9. Nyicil Mahar

16 2 1
                                    

Happy reading kawan.....

~Cara Bahagia-Yotari

♡♡♡♡♡♡

Dari parkiran hingga perjalanan menuju ruang rapat, Caca bungkam seribu bahasa dan dipastikan dia akan dimaki banyak orang didalam sana khususnya para dokter yang biasa mengacuhkan dia dan para sejawat, hanya oknum saja sih yang biasa meremehkan.

"Tas gue mana ya?" dia panik sendiri bila tas yang berisi file untuk rapat tertinggal.

"Ini loh." Darwin melihatkan tas yang memang sedari tadi Caca gendong di belakang, wajahnya memerah malu dengan tingkah konyol yang susah dihilangkan dari dulu (Kekonyolan yang terlihat sangat natural).

"Gak masuk sekalian?" Kali ini dia merasa nano-nano, takut.

Darwin memegang kedua pundak Caca dan menunduk menyejajarkan pandangannya dengan Caca. "Dengerin gue, gak akan terjadi apa-apa selama gue ada dideket kamu." Darwin tersenyum sebagai bentuk dukungan pada calon istrinya dan Caca mengangguk pelan.

Dan tepat jam 11.20 dia baru sampai di ruang rapat, lalu saat masuk dia diperlihatkan beberapa pandangan dari oknum yang sering mengejeknya. Darwin mengatakan akan menungguinya diluar sampai Caca selesai.

"Baik kita mulai saja, dari yang saya pelajari rumah sakit ini perlu diadakan kunjungan ke pasien secara rutin dimana dokter akan didampingi oleh apoteker atau bisa saja secara mandiri." Penjelasan Arka terjeda kala hpnya berbunyi menandakan pesan masuk.

Tampak wajah suami sahabatnya sangat serius dan Caca membayangkan akan sesepi apa hidup dengan Arka sampai akhir hayat. Illa semoga hidup lo enggak monoton dan memilih buat selingkuh seperti Rinrin. Kepalanya menggeleng kenapa sampai kemana-mana mikirnya.

"Dan sebulan lalu sudah saya coba di 5-10 orang secara mandiri dan kadang bersama apoteker Caca soal perkembangan pasien jauh lebih baik. Dari itu saya beserta direktur rumah sakit akan melanjutkan kegiatan visite ke pasien." Arka akan menyusun jadwal dan selambat-lambatnya adalah lusa siang.

Beserta itu ada juga informasi bila bu Mira yang merupakan salah satu senior apoteker menyatakan untuk pensiun di usia 58 tahun. Bila dilihat dari semua apoteker di rumah sakit Pramoedya tertinggal 5 senior. Bisa dipastikan akan ada satu apoteker yang akan mengisi kekosongan dari bu Mira di instalasi rawat inap. Rapat selesai diakhiri dengan pengumuman berakhirnya masa jabatan bu Mira.

"Selamat siang semuanya, maaf sudah membuat kalian semua menunggu." Ucap Arka mengakhiri rapat hari ini dan matanya tidak lepas memandang Caca sengit. Arka marah pada Caca tapi dia belum beranjak dari tempat duduknya. Gawat bila pulang atau nanti dia dimarahi habis-habisan oleh Arka. Padahal sebenarnya ada beberapa oknum dokter yang menunggu didalam hanya untuk adu bicara dengannya.

"Kenapa kalian belum keluar? Ada yang belum jelas atau mau komplain?" Ucapan Arka dapat membuat para oknum dokter yang ingin memarahinya, mereka bergegas pamit keluar untuk melanjutkan pekerjaan. Caca bersyukur saat dokter itu telah pergi tersisa dia dengan Arka yang sudah siap untuk pergi.

Arka menatap Caca yang masih duduk anteng, "gak mau pulang?" Arka memberi kode sebelum dia menutup pintu tersisa dirinya kemudian ia ikut keluar.

"Loh Darwin kemana?" Caca mencari keberadaan calon suaminya dan hanya ada Arka yang ternyata menunggunya didepan.

"Lagi ketemu om Abi. Ikut keruangan gue sebentar!" Caca hanya menghela nafas dan mengikuti Arka dari belakang. Pasti dia akan dimarahi habis-habisan oleh suami sahabatnya itu.

"Sebentar!" Arka berhenti di cafetaria membeli minuman botol juga beberapa snack. "Mau apa?" Caca menggeleng tidak berminat pada jajanan disana.

Berkas berwarna hitam Arka beri kepada Caca dan beberapa lembar itu terdapat jadwal untuk sebulan kedepan tentang kunjungan pada pasien. "Itu sebenarnya mau gue bagi tadi tapi Darwin bilang ada sesuatu yang membuat lo tidak ingin ikut rapat dan setelah tanya pada bu Mira, sikap beberapa oknum yang buat lo tidak nyaman."

Satu Arah (spin off MCMD) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang