20
Ethan tersentak dan segera berteriak melihat tubuh istrinya yang luruh ke lantai. Dengan kasar dia melepaskan infuse yang beraada di tangannya dan menghampiri istrinya. Saat ada beberapa perawat yang berusaha mencegah dirinya dia hanya memelototi mereka dan segera menghambur mencegah kepala istrinya terantuk keramik di bawahnya.
Ethan menepuk lembut pipi istrinya sambil memanggil nama istrinya namun tidak ada rekasi dari Alexa hal ini tentu saja membuat Ethan panic. Dia segera berteriak memitna dokter segera menangani istrinya. Beberapa dokter yang tadinya masih sok melihat pemandangan di depannya segera bertindak dan membantu Ethan membawa Alexa yang langsung di tepis kasar oleh Ethan.
Ethan segera membaringkan istrinya ke ranjang rumah sakit tempat dia berbaring tadi dan segera membentak dokter untuk segera memeriksa keadaan istrinya. Setelah dokter memeriksa keadaan istrinya barulah Ethan merasa sedikit tenang meskipun kepalanya berdenyut dan dia menolak saat beberapa perawat meminta dirinya kembali memasang infuse namun saat akhirnya ada dokter yang meminta dirinya untuk kembali memasang infuse akhirnya Ethan menurutinya.
"Ethan?"
"Aku disini sayang. Aku baik-baik saja."
Alexa langsung menangis mendengar suara suaminya tanganya menggapai wajah rupawan suaminya. Dia tidak tau apa yang akan terjadi pada dirinya jika dia kehilangan suaminya. Seemntara suaminya menggenggam erat tangannya seolah-olah tidak ingin melepaskan genggaman itu Alexa juga tidak keberatan dengan hal itu.
Dengan pelan tangan Ethan mengelus lembut pipi Alexa menghapus air mata istrinya. Para perawat keluar satu persatu dari dalam ruang perawatan itu. Bahkan keluarga Alexa yang awalnya berniat melihat keadaan Ethan mengurungkan niatnya menyaksikan pemandangan di depannya.
"Maaf permisi."
Mereka berdua segera menolah pada seorang dokter wanita yang berdiri di depan pintu ruang perawatan Ethan. Alexa hanya bisa mengernyit melihat dokter Farida berdiri di sana.
"Dokter Farida? Ada yang bisa saya bantu dok?"
"Tidak sayang. Tapi biarkan saya memeriksa keadaan kamu."
Alexa mengernyit bingung lalu membuka suaranya. "Saya baik-baik saja dokter."
"Tidak apa Alexa biarkan saya memeriksa keadaan kamu."
Alexa dengan pasrah mengangguk. Setelah itu dia kembali mengernyit saat melihat senyum di wajah dokter Farida.
"Selamat ya Alexa." Alexa dan Ethan sama-sama mengernyit mendengar ucapan dokter Farida mereka saling pandang dengan bingung.
"Selamat untuk apa dokter?"
"Sekarang ada janin berusia dua minggu dalam kandunganmu."
Ethan dan Alexa sama-sama mengerjap tidak percaya.
"Benarkah?" hanya itu yang mampu keluar dari mulut Alexa namun matanya sudah berkaca-kaca. Dia tidak ingin terlalu bahagia sebelum berita yang baru saja di dengarnya adalah kenyataan.
"Iya sayang selamat ya setelah menanti dua tahun akhirnya Allah mempercayakan kamu dan suami kamu."
"Benarkah?" kali ini giliran Ethan yang bertanya tidak percaya. Dokter Farida kembali mengangguk haru. Dia tentu saja tau bagaimana perjuangan pasangan di hadapannya dalam menanti keturunan.
"Iya."
"Ta—tapi saya tidak pernah merasakan gejala seperti mual-mual dok."
"Itu hal biasa sayang. Lagi pula tidak semua ibu hamil mengalami morning sickness. Ada juga bahkan yang tidak mengalaminya sama sekali. Jaga pola makan kamu Alexa. Saya lihat kamu pucat dan semakin kurus. Sekarang memang tidak berpengaruh pada janin kamu tapi agar janin dalam kandungan kamu semakin kuat kamu harus banyak makan untuk calon anak kalian."
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped with You
Short StoryAlexa sama sekali tidak menyangka rasa penasarannya membawa dia dalam masalah, siapa sangka hanya karena tidak sengaja meyaksikan pembunuhan dia malah terjebak di masa lalu bersama orang-orang yang sama sekali tidak di kenalanya. belum lagi pertemua...