29. Darwin

16 0 1
                                    

Happy reading....

Selamat lebaran semuanya, maaf lahir batin ya🥰

Tentang perasaanku-Irwansyah

Darwin menendang semua yang ada disekitarnya mulai dari sofa bahkan mengacak-acak semua kertas berupa surat perjanjian dan lainnya.

Ia mengambil ponsel yang tergeletak di lantai yang terjatuh saat menyudutkan Caca didinding.

"Akash, gue minta bantuan lo sekarang juga. Demi keberlanjutan pernikahan gue sama Caca."

"Pernikahan apa? Kalian kan sudah tidak lagi bersama, untuk apa mengharapkan kembali dengan orang lama?" Jawab Akash dengan suara serak khas bangun tidur.

"Gue jelasin nanti." Tidak mau banyak bicara, Darwin mengakhiri percakapannya dengan Akash. Dia menatap cermin kamar mandi dan melihat disamping rak fastafel ada foto Caca balapan dulu yang dia minta dari temannya.

"Tidak mungkin kita bertemu sekebetulan ini Ca. Bahkan selama aku sedang fokus dengan karier ku, kamu yang menggantikan posisiku di balapan itu, menjaga nama baik anggotaku hingga aku kembali." Dia bermonolog pada foto Caca.

Apa yang membuatnya jatuh cinta pada Caca? Ah dia juga tak begitu yakin tentang jawabannya.

"Tapi ini bukan tentang pemenangnya adalah orang baru atau masa lalu tapi tentang orang yang sama. Itulah perasaanku Ca, tidak lain hanya untuk melindungimu dari siapapun yang berusaha melukaimu."

Suara ketukan pintu terdengar, sepertinya itu Akash. Dia mengusap matanya dengan jari jempolnya lalu meletakkan foto itu kembali.

••••••••••

Sudah hari ketiga Darwin mencoba berbagai cara untuk merayu Caca pulang ke apartmen mereka hanya saja selalu dihalangi oleh Arka yang kecewa terhadap dirinya.

"Besok aku balik kesini lagi ya Ca, semoga kamu berubah pikiran." Dengan lesu Darwin memasuki mobilnya untuk berangkat ke kantor dimana nanti akan ada pertemuan dengan klien besar.

"Pak, dua puluh menit lagi anda harus bertemu dengan pak Daniel." Ucap Bian memberitahu jadwal Darwin.

Dia melihat jam tangannya yang sudah pukul setengah 12 dan harusnya ia berangkat ke masjid untuk melaksanakan sholat jumat.

"Tolong bilang ke pak Daniel untuk memundurkan ke jam 1 ya, saya mau sholat jumat dulu." Darwin melepas jas hitamnya dan ingin keluar dari kantor.

"Tapi pak beliau tidak suka kalau tidak disiplin apalagi soal waktu. Ini terkait keuntungan besar perusahaan ini dan juga kepercayaan perusahaan ini loh pak, pak Darwin harus profesional." Ceramah Bian panjang lebar, tapi dia tak bisa melalaikan kewajibannya apalagi kalau Caca tau dia lebih memilih dunia sudah pasti akan marah.

"Saya tidak bisa Bian, pokoknya kamu pikirin lah bagaimana caranya mereka mau. Ini bukan soal profesional tapi soal kewajiban kepada tuhan saya." Darwin pergi meninggalkan Bian yang sudah kalang kabut menghadapi pak Daniel yang nauzubillah kejamnya.

○○○○○○○

"Bagaimana Bian?" Darwin kembali memakai jasnya dan segera ingin mendengar penjelasan Bian.

"Pak Daniel jelas menolak pak dan mereka membatalkan perjanjian kerja secara sepihak karena menurut mereka anda meremehkan pak Daniel." Ucap Bian menjelaskan semua yang dikatakan sekretaris pak Daniel.

Satu Arah (spin off MCMD) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang