Hari-hari Tadashi di sekolah semakin mirip dengan neraka.
Pagi tadi, pemuda itu tidak sengaja menangkap presensi Evelyn yang sedang berdiri di depan loker. Gadis itu terlihat mengambil beberapa buku dari dalam sana, kemudian memasukkannya ke dalam tas. Setelah selesai, ia mengunci kembali lokernya dan berbalik badan. Tanpa sengaja, pandangan mereka bertemu.
Tadashi baru saja membuka mulutnya, hendak menyapa gadis berambut hitam pendek itu. Namun, Evelyn sudah lebih dulu berjalan berlawanan arah dengannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Masih tidak ada keramahan di wajahnya.
Melihatnya, Tadashi mengembuskan napas kecewa. Pemuda itu kembali melangkahkan kedua tungkainya menuju kelas yang akan dihadirinya pagi ini.
Evelyn Rogers menjadi orang yang bertanggung jawab atas kacaunya perasaan Tadashi beberapa hari ini. Di kelas, tidak ada satu pun pelajaran yang ditangkap oleh kepalanya. Dibandingkan dengan mendengarkan penjelasan guru Kalkulus di depan ruangan, Tadashi lebih memilih menorehkan pensil di belakang buku catatannya. Otaknya telah merekam fitur wajah gadis pujaannya dengan baik, sehingga pemuda itu dapat menuangkannya dalam bentuk gambar tanpa melihat langsung objek aslinya.
Ketika sedang asyik memberikan shading di pipi gadis itu, ucapan guru Kalkulus menginterupsinya. "Mr. Reyes?"
Tadashi tersentak. Ia meletakkan pensilnya di atas meja dan mendongak ke arah wanita paruh baya di depan ruangan. Seluruh murid di kelasnya pun kini mengalihkan pandangan ke arahnya.
"Yes, Ma'am?" ucapnya, berusaha untuk tidak panik.
"Anda yakin sudah berada di kelas yang tepat?" Wanita itu melirik buku catatan Tadashi di kejauhan. "Karena ini bukan kelas Kesenian."
"I'm sorry, Ma'am," lirih Tadashi sambil menutup buku catatan.
"Ujian akhir hanya tinggal menghitung bulan. Lebih baik Anda menyimak dengan serius materi hari ini jika ingin lulus dengan nilai yang bagus," ucap guru Kalkulus sebelum berbalik badan dan kembali fokus pada papan tulis. Teman-teman sekelasnya pun kembali mengalihkan atensi ke depan ruangan.
Di sisi lain ruang kelas, Robert hanya bisa menggeleng-geleng pasrah melihat tingkah laku sahabatnya. Pemuda itu terkekeh pelan, tidak menyangka bahwa Tadashi yang selalu terlihat serius, bisa juga kehilangan fokus karena hal percintaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Walker [COMPLETED]
Fantasy🏆 The Wattys Winner 2022 (Wild Card) 🏆 Wattpad Ambassadors ID's Pick 2024 🏆 Reading List WIA Indonesia Periode 3 Konon, seorang dream walker hanya terlahir satu di setiap generasi. Selama ini, Tadashi Reyes menyangka kemampuannya yang langka ada...