7
"Jangan ganggu dia Drake." Untuk alasan yang Alexa sendiri tidak yakin dia langsung merasa lega saat mendengar suara Ethan. Pria yang di panggil Drake itu kemudian memundurkan tubuhnya dan menatap pada Ethan.
"Oh ayolah Cous, kau tidak mungkin menyimpan wanita cantik ini untuk dirimu sendiri bukan?" pertanyaan itu di lontarkan bersamaan kerlingan jahil pemuda bernama Drake pada Alexa. Tapi bukan itu yang membuat Alexa tidak nyaman melainkan cara pemuda itu menatap dirinya yang terlihat seperti menelanjangi dirinya.
"Aku bilang jangan ganggu dia Drake. Lagi pula kenapa kamu keluar dari kamarmu? Memangnya kamu sudah tidak merasa mual lagi?"
"Ayolah aku bosan di dalam kamar lagi pula air sedang tenang sekarang. Dan aku butuh hiburan setelah selama satu minggu hanya kau habiskan di kamar saja. Tidak keberatan bukan jika kamu membagi wanita cantik ini?"
"Jangan coba-coba menyentuhnya Drake, karena kamu akan langsung berhadapan denganku."
"Uhh.. sepertinya kau sangat menyukai dia Cous? Baiklah aku akan mencari gadis lain saja." Setelah itu pemuda itu segera berlalu dari hadapan mereka membuat Alexa bernafas dengan lega.
"Kau tidak apa-apa?" pertanyaan dari Ethan hanya Alexa jawab dengan anggukan, sejujurnya kakinya masih gemetar akibat pemuda tadi. "Kau yakin kau tidak apa-apa? Maafkan Drake, dia sepupuku dia tidak pernah menyukai pelayaran sama seperti Ashley tapi dia lebih parah. Satu minggu dia tidak pernah keluar dari kamarnya membuat emosinya tidak terkontrol. Tapi kau tidak usah khawatir semuanya akan baik-baik saja."
Alexa hanya kembali mengangguk untuk menjawabnya, kemudian dia langsung berpamitan pergi dari hadapan Ethan. Dia kembali berjalan di sekitar dek kapal.
"Keberatan jika aku temani?" lagi-lagi dia mendengar suara Ethan kali ini tepat berada di belakanngya.
"Tidak, silahkan." Jawab Alexa dengan kaki yang terus melangkah dengan ringan dia bisa merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya. Suasana kapal terlihat tidak terlalu ramai tapi tidak sepi juga. Tapi Alexa senang berada di sini apalagi dengan keberadaan seseorang di belakangnya. Lalu dia teringat kalau dia tidak seharusnya berada di tempat ini.
"Satu minggu lagi mungkin kita akan mendarat di negara terdekat untuk mengisi bahan bakar dan makanan." Ujar Ethan. Alexa hanya mengangguk dia merasa sedih sekaligus takut. Sedih jika sewaktu-waktu dia kembali ke tahun di mana seharusnya berada dan takut dia tidak akan pernah bertemu dengan Ethan lagi.
Perjalanan laut untuk mencapai daratan masih akan berlangsung satu minggu lagi. Itu berarti masih satu minggu waktu yang di miliki Alexa mungkin untuk bersama Ethan. Dan entah kenapa perasaan akan berpisah dari pemuda itu membuat dada Alexa tiba-tiba merasa sesak.
"Permisi tuan." Kata salah satu pelayan ragu-ragu. Pelayan yang selama ini melayani Ethan dalam mempersiapkan makanan.
"Ada apa Retta?" Tanya Ethan.
"Makan malam sudah di siapkan. Seperti perintah anda."
Ethan mengangguk "Terima kasih Retta. Kami akan segera kesana." Ethan menoleh pada Alexa yang sedari tadi terus melamun. "Mari Alexa."
Alexa terlonjak kaget saat dia mendengar namanya di panggil ternyata sedari tadi dia asik dengan dunia lamunannya sehingga dia bahkan tidak menyadari kehadiran pelayan yang datang. Ethan mengajak Alexa berjalan beriringan meskipun awalnya enggan tapi akhirnya Alexa mau karena tidak ingin bertemu lagi dengan orang yang tadi sempat dia temui.
Meja di tengah ruangan telah di atur rapi. Sepasang lilin putih di nyalakan di tengah meja di hiasi beberapa tangkai mawar Alexa heran di buatnya sehingga dia hanya bisa menaikkan sebelah alisnya. Mawar di tengah meja bukanlah hal biasa untuk dirinya. Tiba-tiba suasana ruang makan menjadi lebih terkesan romantis?
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped with You
Short StoryAlexa sama sekali tidak menyangka rasa penasarannya membawa dia dalam masalah, siapa sangka hanya karena tidak sengaja meyaksikan pembunuhan dia malah terjebak di masa lalu bersama orang-orang yang sama sekali tidak di kenalanya. belum lagi pertemua...