Haruto melirik arloji yang terpasang apik di pergelangan tangannya.
"Udah jam setengah sepuluh" gumamnya. Buru-buru pria berumur seperempat abad itu mengemasi berkas-berkas yang ada di mejanya.
"Halo, bang. Tolong ambil berkas yang udah gua tanda tanganin di ruangan gua"
"......."
"Iya, gua mau jemput anak gua bentar"
"......"
"Ok, thanks bang Jaehyuk"
tutt
Sambungan telepon terputus. Haruto beranjak dari duduknya. Mengambil sebuah sling bag miliknya, keluaran dari salah satu brand mewah dan terkenal. Tak lupa Haruto juga menyambar kunci mobilnya.
Berjalan menuju basement perusahaannya guna mengambil mobilnya yang terparkir di sana. Haruto segera mengendarai mobil itu. Membelah jalanan kota yang padat karena semakin siang, semakin banyak manusia yang beraktivitas.
Sebenarnya ia tak perlu repot-repot menjemput sang putra. Karena biasanya, sopir pribadi yang ia khususkan untuk sang putra akan menjemput jagoan kecilnya itu. Namun entahlah, mendengar ucapan anaknya semalam, membuat ayah muda itu turun langsung untuk menjemput putranya pulang sekolah.
Haruto sadar betul, ia belum dapat menjadi ayah yang baik untuk sang putra. Terbukti dengan kurang lengkapnya kasih sayang untuk putra kecilnya. Kasih sayang yang seharusnya masih Jeongwoo dapatkan, kasih sayang dari seorang ibu.
Saat Jeongwoo berumur satu tahun, Junkyu meninggalkan mereka. Junkyu juga meminta cerai kepada Haruto. Awalnya Haruto menolak. Karena demi apapun, ia tak mungkin mengakhiri rumah tangganya dengan Junkyu. Terutama setelah lahirnya seorang bayi mungil di antara mereka. Namun Junkyu terus bersikeras. Dan pada akhirnya, Haruto menuruti kemauan Junkyu. Karena ancaman dari Junkyu adalah, ia akan menyebarkan berita Haruto yang dulu menghamili kekasihnya sendiri. Kim Doyoung. Dan Junkyu akan membuat pernyataan bahwa gadis Kim itu berhenti kuliah karena saat itu tengah mengandung anak Haruto. Pada akhirnya, Haruto terpaksa menceraikan Junkyu.
Setelah bercerai dari Haruto, Junkyu meninggalkan dan memberikan Jeongwoo kepada Haruto. Junkyu sendiri memilih pergi untuk mengejar impiannya sebagai seorang model terkenal.
Haruto meremas kuat setir mobilnya kala lampu lalu lintas sedang berwarna merah.
"Maafin papa nak, maafin papa" lirihnya.
•••
Sementara di tempat lain, dua orang anak sedang berjalan dengan riang keluar dari kelas mereka.
Itu adalah Junghwan dan teman barunya, Jeongwoo.
"Juwan, nunggu di kulsi itu aja ayyo!" anak kecil berkacamata bulat itu menarik pelan Junghwan yang ada di sampingnya.
Junghwan mengangguk dan hanya pasrah saat tangannya ditarik pelan oleh Jeongwoo. Membawa dirinya untuk duduk di sebuah kursi panjang yang ada di depan gerbang sekolah.
"Juwan pulang nna thama thiapa?"
"Juwan pulang nna thama buna!" jawabnya dengan nada riang.
"Buna? Buna itu kayak mama yya?"
Junghwan menepuk pelan keningnya. Ia lupa, teman barunya ini pasti akan bersedih jika Junghwan berbicara tentang sosok seorang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAD | HaruBby
FanfictionHaruBby ft Junghwan (GS) ! Doyoung, ibu muda yang harus membesarkan anaknya sendirian tanpa adanya sosok suami di sisinya. "Yang salah ayah sama bunda, bukan kamu. Kehadiran kamu adalah segalanya buat bunda, Junghwan"