"Sekarang? Aku sedang menunggu mereka untuk sarapan."
"Apa yang akan kau lakukan setelah itu?"
"Aku tidak tahu. Tapi Jisoo bilang dia ingin mengajakku berkeliling."
"Ada banyak hal menarik di sana, kau harus mencoba Disneyland, atau melihat anjing laut berjemur. Bersenang-senanglah, J. Aku mau tidur sekarang."
"Ya, baiklah. Jangan bekerja terlalu keras dan memaksakan diri, itu tidak baik untuk kesehatanmu. Selamat beristirahat."
"Aku tahu..aku tahu. Saat bangun nanti, aku akan meneleponmu lagi."
"Tentu. Selamat malam."
"Selamat malam, Nona Kim."
Jennie tertawa manis sebelum orang di saluran lain mengakhiri panggilan mereka. Ia melihat layar kunci ponselnya sejenak dan menghela napas. Kemudian setelah mengantongi ponselnya, ia berbalik, untuk kemudian terkejut mendapati Lisa berdiri di belakangnya entah sejak kapan.
Dia menatapnya, mata Lisa tampak kosong. Jennie harus melambaikan tangan di depan wajahnya baru setelah itu dia terlihat sadar.
"Maaf, aku sedang memikirkan sesuatu. Kau mengatakan sesuatu?"
Memutar matanya, Jennie melihat ke arah kiri di mana kamar Jisoo berada. "Di mana Jisoo?"
"Ah, dia sudah turun ke lobi."
Mengangguk mengerti, Jennie mengamati Lisa dari ujung kepala hingga ujung kaki. Ia tidak terlihat begitu bersemangat. "Kenapa kau berdiri di belakangku tanpa bersuara?" Tanyanya penasaran.
"Kapan aku melakukan itu?"
"Baru saja."
"Ah. Tadi... kau sedang menelepon, jadi aku tidak ingin mengganggumu." Lisa tersenyum canggung. "Ayo kita pergi. Jisoo sedang menunggu kita."
Si tinggi berjalan lebih dulu ke lift. Jennie memiringkan kepalanya, merasa ada yang tidak beres. Kenapa dia terlihat sangat lemas? Batinnya. Namun ia berakhir mengangkat bahu dan mengikuti Lisa turun ke lobi.
Anehnya, Lisa tidak berbicara sama sekali dalam perjalanan ke lobi. Seperti, dia sedang memikirkan sesuatu dan apapun itu tampak sangat menguras energinya, sehingga membuat Jennie sangat penasaran. Auranya berbeda, matanya sayu dan bahunya merosot, dia juga berjalan dengan langkah yang seperti diseret. Jennie ingin bertanya, tapi ia tidak tahu apakah dia punya hak untuk itu, untuk itu dia akhirnya memilih untuk diam saja.
Mereka akan sarapan di restoran hotel yang berada di lantai yang sama dengan lobi. Ketika sampai di sana, mereka melihat Jisoo sudah duduk dengan berbagai makanan di depannya. Wanita itu benar-benar tidak bisa menunggu.
"Kau ingin mengkhianatiku setiap saat?" Tuduh Jennie sambil menarik sebuah kursi untuk duduk. Lisa melakukan hal yang sama disampingnya.
"Aku takut tempat ini akan ramai dan kita tidak akan mendapatkan makanan. Kenapa kau terus berpikir negatif tentangku? Kau tahu, aku hanya menjaga sarapanmu sampai-sampai aku ditatap aneh oleh para staf."
"Tentu saja. Kau merampok makanan sebanyak ini." Jennie tertawa.
Jisoo benar-benar mengambil banyak makanan. Ia merasa tidak akan bisa menghabiskan semuanya. Tapi Jisoo adalah Jisoo, ia harus mengerti.
"Jadi Lisa... apa kau punya rencana kemana kita akan pergi hari ini?"
Jennie menoleh pada Lisa sejenak, lalu mulai menyendok sosisnya sambil menunggu Lisa yang tinggi dan pendiam itu menjawab.
"Aku tadinya mau mengajak kalian ke Pier 39, tapi itu enam jam perjalanan dan kalau kalian mau ke sana sekarang, rasanya agak terburu-buru. Jadi, bagaimana kalau kita jalan-jalan keliling kota saja hari ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In Her Shadow || Jenlisa ✔️
FanficSetiap perasaan yang masih tertinggal, membuat Lisa sulit untuk benar-benar pergi. Dia sudah mencoba, namun hatinya selalu memaksanya untuk menuju tempat yang sama, meskipun tempat itu tak lagi sama. (Gxg)