11. Takdir yang mengikat

18 3 1
                                    

Happy reading.....

Song: Promise~Melly Goeslaw

Apapun yang menjadi milikmu pada akhirnya takdirlah yang akan menghantarkanya kembali padamu. Tenang ada Allah disisimu.


Caca memandangi tiket pemberangkatan ke Belanda. Dia ragu, tapi ini demi hubungannya dan Darwin untuk selanjutnya.

Caca keluar dari mobil dan membawa paperbag yang berisi kotak makan yang ia buatkan. Lusa dia harus pergi ke Belanda dan ia akan berbohong untuk waktu seminggu.

"Darwin ada di dalam?" Tanya Caca pada sekretaris pria yang ada di depan.

"Iya, beliau sedang bersiap untuk istirahat. Silahkan nona." Caca membuka pintu ruangan Darwin dan benar calon suaminya baru berdiri untuk menuju ke kantin kantor.

"Loh Caca, tumben kamu gak berangkat? Kamu ada masalah lagi sama oknum dokter?"

Caca mengangkat paperbag itu untuk ditunjukkan ke Darwin. "Enggak, gue cuma mau ngabisin jatah cuti buat makan siang bareng."

Darwin dengan senyum manisnya itu mempersilahkan Caca duduk disofa. Dia juga ikut duduk disampingnya.

"Oh ya Ca, maaf mendadak harus kasih tau kamu." Ucap Darwin setelah minum air putih.

"Ada apa? Penting banget?"

"Iya. Gue harus gantiin temen buat penerbangan selama 2 minggu. Temen gue tiba-tiba sakit jadi mau gak mau harus gantiin." Caca mengangguk.

"Kapan Dar kamu perginya?" Tanya Caca sambil menikmati chicken katsu buatannya.

"Malam ini. Maaf ya kita gak jadi jalan-jalan sama Terry ke Bandung." Caca baru ingat mereka akan ke Bandung, untung saja.

Beberapa menit mereka diam, Caca takut ijin. "Gue juga mau ijin ke kamu Dar. Gue mau pulang ke Semarang." Maaf Darwin harus bohong, batin Caca.

"Kenapa? Ibu sehat kan? Kakak ipar atau keponakan ku?" Rasa bersalah menyelimuti perasaannya setelah lihat bagaimana wajah panik juga perhatiannya.

"Eee... enggak, semuanya sehat. Cuma aku tiba-tiba kangen aja, beberapa hari ini aku juga gak bisa tidur karena terlalu kangen." Lagi dan lagi ia berbohong.

"Kapan mau pulang?" Tanya Darwin.

"Malam ini juga. Jadi gue gak bisa nganterin ke Bandara." Beritahu Caca.

Darwin menutup kotak makannya yang sudah tak tersisa lagi makanannya dan Caca mengikuti kegiatan Darwin tersebut, toh dia tidak nafsu makan karena rasa bersalah. "Loh gak dihabisin?" Tanya Darwin melihat makanannya masih banyak.

"Lihat kamu makan malah ikutan kenyang, hehe."

Darwin mengambil kotak makan itu dan dibukanya kembali tutup kotak. "Beneran gak dimakan lagi?" Caca menggeleng.

Darwin menyendokkan nasi dan lauk, Caca meminggirkan tubuhnya karena memang sudah tidak ingin makan.

"Kenapa?"

"Hah kenapa?" Tanya Caca balik.

"Lah tadi ngehindar."

"Kan gue gak mau makan lagi, jangan maksa lah."

"Idih idih siapa juga mau nyuapin." Darwin memasukkan nasi tadi dalam mulutnya. Caca kaget, calon suaminya makan bekas dia. Kalau untuk soal makan pakai sendok yang sama sih pernah tapi kalau sampai makan sisa dia belum pernah.

Satu Arah (spin off MCMD) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang