Bagian 11

7.8K 568 9
                                    

 halo Alexa datang lagi. semoga kalian suka dan semoga tidak mengecewakan.

11

Baju Alexa basah kuyup akibat keringat. Setiap kali dia membuka mata dunia seolah-olah berputar di sekelilingnya. Kepalanya terasa berdenyut sakit sekali. Dia kembali memejamkan mata karena tidak sanggup untuk membukanya matanya terasa panas dan tenggorokannya juga sama panasnya. kepalanya seperti tertindih, napasnya pendek dan terputus-putus. Matanya pedih dan sulit dibuka. Alexa menangis, tidak kuat dengan panas yang seperti membakar tubuhku. Sudah lama dia tidak sakit parah begini.

Ethan kembali mengganti kain kompres di dahi Alexa. Panas gadis itu tidak semakin turun malah semakin naik seiring berjalannya waktu. Sudah semua orang Ethan mintai tolong untuk menurunkan panas Alexa tapi tidak ada satu carapun yang mereka gunakan bisa menurunkan panas gadis itu. Ethan panic tentu saja. Suhu tubuh gadis itu sudah seperti air panas yang baru saja diangkat dari kompor.

Tubuhnya terasa lemah dan tidak bisa digerakkan. Seseorang menghapus air mata yang mengaliri pipinya. Tangannya hangat. Orang itu juga sudah berkali-kali menyentuh dahinya dan mengganti handuk dingin yang sekarang masih menempel di sana. Alexa memaksa matanya untuk terbuka. Tapi alexa sadar tubuhnya masih terlalu lemah. Tangannya juga masih belum kuat menggenggam.

Ethan semakin gelisah saat melihat tiba-tiba tubuh gadis itu mulai tampak tembus pandang. Ya tuhan apa yang terjadi? Tanyanya dalam hati. Dia mencoba menggapai gadis itu tapi tangannya malah menembus tangan gadis itu, dan sekarang Ethan benar-benar sudah panic sepenuhnya.

Satu jam berlalu dan panas gadis itu sama sekali tidak menurun malah semakin tinggi, Ethan bahkan yakin gadis itu bisa saja kapan-kapan meledak akibtat panas itu, belum lagi napasnya yang terus tersengal-sengal. Tubuhnya memang sudah tidak transparan lagi tapi melihat betapa kepayahannya gadis itu untuk sekedar bernafas membuat Ethan terus emngumpat dalam hati. Ingin sekali dia menggantikan posisi gadis itu melihat bagaimana tersiksanya gadis itu.

Sudah puluhan kali mungkin air dalam baskom untuk mengompres dahi gadis itu dig anti tapi tetap saja panas gadis itu sama sekali tidak berkurang atau menurun. Ethan menggenggam tangan gadis itu erat-erat meskipun dia tau saat gadis itu tersadar nanti pasti gadis itu akan segera melepaskan tautan tangan mereka.

Sudah dua kali pula dia meminta pelayan wanita untuk emngganti baju gadis itu tapi semua itu seolah-olah percuma saja karena detik berikutnya baju gadis itu sudah kembali basah oleh keringat.

Ethan tersentak bangun saat mendengar namanya di panggil. Dia menolah dan mendapati gadis itu sedang menatap lemah pada dirinya. Gadis itu kemudian menunjuk pada arloji jam yang berada di leher gadis itu dengan tangan lemahnya. Ethan mengernyit meskipun begitu dia tetap melihat pada arah yang di tunjukan gadis itu. Jarum panjang menunjuk angka 2015.

"Ini apa maksudnya?" Tanya Ethan sama sekali tidak paham dengan maksud gadis itu.

"Seperti yang sudah aku bilang sepertinya sudah waktunya bagiku untuk kembali ke duniaku." Ujar gadis itu dengan suara yang lirih. Ethan memejamkan mata mencoba tidak berteriak akibat perkataan gadis itu.

"Tolong jangan lakukan itu. Tolong bertahanlah di sini Alexa."

"Kamu tentu tau kalau aku tidak bisa, apalagi kemungkinan beberapa jam lagi Irina asli akan sampai di sini."

"Kamu bisa mengaku sebagai penumpang yang salah masuk kapal"

"Aku tidak bisa Ethan. Kamu lihat jam ini." Alexa menunjukan jam yang masih berada di lehernya membuat Ethan mengangguk. "Aku tidak tau apakah ini benar atau tidak tapi menurut firasatku jam inilah yang membawaku ke sini dan sekarang sudah saatnya aku kembali ke tempatku seharusnya berada."

Trapped with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang