4

29.3K 2.3K 66
                                    

Brukk

Eric menghempaskan tubuh Zyfara dengan keras ke kasur, ia memandang Zyfara jijik dan merendahkan. Memberikan tatapan dingin namun tak berpengaruh apapun.

Eric tak pernah menyangka jika Zyfara tipe gadis yang gampang bosan, dengan mudahnya ia mencintai lelaki dan berpindah hati. Sekarang, apakah dirinya akan dibuang? Eric tidak akan pernah membiarkan itu terjadi. Ia tidak rela jika harga dirinya direndahkan seperti ini. Ia tidak akan melepaskan Zyfara, gadis itu pantas dikasari.

"Apa sekarang kau mencari korban lagi?"

"Ti-"

"Aku tidak menyangka kau bisa serendah itu Zyfara, memaksaku agar menikah dengamu lalu kau akan membuangku saat bosan begitu? Aku tidak akan membiarkanmu melakukan hal yang membuatku terhina!"

Zyfara menatap garang kearah Eric "HEI!" Teriaknya membuat Eric terkejut.

Zyfara bangkit dan berdiri tepat dihapan Eric, ia sedikit mendongak untuk menatap wajah tampan suaminya itu.

"Apa aku mengatakan bahwa aku mencintai Xavier? Tidak kan, dan kenapa kau marah? Bukankah kau sangat mencintai sahabatmu!?!"

Eric terdiam sejenak, lalu tak lama pria itu berdecih sinis. Ia tau pasti Zyfara seperti ini untuk mendapatkan perhatian darinya, tapi sayangnya ia tak akan peduli dan tak akan tertarik dengan perubahan yang gadis itu lakukan.

Gadis itu, Zyfara suka sekali menempel padanya. Bahkan datang ke kantor lalu marah-marah, semua perempuan yang berdekatan dengannya atau hanya sekedar ngobrol biasa akan Zyfara hancurkan. Untungnya Niskala tidak menjadi korban Zyfara meski sering di kata-katai, tapi Zyfara tidak menghancurkan Niskala. Tentu saja karenanya, ia selalu melindungi sahabatnya sekaligus orang yang ia cintai.

Eric memandang Zyfara dengan dingin "Kau menjijikkan!"

Zyfara melongo mendengar ucapan suaminya, ia tak habis fikir bagaimana mungkin jiwa Zyfara yang asli mencintai manusia gila seperti itu.

"Jika aku menjijikkan, maka ayo berpisah"

Eric mengeraskan rahangnya, ia memandang Zyfara dengan sorot tajam. Berpisah? Ia tau pasti nanti Zyfara akan menyebar fitnah untuknya. Mengatakan alasan berpisah karena selama ini dikasari olehnya, begitu? Tidak akan.

Plak!

Eric menampar pipi Zyfara hingga gadis itu jatuh terduduk diatas kasur. Zyfara meringis, menyentuh pipinya yang memerah akibat ulah Eric, suaminya.

"Aku tidak akan mau berpisah" ucap Eric dengan dingin, lalu pergi dari sana dengan menampilkan wajah datar.

Zyfara sendiri sibuk mengumpat dalam hati, tamparan Eric tidak main-main. Belum ada satu hari jiwanya hidup dalam cerita novel ini tapi sudah menghadapi dua manusia aneh. Pertama suaminya dan yang kedua Xavier yang entah memiliki hubungan apa dengan Zyfara sebelumnya.

Dengan kesal, Zyfara melempar tas nya ke sembarang arah. Melepas high heels nya dengan malas, lalu merebahkan tubuhnya diatas kasur. Menatap langit langit kamar dengan fikiran yang melayang entah kemana.

***

Malam harinya, Zyfara sudah terlihat cantik dengan dress berwarna putih yang melekat ditubuh indahnya. Rencananya, Zyfara ingin pergi ke rumah Niskala. Dia harus bertemu dengan sahabat suaminya itu, jika menjalin hubungan baik dengan Niskala, pasti Eric tidak akan membunuhnya.

"Kenapa lelaki aneh itu tidak mau berpisah?" Gumamnya bertanya-tanya.

"Aku benci lelaki kasar"

"Mau kemana?"

Zyfara menoleh kebelakang, menatap Eric yang berdiri bersedekap diambang pintu kamarnya dengan tatapan datar yang tertuju kearahnya.

"Bukan urusanmu!" Ujar Zyfara dengan ketus.

"Aku suamimu!"

Zyfara tersenyum "Apa sekarang kau sudah menganggap aku sebagai istrimu?"

"Tidak sudi!"

Zyfara terkekeh pelan mendengar jawaban dari suaminya.

"Baiklah-baiklah ... lagi pula kita akan segera berpisah"

"Tidak akan!"

"Tuan Eric, apa sebenarnya masalahmu hah?!"

Eric tersenyum sinis "Aku tau trik mu Zyfara, pasti jika aku menyetujui untuk bercerai kau akan berbicara yang tidak-tidak dengan mempermalukanku di depan umum"

"Kau akan merasa menjadi perempuan yang paling disakiti, mengatakan bahwa aku melakukan kekerasan-"

"Itu fakta!" Sela Zyfara cepat.

Eric menatap tajam kearah Zyfara, perubahan Zyfara sangat tidak bisa ia terima.

Dimana gadis yang selalu bersikap manja terhadapnya? Dimana sikap perempuan sok berkuasa itu? Perubahan sikap dan penampilan Zyfara membuat Eric merasa aneh.

Biasanya Zyfara akan selalu berusaha menarik perhatiannya, bahkan menangis hanya karena dicampakkan. Tapi sekarang benar-benar berbeda, seperti tadi pagi saat dirinya menampar Zyfara, kenapa dia tidak menangis? Biasanya Zyfara akan menangis dan merengek, bahkan menghancurkan barang yang ada.

"Kenapa kau berubah?"

Zyfara berjalan mendekat kearah Eric, sedikit mendongak menatap wajah Eric dengan lekat.

"Semua manusia pasti mengalami perubahan, entah sikap ataupun penampilan"

Eric terdiam, ia berfikir apakah benar Zyfara sudah tidak mencintainya lagi? Sekarang dia bebas jika ingin bersama dengan Niskala? Tentu saja ia senang. Tapi ia juga merasa aneh dengan semuanya yang tiba-tiba berubah, ada perasaan aneh yang membuat Eric tak nyaman.

"Sudah puas melamun? Minggir!" Ucap Zyfara membuat Eric tersadar.

Eric segera menyingkir, memberikan jalan untuk Zyfara. Sementara Zyfara langsung pergi tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun, Eric hanya bisa diam menatap punggung istrinya yang semakin menjauh.

"Harusnya aku senang karena dia tidak lagi menempeliku seperti lem" gumam Eric.

TBC*

Protagonist's WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang