Zyfara melangkahkan kakinya menuju pintu utama. Saat ini ia telah berada di halaman rumah Niskala, orang yang begitu dicintai oleh Eric suaminya sendiri. Lebih tepatnya suami dari tubuh yang ia tempati, mungkin jiwanya memang Cesha namun tubuhnya adalah Zyfara. Jadi, tidak salah jika ia dipanggil Zyfara dan menyebut dirinya sebagai Zyfara, bukan Cesha lagi.
Sebelum memencet bel rumah itu, Zyfara menyempatkan diri untuk menghela nafas pelan.
"Semangat Cesha, demi hidup bahagia sebagai Zyfara" gumamnya.
Tak berselang lama setelah ia memencet bel, pintu itu terbuka menampilkan seorang perempuan cantik yang diketahui sebagai Niskala.
"Zyfara?" Tanya Niskala bingung.
Zyfara mengangguk pelan, netranya bergulir lalu menatap Niskala dengan serius "Mari berteman!"
"H-hah?!"
Otak Niskala mendadak seperti berhenti berputar, dihadapkan oleh Zyfara yang tampak berbeda serta keantusiasan dan dengan mudahnya Zyfara mengucapkan kalimat yang mungkin sangat mustahil untuk keluar dari mulut Zyfara.
"Udah, ayok masuk. Kita bicara di dalam"
Niskala masih terdiam menatap Zyfara yang berjalan santai memasuki rumahnya dengan senyuman. Pada akhirnya, Niskala berjalan mengikuti Zyfara dengan perasaan penuh tanya.
Sampai di ruang tamu, Zyfara langsung duduk dengan santai dan masih mempertahankan senyum ramahnya. Niskala sendiri hanya bisa diam dan ikut duduk disana dengan pandangan bertanya kearah Zyfara.
"Apa Eric mengancam mu? Jika iya, maka kau tidak perlu melakukan ini. Aku akan berbicara dan mengancam Eric agar tidak bersikap seenaknya-"
"Aku kesini bukan karena Eric ataupun paksaan darinya, aku hanya ingin menjalin hubungan baik denganmu dan meminta maaf atas semua sikapku dulu" jelas Zyfara dengan raut wajah serius.
"Aku memaafkanmu, sebenarnya dari awal aku memang ingin berteman denganmu dan aku sama sekali tidak ada niat untuk merebut Eric. Aku berani bersumpah untuk itu!"
pfftt ...
"Hahaha ... " Zyfara tertawa keras begitu saja sambil memegangi perutnya, sementara Niskala sendiri sudah terlihat was-was.
Tiba-tiba saja fikiran buruk hinggap di otaknya, Niskala menerka apakah Zyfara tidak serius dengan ucapannya? apakah Zyfara tertawa karena dirinya sudah masuk kedalam ejekan yang dia buat? Mendadak, perasaan sedih sedikit timbul didalam hatinya. Jadi, Zyfara tidak serius untuk berteman dengannya? Ah lagipula siapa dirinya, mana mungkin perempuan kaya seperti Zyfara mau berteman dengannya yang hanya orang biasa dan bukan dari keluarga konglomerat. Niskala tertawa dalam hati, ia menertawakan dirinya sendiri.
"Oh ... astaga, kenapa ekspresi wajahmu seperti itu? Aku hanya tertawa karena ucapanmu yang menyebut nama Eric. Niskala, jika kau ingin bersama dengan Eric maka bersamalah. aku tidak masalah"
"A-apa?"
Zyfara menganggukkan kepalanya "Yahh.. aku sadar bahwa semua yang telah ku lakukan hanya akan membuat Eric semakin membenciku"
"K-kau ... akan berpisah dengannya?"
"Tentu saja! Mengapa ekspresimu seperti itu?" Respon Zyfara santai dengan berakhir memberi pertanyaan.
Niskala menggaruk kepalanya pelan, mengulum senyuman canggung yang dimengerti oleh Zyfara.
"A-aku hanya sedikit-"
"TEKEJUT!" Seru Zyfara dengan keras membuat Niskala terlonjak kaget.
Zyfara tertawa pelan "Maaf mengagetkanmu" ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonist's Wife
FanfictionSaat membuka matanya, Cesha merasa bingung karena berada di tempat yang begitu asing. Hingga dia menyadari bahwa dirinya masuk ke dalam sebuah novel berjudul My destiny yang mana diakhir cerita sang antagonis wanita akan mati ditangan suaminya sendi...