Bagian 17

2.8K 313 40
                                    

"Kau sedang apa?"

Rosie terhenyak dari lamunannya oleh suara Chanyeol. Pria itu muncul dari kamar mandi sambil menggulung lengan kemeja putihnya. Sekarang sudah pukul sembilan, mereka sudah kembali ke kamar Rosie setelah menyelesaikan sarapan di restoran beberapa saat lalu--setelah semua keluarga Chanyeol mengizinkan.

"Tidak ada. Aku hanya sedang memikirkan sesuatu. Bukan hal penting." Jawab Rosie.

Chanyeol berjalan menuju kulkas, membukanya, mengeluarkan sebotol air dingin. Dia tidak langsung meminumnya. Tangannya yang berusaha membuka botol tidak bekerja maksimal karena seluruh perhatiannya terpusat pada Rosie yang sedang duduk di sofa.

"Kau masih marah karena aku berbohong?" tanya pria itu. Sambil mendesah, dia menyandarkan punggung ke dinding dan menunduk. "Maafkan aku, Roseanne. Aku sudah menjelaskannya bukan? Aku melakukan ini semata-mata untuk menjaga citraku di depan keluarga besarku. Mereka menyebalkan, aku mungkin akan menjadi bahan olok-olokan jika datang tanpa membawa pasangan. Aku tidak suka diremehkan oleh mereka hanya karena masalah yang itu-itu saja dan sepele. Dan, aku tahu jika kukatakan bahwa acaranya adalah pernikahan, kau pasti tidak mau ikut denganku. Tidak ada pilihan lain, jadi-- "

"Kau sudah menjelaskannya tadi malam, Chanyeol-ssi."

Pria itu tertegun sejenak, lalu tersenyum. "Aku tidak keberatan jika harus menjelaskannya lagi. Bagaimanapun, maafkan aku karena berbohong padamu. Juga, terima kasih sudah mau ikut sarapan pagi ini, kau menyelamatkanku dari mereka sekali lagi. Jika kau masih butuh waktu, aku tidak akan mengganggumu dulu."

Rosie menggelengkan kepalanya, tersenyum hambar. "Sebenarnya aku sudah tidak mempermasalahkannya lagi. Sepupu-sepupumu itu menyenangkan. Aku tidak bosan dan terbawa suasana." Dia menjeda sejenak, lantas menatap Chanyeol untuk menunjukkan keyakinan. "Tidak apa-apa, Chanyeol-ssi. Itu bukan sesuatu yang seharusnya membuatku marah berlarut-larut, bukan begitu?"

"Well, jika kau berkata begitu, aku akan lega." Chanyeol terkekeh, menyesap air dingin di dalam botol. "Jadi kau mau ikut kami ke pantai hari ini? Mereka bilang ingin main wahana di pantai."

"Sepertinya ada yang keterlaluan, huh? Aku tidak memaafkanmu untuk terus memanfaatkanku." Canda Rosie.

"Ah, aku tidak memaksa. Tapi seandainya kau mau, kita bisa pergi berbelanja sekarang, kau tidak membawa baju ganti. Tadi malam juga tidak membeli banyak. Dan juga, tidak akan sampai sore. Aku sudah memesan tiket pesawat ke Seoul pukul 3 sore ini. Itu artinya kau akan berada di tempat tidurmu sebelum malam tiba."

Mengangguk mengiyakan, Rosie kemudian bangkit dan mengambil ponselnya dari meja kecil di samping tempat tidur. Ia tidak peduli lagi dengan apa yang Chanyeol lakukan, karena yang ada di kepalanya saat ini hanyalah apa yang terjadi di restoran tadi. Ia mencoba memikirkan hal itu sambil berpura-pura menggulir layar ponsel agar pria yang sekamar dengannya sejak tadi malam itu tidak bertanya lagi.

Di restoran tadi, dia benar-benar ingin menghampiri Jennie dan bertanya; mengapa gadis itu menyebut nama kekasihnya. Hatinya remuk memikirkan kemungkinan Lisa benar-benar ada di sini bersama Jennie. Tapi bagaimana mungkin? Jelas-jelas kemarin Lisa berada di rumahnya. Sekarang Rosie tidak bisa menahan diri untuk tidak berpikir terlalu banyak, antara kekasihnya benar-benar berada di hotel yang sama dengannya, atau Jennie hanya sedang mempermainkannya, ia tidak tahu harus lebih percaya yang mana.








****

Lisa terbangun untuk yang kesekian kalinya. Sejak Jennie meninggalkannya sendirian, perasaannya menjadi semakin tak karuan. Dia sudah mencoba untuk tidur lagi, setidaknya sampai Jennie kembali agar dia tak perlu merasa kesepian, sayangnya kamar hotel ini tidak cukup nyaman untuk bisa membuatnya tidur nyenyak tanpa adanya Jennie.

Stuck In Her Shadow || Jenlisa ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang