Ketika Noah sedang memanjat tiang, membakar sulur tanaman yang melilit kaki Akando, lagi-lagi terdengar lolongan binatang buas di kejauhan. Tadashi yang panik, mendongak ke arah tiang dan berseru, "Cepatlah!"
Setelah mendengar lolongan itu, Noah turut panik. Ia mempercepat apa yang dilakukannya, tetapi sulur tanaman yang tercipta dari sihir Wendigo tidak bisa hancur semudah itu. Tadashi kembali waspada, menoleh kanan kiri dan bersiap dengan kuda-kudanya. Di dalam keheningan, Tadashi mempertajam pendengarannya, mengantisipasi jika ada pergerakan dari arah mana pun, berhubung kabut yang berada di sekelilingnya cukup tebal dan jarak pandangnya menjadi terbatas. Adrenalin mereka terpacu.
Dari kejauhan, Noah melihat pergerakan di dekat Tadashi dengan sudut matanya. Pemuda itu menoleh dan berteriak, "Tadashi! Di belakangmu!"
Tadashi refleks berbalik, mengarahkan telapak tangan pada siluet yang bergerak di belakangnya dan menyambarnya dengan petir. Wendigo Beta yang terkena serangan melolong kesakitan dan berjalan mundur, kemudian roboh. Dari arah lain, beberapa beta berlari cepat ke arah Tadashi. Pemuda berambut hitam itu kembali mengeluarkan petirnya.
Lalu, Tadashi menoleh pada Noah dan Akando. Ia berkonsentrasi untuk menjauhkan mereka dari kawanan para beta. Hanya dengan pikirannya, tiang tersebut bergerak menjauh, turut membawa Akando serta Noah yang sedang memanjat. Pemuda berambut pirang itu kehilangan keseimbangan dan nyaris terjatuh.
"Hei! Hati-hati!" protes Noah.
Namun, beberapa beta berjalan memutar dan mulai menjadikan Noah dan Akando sebagai sasaran. Tadashi berdecak kesal. Kemudian, ia menarik kembali tiang tersebut hingga posisinya berada sekitar tiga meter darinya. Semua itu tidak ada artinya jika Noah tidak ikut serta menangani para beta bersamanya.
"Bantu aku melumpuhkan para beta terlebih dahulu!" teriak Tadashi pada Noah.
Melihat sekitar setengah lusin Wendigo Beta yang mendekat ke arah Tadashi, Noah terpaksa menunda pekerjaannya dan melompat dari atas tiang, kemudian mendarat di sisi lain Tadashi, lalu menembakkan lidah api pada salah satu beta.
Tadashi kembali fokus menyambar petir dan menjauhkan para beta dari Akando. Meskipun dengan hadirnya Noah, jumlah para beta masih terlalu banyak untuk mereka hadapi berdua. Kawanan makhluk itu berlarian dari segala arah, membuat Tadashi dan Noah terkepung.
Karena kabut yang cukup tebal, pandangan Tadashi menjadi lebih terbatas, dan pertarungannya di alam mimpi Kagumi terasa lebih berat untuknya. Ketika sedang menyambar salah satu beta dengan petir, beta yang lainnya menyerang dari belakang. Cakarnya yang tajam mengoyak bahu belakangnya. Kembali terdengar koakan gagak dan asap hitam tipis yang mengepul dari lukanya. Tadashi berbalik, menendang makhluk itu cukup keras. Ketika beta itu limbung, Tadashi menyambarnya dengan petir hingga kulitnya menjadi kehitaman, lalu ambruk.
Tadashi merasakan perih selama beberapa detik. Perlahan-lahan, bahunya terasa sejuk dan rasa sakitnya berangsur-angsur hilang. Daging dan hoodie-nya yang terkoyak diselimuti asap hitam tipis, perlahan-lahan tersambung kembali seperti semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Walker [COMPLETED]
Fantasy🏆 The Wattys Winner 2022 (Wild Card) 🏆 Wattpad Ambassadors ID's Pick 2024 🏆 Reading List WIA Indonesia Periode 3 Konon, seorang dream walker hanya terlahir satu di setiap generasi. Selama ini, Tadashi Reyes menyangka kemampuannya yang langka ada...