60 | The Long Night [Part 7]

391 124 45
                                    

Sekembalinya Tadashi dan Noah ke dunia nyata, tidak ada tanda-tanda kehadiran Kele di Queens Forest Park

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekembalinya Tadashi dan Noah ke dunia nyata, tidak ada tanda-tanda kehadiran Kele di Queens Forest Park. Di area kosong ini hanya ada prajurit suku Indian yang tergeletak di tanah dengan darah di sekujur tubuh. Sebagian dari mereka berada dalam kondisi kritis dan kesulitan untuk bangun. Sebagian kecil dari mereka telah kehilangan nyawa akibat pertarungan. Tombak-tombak menancap di tanah dan sebagian lagi berserakan begitu saja. Pohon sakral masih utuh berdiri. Kobaran yang berasal dari api dan petir pun sudah mengecil.

"Oh, no. Di mana Kele dan Wendigo?" lirih Noah, sama kalutnya seperti Tadashi.

Dengan sigap Tadashi berlari dan berlutut di hadapan salah satu pejuang wanita yang terluka. Ia meringis, menutupi perutnya yang bersimbah darah. Pemuda itu mengelus bahunya lembut. Perlahan, wanita itu menoleh pada Tadashi.

"Apa yang terjadi?" tanya Tadashi lembut. Meskipun begitu, ia tidak bisa menyembunyikan kepanikannya. Napasnya memburu. Wanita itu menggeleng pelan sebagai jawaban.

Noah turut berlutut di hadapan wanita itu. Meskipun tidak mengenalnya secara personal, tetapi Noah merasa familier dengan wajahnya. Wanita itu menatap Noah dengan napas memburu, berusaha menahan sakit.

"Bertahanlah. Setelah semua ini berakhir, kami akan meminta sang penyembuh untuk memulihkanmu," ujar Noah. Wanita itu tersenyum tipis, lalu mengangguk lemah.

Tadashi menunduk, mengacak-acak rambutnya gusar. Napasnya semakin tidak beraturan, keringat dingin membasahi kening dan tengkuknya. Beberapa saat lalu, sang ibu turut terpengaruh dengan sihir Wendigo dan tertidur, sehingga tidak ada lagi yang bisa menahan makhluk itu. Menyadari hal itu membuatnya kalut setengah mati. Seketika bayangan makhluk mengerikan itu berkelebat di benaknya. Kini, Wendigo telah mengetahui bahwa suku Indian mengkhianatinya. Tidak akan ada yang bisa lolos kali ini. Wendigo akan mendatanginya lagi di setiap mimpi di tidurnya. Setelah Dakota, hal yang lebih buruk bisa saja menimpa ayah dan ibunya. Lalu, Robert dan Evelyn pun akan menerima dampaknya.

Noah menepuk pundak Tadashi beberapa kali. Ketika pemuda itu menoleh, Noah mengarahkan bola matanya ke arah kanan, menunjuk Akando di kejauhan. Pria tua itu tampak rapuh. Ia menopang tangan kirinya dengan tongkat kayu dan berjalan tertatih-tatih. Dengan segera mereka berdua berlari kecil mendatangi pria tua itu, membantunya untuk berjalan.

"Di mana makhluk itu?" tanya Akando, sama kalutnya seperti mereka.

Keduanya menggeleng. Tidak ada yang bisa menjawab pertanyaan itu. Keheningan yang mencekam meliputi ketiganya. Bulan tidak mampu memberi penerangan dengan maksimal akibat awan mendung yang menutupinya. Hanya sisa dari api-api kecil yang membakar rumputlah sumber pencahayaan mereka.

Tadashi mendongak ketika seseorang memanggil namanya. Di kejauhan, ia melihat sang ibu berjalan menghampirinya. Dalam pangkuannya, terbaringlah seekor gagak yang terluka di bagian sayap hitamnya.

"Apakah Daitengu baik-baik saja?" tanya Tadashi pada sang ibu. Ia mengelus-elus lembut kepala burung itu.

Kagumi mengangguk lemah. Wajahnya begitu kusut. Terlihat jelas bahwa wanita itu begitu kelelahan. "Hanya masalah waktu, ia akan berangsur-angsur pulih." Ia menoleh ke salah satu sisi hutan. "Kurasa sesuatu yang besar terjadi setelah aku tertidur."

Dream Walker [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang