Zyfara duduk berdiam diri kamarnya, matanya terus saja menatap sebuah figura yang menampilkan dua orang berbeda jenis kelamin yang baru memasuki usia remaja. Tangan keduanya saling bertautan, dengan wajah ceria penuh senyuman.
"Jadi Zyfara dan Xavier sudah berteman sejak kecil"
Saat mencoba mencari semua barang miliknya, Zyfara tanpa sengaja menemukan foto itu. Dia memutuskan untuk meletakkan foto itu diatas nakas.
"Lalu apa hubungannya dengan ingatan pagi tadi? Sepertinya dulu hubungan Eric dan Zyfara tidak seburuk itu. Apa mungkin Eric dan Xavier juga sudah dekat sebelumnya? Tapi ... kenapa keduanya seperti musuh bebuyutan jika bertemu"
Zyfara terdiam sejenak, dia mulai berspekulasi bahwa mungkin saja memang dulu dirinya dan Eric memiliki hubungan baik dengan Zyfara, lalu yah begitu lah kalian pasti tau sendiri bagaimana kelanjutannya.
Tok tok tok!
"Masuklah ... "
Pintu kamar Zyfara terbuka, lalu seseorang masuk dan berjalan kearah Zyfara yang sama sekali tak melihat kearah orang itu.
"Seleramu buruk, untuk apa foto jelek seperti itu masih kau simpan?"
Seketika Zyfara menoleh, mendongak kearah lelaki yang kini menatapnya dengan datar.
"Bukan urusanmu!" Balas Zyfara acuh lalu kembali mengalihkan pandangannya.
"Besok aku akan pergi dari mansion ini"
"Oke!"
Eric mengerutkan keningnya menatap Zyfara yang masih saja tak melihat kearahnya "Kau tidak menahanku?" Tanyanya seperti orang bodoh.
Zyfara menggeleng pelan.
"Apa kau sungguh tak memiliki perasaan lagi terhadapku?"
"Kenapa? Apa kau merasa kehilangan?"
"Tidak! Aku hanya memastikan, setelah ini kau tidak akan mengganggu hidupku lagi"
"Hmm ... tidak perlu cemas, aku sudah melupakanmu"
Eric terdiam, entah ingin berbicara apa lagi. Ia juga merasa heran, mengapa dia datang ke kamar Zyfara, harusnya dia tidak kemari.
"Apa kita pernah berteman?"
Eric hanya diam, tidak menjawab pertanyaan Zyfara.
Zyfara menghela nafas pelan "Maaf, jika memang kita teman, seharusnya aku tidak menghancurkan pertemanan itu dengan pernikahan ini" ucapnya menatap Eric dengan senyuman yang membuat Eric merasa aneh.
"Aku tidak pernah menganggapmu sebagai teman"
"Terserah kau saja, lalu apa kita pernah membuat janji? Aku sedikit lupa, bisakah kau mengingatkanku?"
Eric merasa bingung, janji apa yang dimaksud oleh Zyfara. Dia juga tidak ingat, lupakan saja. Untuk apa mengingat hal yang tidak penting baginya.
"Tidak!"
"Ya, aku juga merasa begitu"
"Kalau begitu aku akan kembali ke kamarku"
"Kau kemari hanya untuk berpamitan?"
Eric berdecih pelan "Aku tidak berpamitan!" Jawabnya tegas.
"Lalu tadi?"
Eric membuang muka "Aku hanya ingin memastikan saja, akan repot jika kau menangis seperti anak kecil"
"Lalu?"
"Itu memang sifatmu, bahkan kau akan menempeliku setiap waktu-"
"Diam! Segera keluarlah, sebelum figura ini mendarat dikepala mu" potong Zyfara dengan cepat mengusir Eric.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protagonist's Wife
Fiksi PenggemarSaat membuka matanya, Cesha merasa bingung karena berada di tempat yang begitu asing. Hingga dia menyadari bahwa dirinya masuk ke dalam sebuah novel berjudul My destiny yang mana diakhir cerita sang antagonis wanita akan mati ditangan suaminya sendi...