19
Alexa memandang sedih pada beberapa anak kecil yang sedang berlarian di depan rumah sakit tempat dia bekerja. Dadanya terasa sesak tapi A;exa juga tidak ingin menyalahkan orang lain atas apa yang menimpa dirinya. Sudah dua tahun berlalu sejak dia menikah dengan Ethan. Tapi sampai sekarang dia belum di berikan kepercayaan untuk di berikan anak.
Alexa sedih tentu saja apalagi saat diam-diam dia memergoki Ethan yang sedang bercanda dengan riang bersama keponakan mereka. Alexa ingin sekali membahagiakan Ethan terutama karena salama ini dia selalu yang di berikan kebahagiaan oleh suaminya. Ethan selalu menghibur dirinya akibat kesedihannya ini padahal Alexa sendiri tau kalau suaminya sangat mengharapkan anak yang akan melengkapi keluarga kecil mereka.
Mereka sudah mendatangi berbagai dokter dan dari semua pemeriksaan yang mereka lakukan seharusnya tidak ada halangan yang membuat mereka sampai sekarang belum juga memiliki anak. Tapi sekali lagi Alexa hanya bisa bersabar mungkin Allah memang belum mempercayakan dirinya untuk merawat seorang anak.
Mungkin justru yang semakin membuat Alexa sedih adalah perlakuan Ethan yang semakin menyayangi dirinya apalagi mengingat kalau tahun ini usia Ethan akan menginjak tiga puluh tahun. Alexa masih mengingat percakapan mereka di awal pernikahannya kalau Ethan ingin memiliki keturuna sebelum menginjak usia tiga puluhan.
Akhir-akhir ini Alexa selalu menangis sendiri dia tidak ingin Ethan melihat kesedihan dirinya. Alexa tidak ingin Ethan ikut bersedih karena dirinya. Setidaknya Alexa bersyukur karena mertuanya tidak pernah menuntut terlalu muluk agar dirinya segera memiliki keturunan. Meskipun terkadang dia sendiri sadar kalau kedua orang tuanya dan mertuanya juga mengharapkan cucu dari dirinya dan Ethan.
Kakaknya Axel yang baru menikah satu tahun yang lalu dengan wanita pilihannya bahkan sekarang sudah memiliki bayi mereka sendiri. Alexa senang tentu saja karena memiliki keponakan meskipun terkadang dia merasa sedih karena dia belum bisa memberikan hadiah itu untuk suaminya.
"Alexa.." Alexa segera menoleh saat mendengar namanya di panggil oleh Zeera. Dia memberikan senyum pada spupunya itu.
"Eh Ra?"
"Kamu belum pulang? Kebetulan bolehkah aku minta tolong pada kamu?"
"Tentu saja Ra. Apa yang bisa aku bantu?"
"Aku praktek sampai sore. Dan Erik juga pasti pulang sampai malam sedangkan kamu tau sendiri bi Imah menjaga rumah, bolehkah aku minta tolong kamu untuk menjemput Elsa?"
"Tentu saja. Dia masih berada di playgroup?"
"Ya. Tolong ya Alexa. Maaf ya aku sering sekali merepotkan kamu, aku harus segera kembali ke ruang operasi karena ada jadwal operasi hari ini."
Alexa mengangguk dan tersenyum. Zeera memang sering kali menitipkan Elsa ada dirinya. Keponakannya yang baru berumur lima tahun itu sudah terbiasa di titipkan di rumahnya. Elsa adalah anak gadis yang baik dan ceria. Tingkah polahnya terkadang membuat Alexa sangat gembira mungkin karena dirinya yang sampai sekarang belum memiliki keturunan karena itu dia sangat menyayangi Elsa.
Alexa keluar dari rumah sakit kemudian berjalan menuju mobilnya yang terparkir rapi di sana setelah memasukan tas tangannya Alexa segera menalakan mobilnya dan segera beranjak dari parkiran rumah sakit menuju playgroup keponakannya yang letakanya hanya beberapa kilometer dari rumah sakit tempat dia bekerja.
Tidak memerlukan waktu lama sepuh menit saja mobil Alexa sudah terparkir rapi di halaman sebuah play group yang terlihat sudah ramai beberapa muridnya berhamburan keluar dan menghampiri jemputan mereka. Alexa menemukan keponakannya yang sedang bercanda dengan keponakannya yang lain Kian anak dari Feeza. Dan tidak memerlukan waktu lama dia melihat Elsa menangis karena Kiky menarik kuncir kudanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped with You
Short StoryAlexa sama sekali tidak menyangka rasa penasarannya membawa dia dalam masalah, siapa sangka hanya karena tidak sengaja meyaksikan pembunuhan dia malah terjebak di masa lalu bersama orang-orang yang sama sekali tidak di kenalanya. belum lagi pertemua...