33. Tanpa Jeda

12 1 0
                                    

Happy Reading......

Cerai atau mati guys, jawab! Aku bimbang!!!

Takkan berpaling darimu~Deborah Hana

Sebuah tiupan menerpa telingannya dan itu sangat mengganggu tidur pagi Caca. "Jangan ganggu!" Caca menutup telinga dan kembali mencari posisi yang nyaman.

"Ayok kerja!" Darwin sudah mencoba berbagai cara agar Caca mau bangun, tapi hingga pukul 7 wanita itu masih mencari kenikmatan pada kasur putih mereka.

"Sekretarisku." Bisik Darwin kali ini mampu membuat tubuh Caca bergidik ngeri.

Dia bangun dan langsung mendorong Darwin, "mesum banget mukanya pak. Udah ah mau mandi!"

Belum juga Caca masuk, suara Darwin masih buat dia merinding. "Mau saya temani?" Caca tau suaminya itu cekikikan dibelakangnya.

*******

Seperti biasa dia diturunkan di jalan.

"Kemarin lo sama pak Darwin kencan ya? Hati-hati dia udah punya istri dan anak. Ya boleh aja sih mau jadi ani-ani, yang penting jangan ketahuan." Putri mengedipkan satu matanya. Enak aja jadi ani-ani.

"Kegiatan ilegal kok dimaklumi sih Put." Ucap Caca tak suka.

"Eh tapi kok wajah lo capek banget? Semalam ngapain aja sama pak Darwin?" Tanya Putri lagi.

"Noh, bos lo banyak nuntutnya. Kerjaan gak kelar-kelar." Bayangin setiap hari harus pulang jam 11 malam belum juga kalau sampai apartmen masih ikut melek bantuin menyelesaikan semua berkas suaminya agar mereka bisa segera pulang dan bertemu Ilona.

"Baru 4 bulan Ca, sabarin aja." Yah butuh waktu beberapa minggu untuk bisa mengikuti alur.

"Caca, jam berapa ini?" Darwin yang baru datang melihat Caca merumpi didepan lobi dan menyuruh untuk membuntutinya.

Saat sampai di ruang kerja, matanya berkunang-kunang dan tubuhnya ringan seperti kapas.

●●●●●●●●

"Iya ma, sekarang Caca masih istirahat. Maaf ya ma tadi Darwin panik sampai harus nelpon mama." Samar-samar Caca mendengar suara Darwin menelepon, kemungkinan itu mertuanya.

Tangannya meraih kemeja suaminya hingga Darwin menengok kesamping. "Alhamdulillah kamu sudah sadar Ca." Darwin meletakkan ponselnya dan memeluk dirinya.

"Haduh kayaknya aku terlalu capek deh Dar buat pekerjaan diluar profesiku." Dia akhirnya menyerah. Lebih baik dia di apartmen dan menunggu kepulangan Darwin. Akhir-akhir ini memang dirinya gampang capek dibanding beberapa bulan lalu.

"Bukan Ca, itu karena kamu lagi hamil." Beritahu Darwin dengan wajah bahagia.

"Hah?" Caca tidak salah dengar kan?

"Iya kamu ha-mil." Bahkan Darwin mengeja menjadi dua kata.

Kamar itu sekarang menjadi ramai karena tangis bahagia Caca mendengar sebuah kata yang mustahil untuk ia dengar.

"Aku selalu meminta hal mustahil itu cuma sama Allah dan Allah mendengarkan doaku. Sekarang aku dibuat menangis bahagia oleh Allah atas kemustahilan itu." Ucap Caca masih memeluk erat raga suaminya. Darwin pun tak hentinya mengucap syukur atas kebahagiaan itu.

"Tolong jangan pernah lagi menyerah untuk hal apapun." Darwin merengkuh wajah Caca dan hanya dibalas dengan anggukan haru.

"Sepertinya aku sudah tak perlu lagi mempekerjakan wanita ini. Sehat-sehat ya." Darwin mencium kening Caca sangat lama.

Satu Arah (spin off MCMD) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang