5
Alexa sedang berjalan-jalan dia sangat tertarik dengan desain kapal ini, meskipun tidak terlalu besar tapi terlihat sangat perkasa. Lalu tiba-tiba dia mendengar seruan dari arah depannya dan Alexa mendapati beberapa anak buah hapal sedang berlarian dengan panic, melihat hal itu tentu saja Alexa menjadi ikut panic. Beberapa diantara mereka meneriakkan kata bersembunyi dan lain-lain, lalu terdengar suara ledakkan dan letusan pistol.
Alexa yang tidak tau apa-apa hanya mampu mematung di tempatnya berdiri sampai kemudian dia merasakan tersentak ketika ada orang yang menyeret lengannya, hampir saja dia berteriak, tapi saat mengetahui siapa orang itu dia hanya menyentakkan lengannya.
"Kau pikir apa yang kau lakukan hah? Berdiri seperti orang bodoh di atas saat semua orang menyerukan kau untuk bersembunyi?" terdengar nada keras dalam suara Ethan.
"A—aku tidak tau kenapa mereka berteriak."
Tanpa mendengar omongan Alexa, Ethan segera membimbing gadis itu menuju gudang tempat pertama kali Alexa tiba di kapal ini.
"Masuklah ke dalam salah satu peti" perintah Ethan.
"Apa?"
"Masuklah buruan"
"Tidak mau, memangnya kenapa aku harus masuk?"
"Ya tuhan tidakkah kau mendengar keributan di luar? Kita sedang di serang." Wajah Ethan terlihat sangat khawatir.
"Di serang? Oleh siapa?"
"Perompak."
"Perompak?"
"Bisakkah kau jangan bertanya sekarang dan hanya bersembunyi saja? Aku harus membantu anak buahku melawan mereka.."
"Tapi..."
"Masuklah, dan jangan sekali-sekali keluar terkecuali kau mendengar seseoragn mengetuk peti ini tiga kali." Setelah memastikan Alexa masuk ke dalam peti, Ethan segera keluar dan membantu anak buah kapal melawan perompak.
Ethan tidak menyangka di jaman yang sudah modern seperti ini masih ada saja perompak di tengah laut, dia mengeluarkan senjata laras panjang salah satu senjata yang dia bawa dan sekarang dia sudah siap melawan perompak yang telah berani mengganggu kapalnya.
***
Alexa tidak tau sudah berapa lama dia di dalam peti, sedari tadi dia terus mendengar suara letusan senjata dan suara teriakan, dia hanya bisa berdo'a dalam hati kalau orang-orang dari kapal yang dia naiki selamat semua, terutama Ethan. Di dalam peti ini terdapat sebuah mesin computer yang sudah lumayan canggih dan Alexa harus berhati-hati agar tidak merusak benda itu.
Meskipun sebenarnya Alexa heran kenapa ada computer di dalam peti, Alexa terus memasang telinganya lebar-lebar menunggu orang mengetuk peti tempat dia bersembunyi. Tangan dan kakinya gemetar memikirkan tentang bagaimana nasib yang akan dia terima jika Ethan kalah dengan para perompak itu.
Bagaimana kalau dia di jual sebagai budak? Lebih parah dari itu bagaimana jika para perompak itu malah melakukan tindakan yang bahkan Alexa tidak sanggup untuk membayangkannya. Tiba-tiba Alexa tersadar dan teringat dengan Ashley, bagaimana nasib gadis itu? Ethan tentu saja sudah memberi peringatan pada gadis itu bukan?
Tapi bagaimana kalau ternyata Ethan lupa? Bagaimana nasib Ashley kalau dia menjadi korban dari para perompak? Memikirkan hal itu membuat Alexa gemetar dan dengan nekat dia membuka tutup peti, meskipun awalnya dia sangat bersusah payah membukanya karena terlalu berat tapi pada akhirnya dia bisa membuka penutup peti itu. Dengan perlahan dia keluar dari peti, untuk memastikan Ashley tidak bersembunyi di tempat yang sama, Alexa memeriksa satu per satu peti yang ada di tempat ini.
Semuanya hampir ada dua puluh peti dan semua yang dia periksa kosong hanya berisi satu set computer saja. Alexa semakin gemetar, dengan nekat dia berjalan menuju pintu gudang. Sebelum melangkah dia mendengarkan suara di depan pintu takut ada orang yang lewat, septelah memastikan tidak ada suara dia segera membuka pintu dan berjalan mengendap-endap menuju dek kapal, karena jika harus berjalan menuju kamar dirinya dan Ashley dia harus melewati dek terlebih dahulu.
Dia menengok kearah dek dan langsung terkesiap saat melihat perkelahian dia sana, ada beberapa orang yang tergeletak, Alexa tidak mau membayangkan apa kah mereka masih hidup atau sudah tidak lagi. Dia berjalan mengendap diatara orang-orang yang sedang berkelahi itu, dia tidak bisa membedakan mana anak buah kapal Ethan dan mana yang termasuk para perompak karena penampilan mereka semua sama.
Saat Alexa bernafas dengan lega karena mengira dia sudah lolos dari pertempuran di belakangnya tiba-tiba seseorang mencekal lengannya saat dia menoleh dia langsung menjerit saat mendapati seorang pria berumur diatas tiga puluhan dengan brewok dan kumis tebal yang hampir memenuhi seluruh wajahnya, dia mencoba melepaskan cekalan tangan pria itu tapi tidak bisa, lalu saat pria itu menyeret dirinnya menuju ujung kapal dan berniat membawa dia pergi dari kapal itu, Alexa kembali menjerit sekarang lebih kencang.
Ethan yang mendengar jeritan itu langsung wasada, dan matanya menoleh ke sekeliling mencari-cari keberadaan gadis itu. Dan saat matanya melihat gadis itu yang sudah berada di ujung kapal akan menuju kapal perompak dia segera berlari menerjang siapa saja yang menghalangi jalannya.
Dia berlari sekuat tenaga dan menyentak tangan pria yang telah mencekal lengan gadis itu, pria itu berbalik dan langsung memasang kuda-kuda, Ethan sudah bersiap untuk melawan pria itu, dia langsung melayangkan tinju pada pria itu membaut pria itu tersungkur, tapi karena gadis itu sudah berada di ujung kapal dan kaget meneruma dorongan dari pria yang mencekalnya membuat gadis itu oleng dan hampir terjun ke laut kalau saja Ethan tidak memiliki reflek yang cepat dan menangkap pergelangan tangan gadis itu.
Saat dia menarik gadis itu agar tidak jatuh ke laut dia merasakan pukulan yang sangat keras di tengkuknya dan saat menoleh dia mendapati perompak tadi membawa sebuah balok kayu, dengan pandangan yang sudah muali peniing, Ethan beursaha tetap memabntu gadis itu agar tidak jatuh ke laut, tapi karena terlalu berkosentrasi dengan gadis itu membuat Ethan lengah dan dia sangat terkejut saat sesuatu menusuk perutnya, dan dia mendapati sebuah pisau menacap di perutanya.
Karena tidak siap dengan hal itu, Ethan terjatuh tapi untung saja dia sudah bisa menolong gadis itu, hal terakhir yang Ethan ingat adalah gadis itu berjongkok di depannya dengan wajah sangat khawatir sebelum kegelapan menelannya.
—
Alexa panic saat melihat Ethan tumbang, untung saja setelah itu ada beberapa anak buah Ethan yang menolong mereka dan membawa tubuh Ethan ke dalam kamarnya dan ternyata anak buat ethan sudah berhasil mengalahkan mereka semua, dengan khawatir Alexa melihat keadaan Ethan.
"Apakah kalian memiliki dokter dalam perjalanan ini?" Tanya Alexa pada anak buah Ethan yang masih berdiri di kamar Ethan.
"Ada, tapi dia terbunuh tadi saat melawan para perompak."
"Innalillahi, kalau begitu bolehkan aku meminta salah satu dari kalian mengambil peralatan yang dia bawa?"
"Tentu" lalu salah satu diantara mereka keluar dari kamar Ethan. Tidak lama Ashley masuk ke dalam kamar.
"Ya tuhan Ethan kenapa Irina?"
"Dia terluka saat menolongku, kamu selama pertempuran tadi sembunyi di mana Ash?"
"Ah aku di dalam lemari di kamarku. A—aku tidak kuat melihat darah, Irina tolong kau obati Ethan, kalau sudah tidak ada darah aku akan kembali"
Alexa hanya bisa melongo melihat hal itu, saat anak buah Ethan yang tadi dia minta untuk mengambil peralatan dokter kembali dia segera mengeluarkan peralatan itu, pertama-tama dia membersihkan luka tusukan di perut Ethan, setelah luka itu bersih kemudian dia menjaitnya, setelah itu baru dia perban setelah selesai dia baru sadar kalau Ethan demam tinggi, dia segera mengambil kompres untuk mengompres luka Ethan.
Setelah itu semua awak kapal keluar setelah tau kalau bos mereka sudah di tangani dengan tepat, setelah semua orang keluar lalu Ashley masuk ke dalam kamar Ethan, niat Alexa adalah akan kembali ke kamarany untuk tidur karena terllau lelah, tapi di cegah oleh Ashley, dan akhirnya dengan pasrah Alexa tidur di samping ranjang Ethan.
♥♥♥
nggak tau ini cerita makin gaje apa nggak, tapi semoga kalian tetap suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped with You
Short StoryAlexa sama sekali tidak menyangka rasa penasarannya membawa dia dalam masalah, siapa sangka hanya karena tidak sengaja meyaksikan pembunuhan dia malah terjebak di masa lalu bersama orang-orang yang sama sekali tidak di kenalanya. belum lagi pertemua...