4. Hal buruk

21 3 1
                                    

Happy Reading Kawan....

song: Cinta Terakhirku- Bagas RAN


Pandangan seolah tak ingin berkutik dari sosok pria yang duduk jauh darinya. "Katanya pergi sebulan, kok ini ada didepan matanya?" Batin Caca kembali menatap Darwin.

Caca masih kembali meyakinkan diri kalau Darwin sudah pulang.. "2 jam belum percaya?" senggol suster Rina yang juga diundang di acara yang tidak Caca tahu untuk apa.

Itulah hati, tidak mudah untuk memahami sebuah keadaan, "Sebenarnya acara apa sih ini?" tanya Caca. Sedari tadi dia hanya dicueki oleh Illa yang sudah tidak mood akibat dia yang ketiduran. "Jawab dong Rinrin, pliss!" mata Caca dibuat memelas agar perempuan disampingnya menjawab.

"Lo kan mau dilamar Darwin lagi." Jawab suster Rina, menyerah akibat serangan pertanyaan dari temannya itu.

Acara dimulai oleh seorang MC tampan, bahkan dia tidak tahu kalau ternyata kakak dan ibunya datang ke Jakarta. Bukannya bahagia, tapi melihat ibunya dia semakin tidak yakin untuk menikah karena Caca tidak mau ibunya kesepian. Ibunya juga pernah bilang jangan menikah sama orang kaya katanya beliau takut jika dirinya dan keluarganya dihina karena memang mereka dari keluarga sederhana namun sangat berkecukupan.

Duduknya sudah tidak karuan, bahkan dia tidak fokus mendengar penyampaian dari Darwin soal izin kepada ibunya. "Gue ke kamar mandi dulu ya. Jagain tas gue!" padahal dia tidak membawa tas, lagian acara juga ada dirumah.

Caca mondar-mandir di dalam kamar miliknya, dia tidak siap apalagi dihadapkan dengan ibunya yang sudah tidak lagi bersama bapaknya. "Ya Allah apakah semua langkahku selama ini sudah tepat." Curhatnya kepada Tuhan.

Cklek....

Suara pintu terbuka mengagetinya hingga dia harus cepat menghapus air mata dan membenarkan jilbab agar kembali tertata.

"Sudah dipanggil loh kamu buat pemasangan cincin." Pandangannya menatap jari manisnya yang sudah tidak memakai cincin yang dulu engkong beri waktu lamaran pertama karena cincin itu hilang akibat dari Terry yang membuangnya. Sedangkan cincin yang selalu dia pakai adalah cincin biasa pemberian Darwin agar selalu ingat bila mereka terikat.

"Kenapa?" seorang ibu pasti merasakan kesedihan anaknya.

"Buk, aku tidak siap nikah. Bagaimana kalau ibu kesepian!" matanya berkaca-kaca. "Caca takut dengan komitmen buk!" jujurnya. Diantara ribuan alasan hanya itu yang dia berani sebut.

Ibunya tidak merespon apapun, tapi beliau membenarkan jilbab Caca yang tidak rapi lalu memberinya sebuah tisu. "Ibu tidak pernah kesepian, Allah menjaga hidup ibu dengan sangat baik. Dan sekarang tugas kamu menerima pinangan dari pria baik dibawah sana dan tunjukkan jika anak yang ibu didik tidak pernah mengecewakan orang lain!" Caca tau ibunya ingin menangis, tapi sekuat itu ibunya menahan. Andai bisa, dia ingin pinjam hati ibunya untuk menegakkan hidupnya untuk selalu kuat.

Mereka berdua turun dari tangga dan Caca dengan hati-hati menuntun ibunya agar tidak jatuh. "Kesana!" Caca mengangguk. Dia menatap ibu yang sudah duduk disamping kakak ipanya.

"Lama sekali!" gerutu Darwin yang berada disampingnya.

Engkong maju lalu meminta Caca untuk menerima Darwin dalam hidupnya, maka dengan sekali ucap dia siap untuk hidup bersama Darwin atas restu yang dia terima dari orang-orang sekitarnya.

Setelah acara selesai, mereka sempatkan untuk saling bercengkrama. Caca tidak berani berbicara banyak dan hanya memangku keponakan dari kakaknya.

"Dulu Caca sewaktu kuliah di semester 6 dan akan mengambil skripsi dia bilang kalau dia mau dicariin jodoh oleh saya dan nyatanya malah dia mencari sendiri jalan menuju pria yang akan menjadi suaminya." Cerita ibunya membuat dia malu. Lagian memang dulu dia tidak yakin atas pria yang mau sama dia maka lebih baik minta dijodohkan.

Satu Arah (spin off MCMD) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang