insiden ulang tahun dia yang sangat buruk di tanggal 14 November itu. Kami bahkan telah pisah ranjang dan saling menjaga privasi masing-masing, aku merasa Shely tengah menyusun rencana baru lagi untuk menjatuhkanku setelah dia gagal di rencana pertamanya untuk menjatuhkanku.
Keesokan harinya aku mendapatkan kabar dari ibuku yang mengatakan bahwa media tengah membahas masalah ini setelah ibuku menonton televisi siang ini, dari kesimpulan yang bisa diambil bahwa media belum benar-benar berpihak padaku bahkan hingga putusan pengadilan menyatakan aku tidak bersalah tetap saja image jelek masih menempel padaku hingga saat ini.
Aku yang sudah tidak bisa menahan emosiku lagi pun membanting beberapa piring dan gelas ke lantai lalu melempar bingkai foto pernikahanku dengan Shely yang tergantung di dinding ruang tamu ke lantai hingga pecah berserakan, anggaplah saat ini kewarasanku telah menghilang akibat ulah istriku yang psikopat itu.
"Dasar wanita brengsek!! Bisa-bisanya dia hamil disaat keadaan sedang tidak kondusif seperti ini!! Aku yakin dia pasti hamil anaknya Doni, dasar pelacur sialan!!" Aku memaki-maki foto Shely yang kini tergeletak di lantai ruang tamu setelah aku lempar tadi
"Love, kamu lihat keadaanku sekarang, aku benar-benar hancur, love, aku hancur karena istriku yang brengsek itu" Aku menangis sambil bermonolog seolah ada Sakura dihadapanku, kali ini mentalku benar-benar di buat hancur oleh Shely dan aku sudah tidak punya tempat untuk berkeluh kesah lagi setelah kepergian Sakura
"Please pulanglah, love, jelaskan pada seluruh dunia bahwa aku bukan pelaku pembunuhmu, aku benar-benar sangat mencintaimu melebihi istriku sendiri" Aku memukul kepalaku sendiri menggunakan tanganku
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Wife
Mystery / ThrillerZidan Qaisar : Siang itu aku mendapati kenyataan bahwa beberapa polisi mendatangi rumahku untuk menangkapku setelah bukti sidik jari yang menempel di pisau yang tertancap di perut Sakura Yamoto merupakan sidik jari milikku. Kaget, sedih, marah, aku...