2
Aku terbangun karena merasakan guncangan yang sangat keras pada tempatku berbaring, secara perlahan aku mulai membuka mata dan menyesuaikan dengan cahaya di ruangan tempatku berada, lagi-lagi aku merasakan guncangan yang sangat kencang membuatku harus berpegangan pada kain di bawahku, saat mataku sudah mulai terbiasa dengan cahaya tempatku berada aku mendapati diriku sedang berbaring di lantai?
Dengan berbagai barang berserakan di sekitarku, belum lagi guncangan yang terus datang? Sebenarnya aku ada di mana? Seingatku tadi aku sedang berlari menghindari seorang pembunuh yang sedang mengincar nyawaku lalu aku terjatuh akibat tidak melihat jalan dan kepalaku terantuk trotoar, aku langsung meraba kepalaku, dan benar saja ada goresan tepat di pelipisku.
Guncangan itu kembali datang, dengan limbung aku mencoba berdiri meskipun sangat sulit tapi aku mencoba tetap berdiri. Dengan langkah tertatih aku berjalan menuju pintu yang tepat berada di ujung tempat yang sepertinya gudang ini. Ada beberapa peti berukuran besar di ruangan ini, aku tidak yakin apa isinya, tiba-tiba perasaan ngeri datang ke benakku saat satu spekulasi terlintas di pikiranku.
Jangan-jangan peti-peti ini berisi tubuh orang yang telah menjadi korban dari pembunuh itu? Dengan takut-takut aku segera berlari menuju pintu, aku mencoba mendorongnya dan ternyata tidak di kunci, setelah keluar hampir saja aku jatuh akibat kembali merasakan guncangan, saat aku berjalan lantai di bawahku juga terus bergoyang.
Aku ada di mana sebenarnya? Aku masih berdiri di depan pintu yang baru saja aku lewati pemandangan di depanku hanya berisi lorong yang remang-remang, ya Allah bagaimana nasibku ini? Aku sama sekali tidak tau bagaimana cara agar bisa kabur dari tangan pembunuh itu. Aku kembali mencoba berjalan dengan berpegangan pada dinding di samping kiriku.
Aku terhempas ke dinding sebelah kanan saat merasakan kembali goncangan, aku segera berdiri dengan tegak dan mencoba berjalan dengan langkah perlahan. Akhirnya aku bisa keluar dari lorong panjang ini dan menemukan diriku berdiri di dek kapal? Yang benar saja sebenarnya aku berada di mana? Aku segerea mencubit lenganku karena mengira semua ini hanya mimpi belaka.
Tapi saat aku merasakan sakit di langanku aku langsung merasakan wajahku memucat, jangan-jangan pembunuh itu akan membuangku ke laut? Atau lebih parah lagi pembunuh itu akan menjualku sebagai tenaga kerja illegal? Pikiranku semakin kacau saja aku berjalan menuju pagar di depanku dan menemukan pemandangan laut lepas di depanku berarti sekarang aku benar-benar berada di kapal?
"Who Are You?" suara dalam dari arah belakangku membuat aku reflek menoleh dan menemukan seorang pria seusiaku sedang berdiri di depanku. Dengan kemeja berwarna putih yang di gulung sampai ke siku, rahang tegas di tambah dengan tatapan mata tajam. Pemuda itu sangat tampan.
"What are you doing here?" aku langsung gelagapan saat mendengar dia kembali bertanya. Bagaimana ini apakah dia bos dari si pembunuh? Atau lebih parah lagi dia orang yang sudah membeli aku?
"A—aku..." dengan terbata aku mencoba menjawab, pria di depanku hanya menatap datar dengan salah satu alisnya terangkat menunggu penjelasanku. "A—aku tidak tau, ini di mana memang?" Tanyaku dengan bahasa inggris yang terbata. Meskipun aku sudah terbiasa menggunakan bahasa inggris tapi aura pria di depanku membuatku merasa terintimidasi hanya karena tatapan matanya.
"Saya yang sedang bertanya, kenapa kamu malah balik Tanya hah?" diujung katanya pria itu membentak aku langsung menciut mendengar nada suaranya. "Jack..." tiba-tiba pria itu memanggil seseorang bernama Jack. Ya tuhan apa yang akan pria itu perbuat padaku.
Tak berapa lama seorang pria dengan umur diatas tiga puluhan datang dan langsung menunduk hormat pada pemuda di depanku. "Ya tuan?"
"Siapa gadis ini? Kenapa dia bisa berada di kapal kita?" laki-laki bernama Jack itu menoleh padaku lalu meneliti tubuhku yang berbalut gamis longgar dari ujung rambut sampai ujung kaki membuatku semakin risih. Aku yakin penampilanku sekarang pasti sangat kacau, aku juga tidak yakin kerudungku masih benar, aku yakin penampilanku sangat memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped with You
Short StoryAlexa sama sekali tidak menyangka rasa penasarannya membawa dia dalam masalah, siapa sangka hanya karena tidak sengaja meyaksikan pembunuhan dia malah terjebak di masa lalu bersama orang-orang yang sama sekali tidak di kenalanya. belum lagi pertemua...