Lisa merinding saat hembusan napas Jennie menerpa wajahnya. Mereka saling bertatapan,
Lisa mengenal sorot mata gadis yang kini sudah ia jebak di antara dirinya dan tembok. Suara napas yang tak teratur sama-sama terdengar dari keduanya, yang hanya membuat suasana tegang menjadi semakin intens. Sementara tangannya kini merangkul pinggang Jennie, dan sesekali meremasnya lembut, Lisa berusaha membuat otaknya bekerja lebih baik dari hasratnya, namun sayang sekali itu mustahil.Ini salah, namun Lisa menginginkan Jennie. Dan kenyataan bahwa dia sangat tahu Jennie juga menginginkan hal yang sama, membuatnya semakin sulit melawan hasrat yang mengalahkan logikanya.
"Sial." Lisa berbisik dan memicingkan matanya. Berharap untuk sadar, berharap agar dia mampu menahan godaan ini, tetapi usahanya sia-sia.
Sebab hal yang terjadi selanjutnya adalah, Lisa semakin mengikis jarak di antara mereka, dan menarik tengkuk Jennie hingga bibir mereka menyatu. Hilang sudah akal sehat Lisa, dia lupa dengan segalanya ketika merasakan bibir lembut Jennie membalas ciumannya. Lisa melumat bibir itu dengan rakus dan terburu-buru, seolah tidak ada hari esok.
Adapun Jennie, dia sudah menyerah. Dia mencengkeram salah satu lengan Lisa saat merasakan tubuhnya memanas karena serangan Lisa. Ia mencoba mengimbangi dengan memberikan lumatan yang sama pada bibir Lisa, namun pada akhirnya ia tetap kalah, Lisa lebih pintar dalam hal ini.
Di sela-sela ciuman mereka, tangan Lisa mulai turun, dia meremas pinggang Jennie satu kali sebelum melepaskan tali pengait jubah mandinya, kemudian menyelipkan tangannya hingga dia bisa merasakan kulit lembut perut Jennie.
Tak berhenti sampai di situ, seiring dengan ciuman nya yang mulai turun ke leher Jennie, Lisa menjelajahi tubuh bagian depan Jennie dengan telapak tangannya, hingga tangan itu mendarat pada salah satu bagian sensitif Jennie.
Jennie sedikit terkejut saat Lisa meremas lembut payudaranya, nafasnya tercekat saat merasakan kenikmatan.
Tubuh Jennie lemas, sudah lama ia tidak merasakan ini, jadi tubuhnya sangat, sangat sensitif saat ini. Baru beberapa menit, tapi sentuhan Lisa sudah berhasil membuat Jennie menekan kedua pahanya untuk menahan denyutan di bawah sana.
"Li....." Dia mendesah ketika Lisa mengusap lembut putingnya.
Lisa berhenti menciumi leher Jennie, lalu mengangkat kepalanya untuk menatap Jennie lagi. Dia bisa melihat betapa merah wajah gadis itu sekarang, wajah horny Jennie hanya membuat nafsunta semakin menjadi-jadi.
Perlahan, Lisa melepaskan jubah mandi itu. Masih dengan saling memandang, dia berhasil membuat Jennie telanjang tanpa sehelai benang pun.
Jennie mendesah lagi saat Lisa menarik nya agar tubuh mereka semakin menempel, kemudian menghisap salah satu putingnya yang mengeras, sementara satu tangan Lisa bergerak ke belakang untuk meremas bokong sintalnya.
Tangan Lisa terus bergerak, hingga tiba pada bagian dimana Jennie sangat ingin disentuh. Masih melumat payudaranya secara bergantian, Lisa membuka kaki Jennie dengan satu tangan, dan mulai menggesek intinya dengan sangat pelan.
"Oh my god... f-fuck.." Jennie mendesah lagi merasakan jari Lisa bermain gencar di bawah sana.
"Kau suka?" Lisa bertanya dengan napas memburu, mengangkat wajahnya untuk kembali membanjiri bibir Jennie dengan ciumannya. Jennie mengangguk lemah.
Lisa kemudian melepaskan ciuman itu, hanya untuk melihat wajah Jennie, sementara tangannya di bawah sana bergerak liar mengusap vagina Jennie.
Desahan tertahan Jennie bergema di seluruh ruangan, dia mengencangkan lengannya pada leher Lisa, lalu menyembunyikan wajahnya di sana sambil terus mendesah-desah hebat. Sesekali, Jennie mengisap leher Lisa dengan keras karena tidak tahan dengan kenikmatan yang diterimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck In Her Shadow || Jenlisa ✔️
Hayran KurguSetiap perasaan yang masih tertinggal, membuat Lisa sulit untuk benar-benar pergi. Dia sudah mencoba, namun hatinya selalu memaksanya untuk menuju tempat yang sama, meskipun tempat itu tak lagi sama. (Gxg)