Yedam sedang menyelesaikan beberapa berkas yang perlu ia tanda tangani di ruangannya.
"Hahh akhirnya"
Meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku akibat terlalu lama berkutat dengan berkas-berkas itu, Yedam kemudian mengambil sebuah kotak kecil dari dalam laci meja kerjanya.
Kotak kecil itu merupakan sebuah kado yang ia dapat dari seseorang saat ulang tahunnya yang ke 18 beberapa tahun yang lalu. Saat itu Yedam masih kelas akhir sekolah menengah atas. Ia mendapatkannya dari adik kelas sekaligus gadis yang begitu ia cintai meskipun dalam diam. Ya, Kim Doyoung yang memberikannya hadiah itu.
Isinya adalah sebuah jam tangan sederhana yang Yedam yakini harganya tak lebih mahal dari harga sneaker nya. Namun Yedam tak mempermasalahkan soal harga. Karena hadiah itu ia dapat dari sosok gadis yang disukainya, itu sudah cukup bagi Yedam.
Yedam selalu mengenakan jam tangan itu semasa sekolah menengah, bahkan sampai masuk perguruan tinggi tahun pertama. Saat jam tangan itu rusak karena kehabisan baterai, Yedam akan membawanya ke tempat servis jam. Lalu setelah kembali berfungsi, ia akan mengenakan jam tangan itu kembali.
Namun sudah hampir enam tahun jam tangan itu rusak parah dan tak dapat diperbaiki lagi. Jadilah Yedam tak lagi memakainya dan kembali menyimpan jam tangan itu dengan hati-hati di kotak kecil tempat jam tangan itu berasal dan diberikan oleh seseorang padanya. Itu adalah hadiah terindah yang pernah Yedam dapat di hari ulang tahunnya. Sederhana, namun begitu berkesan.
tokk tokk tokk
"Masuk!"
Yedam kembali memasukkan jam ke dalam kotaknya dan memasukkan kotak kecil itu ke dalam laci.
Sunghoon ternyata orang yang mengetuk pintu ruangan Yedam. Pria Park itu berjalan menghampiri Yedam dengan tergesa-gesa.
"Lu abis liat hantu, Hoon?" canda Yedam.
"Ck, bukan. Dam, lu tau Doyoung? Adkel kita pas SMA sekaligus adting pas kuliah itu lho"
"Kenapa nih si es batu nanyain Doyoung?"
"Ya mana mungkin gua gak kenal, orang Doyoung itu cewek yang gua demenin dari dulu!" batin Yedam lagi.
"Kenal. Kenapa?"
"Doyoung yang ngilang lima tahun lalu, bahkan sampe ngelepasin beasiswanya kan?"
Lagi. Bagaimana Yedam tidak tahu, jika Yedam saja mengetahui alasan Doyoung pergi dan melepaskan beasiswa yang susah-susah Doyoung perjuangkan.
"Lu ngapain sih sebenernya? Tiba-tiba nanya ginian ke gua"
Sunghoon berdecak kesal.
"Dengerin gua dulu anjir. Jadi, kemaren istri gua si Sunoo ketemu dia pas istri gua nganter Ni-ki ke sekolahnya. Ter————"
"Eh, bentar-bentar"
Ucapan Sunghoon dipotong oleh Yedam tiba-tiba.
"Apa?" kesal Sunghoon.
"Nganter Niki yang mana nih? Niki Minaj? Nikita Mirzani? Atau Nikita Willy?"
Tolong tahan Sunghoon untuk tidak meninju wajah Yedam karena saking kesalnya.
"Ni-ki, Park Riki. Anak gua!"
"Oh ok ok, paham. Terus?"
"Nah, terus Sunoo ketemu sama Doyoung yang ternyata nganterin anaknya juga. Dari cerita istri gua sih, Doyoung pergi bukan tanpa alasan. Tapi pas itu dia lagi hamil dan orang yang ngehamilin dia itu gak tanggung jawab"
KAMU SEDANG MEMBACA
DAD | HaruBby
FanfictionHaruBby ft Junghwan (GS) ! Doyoung, ibu muda yang harus membesarkan anaknya sendirian tanpa adanya sosok suami di sisinya. "Yang salah ayah sama bunda, bukan kamu. Kehadiran kamu adalah segalanya buat bunda, Junghwan"