5. Janji yang ditepati

18 3 1
                                    

Happy Reading Kawan....

Song: Ada untukmu-Tyok Satrio


Menatap laptop dari pagi hingga malam, baru menyadari jika Caca belum juga mengabari apakah perjalanannya baik-baik saja. Dia mengambil hp dan sudah menunjukkan jam 11 malam dan ternyata sore tadi Caca meneleponnya 34 kali.

Bahkan tv yang tadi dinyalakan oleh Caca juga belum dimatikan, dia mengambil remot memencet tombol off sedari menunggu teleponnya diangkat. "Kemana sih dia?" dia beralih menelepon Arka, mungkin saja juga dia masuk shift malam.

Akhirnya setelah penantian panjang teleponnya diangkat, tapi bukan Arka melainkan Illa. "Lo kemana saja Darwin?" panggilannya diawali oleh pertanyaan Illa.

Sepertinya ada yang tidak beres apalagi tadi sore dia tidak mengangkat telepon Caca. "Gue ba-baru selesai kerja. Semuanya baik kan?" Dia merapalkan doa agar Caca tidak papa.

"Lo lihat saja dirumah sakit,-" ucapan Illa terpotong dengan suara Arka yang menyuruhnya untuk mematikan panggilan di ponsel. Suara Arka terdengar kesal dan dia langsung saja mengambil kunci mobil dan akan memeriksa sendiri.

Di resepsionis tidak ada suster yang menjaga dan akhirnya dia bertanya pada satpam dimana Caca sekarang dan dia ditunjukkan di ruang lantai 3, disitu terlihat Arka dan Illa yang akan pulang karena tas yang Illa tenteng.

"Siapa yang sakit?" tanya Darwin sambil mengatur nafas akibat berlari tadi ia menjadi ngos-ngosan.

Muka Illa tidak bisa dikondisikan, terlihat wajah memerah menahan amarah. "Caca dipukuli dan ditusuk pisau sama orang. Lo ditelpon kemana aja?" Bentak Arka. "Sibuk boleh, tapi ingat disekitar lo ada manusia yang butuh bantuan." Sambungnya.

Gimana coba dia bisa menjodohkan orang dengan sepupunya yang terlalu mementingkan dunianya sendiri. Baru juga minggu lalu mereka lamaran dan ada saja masalah membuat hubungan menjadi kacau.

Mereka berdua mengantar Darwin melihat perempuan yang masih nyenyak dalam mimpi. Terlihat perban yang membungkus lengan kiri juga beberapa bagian tubuh dan wajahnya lebam akibat pukulan orang tak dikenal. Siapa yang melakukan semua ini? batin Darwin.

"Terima kasih sudah menjaga Caca. Kalian pulang saja." Dia ingin memaki dirinya sendiri melihat kekasihnya tak berdaya dan katanya keadaan Caca sudah membaik dan besok siang bisa pulang. Dia hanya menghabiskan infus semalaman. Kedua pasutri tersebut berpamitan.

Arka mengambil hp disaku celana setelah keluar dari ruangan kamar inap sahabat istrinya. "Bagaimana Kash? Siapa yang melakukan itu?" Arka memang sengaja meminta Akash alias sahabatnya siapa yang melakukan itu atas perintah istrinya.

"Besok kabari saja, buat dia kapok bahkan kalau perlu dipenjara. Kalau semua ini diserahkan pada Darwin, dia tidak mau memperpanjang masalah." Percakapan mereka berdua berakhir.

"Sudah ketahuan siapa?" tanya Illa. Rasanya tidak terima saja kalau ada yang melukai Caca apalagi setau dia sahabatnya tidak memiliki masalah dengan siapapun.

"Aku enggak bisa bayangin kalau saja Akash tidak lewat daerah situ mungkin saja akan terjadi hal buruk." Yaps, yang menemukan Caca tergeletak di sebuah tempat sepi adalah Akash yang sebenarnya akan pergi ke rumah tantenya yang memang daerah situ.

*****

Dengan wajah murung, Darwin hanya mengamati Caca yang siap-siap akan pulang ke rumah dibantu oleh suster Rina. Sebangun dari tidur Caca hanya mendiaminya dan dia paham memang dia salah tidak terlalu peduli dengan panggilannya.

Suster Rina merasakan hawa ketegangan diantara kedua manusia yang bahkan secara perzodiakan mereka amat tidak cocok, yah tapi gimana lagi kalau hati yang menginginkan. "Gue pamit dulu ya Ca!" tangan suster Rina digenggam erat, Caca tidak mau ditinggal berdua dengan Darwin.

Satu Arah (spin off MCMD) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang